Seiring berjalannya waktu, tidak disangka bahwa Aidan dan Freya masih berusaha untuk memberi kabar satu sama lain. Selain karena mereka pernah seminggu berjuang bersama, mereka juga merupakan agen intel yang membuat informasi semakin mudah di dapat jika bekerjasama. Biasanya, mereka akan bertukar infomasi ketika sedang di lab masing-masing. Hal itu membuat tidak ada yang tahu mengenai relasi mereka.
Lain halnya dengan Darren dan Olivia, mereka ketika awal mulai berkomunikasi sudah diketahui oleh Kepala institusi masing-masing. Hal ini membuat semua akses mereka langsung diputus, karena mereka seorang agen, bukan orang biasa. Dalam kebijakan agen intel, segala sesuatu tentang mereka harus rahasia keluar, dan terbuka di dalam saja.
Sudah hampir sebulan, Aidan dan Freya terus berkomunikasi tanpa diketahui pihak CIA maupun FBI, hingga suatu ketika.
"Gimana Frr….?" Tanya Olivia yang pada saat itu masuk ke lab Freya untuk mendiskusikan suatu hal. Namun, Olivia langsung terdiam, mengetahui Freya sedang berkomunikasi dengan orang lain.
"Ada infomasi baru ga?" Ucap Freya.
"…"
"Oh baiklah, sepertinya intensitas kita berkomunikasi baiknya dikurangi saja, takutnya kita ketahuan." Balas Freya.
"…"
"Semoga ada misi yang melibatkan kita lagi. Sampai jumpa." Tutup Freya lau melanjutkan tugasnya.
"Siapa Frey?"
"EH? Sejak kapan disitu liv?"
"Ga lama kok. Tadi tuh siapa?"
"Oh bukan siapa-siapa." Balas Freya tenang, berharap Olivia tidak bertanya lebih lanjut.
"Oke, gini Frey kalo ada masalah bisa diskusi ke aku. Kita tuh ga boleh ada rahasia. Aku juga selalu terbuka samamu." Tutur Olivia.
"Hmm… iyaa Liv hehehe."Ucap Freya sambil nyengir.
Mereka pun memulai diskusi, mengenai tugas yang diberikan Kepala CIA. Memang akhir-akhir ini, mereka selalu mendapat banyak tugas yang menyibukkan mereka. Selain itu, tugas yang mereka dapat juga bukan dalam tingkat sedang. Mereka harus menguras tenaga dan pikiran agar mampu menyelesaikan tugas tersebut. Hal inilah yang membuat Freya berusaha meminta bantuan dari Aidan.
Sudah lima jam lebih Olivia berada di lab Freya. Namun, lima jam itu serasa sebentar bagi mereka, karena mereka terlalu fokus pada tugas-tugas yang ada. Selain itu, terkadang infomasi yang mereka dapat juga tidak sinkron satu sama lain dari berbagai institusi yang terlibat. Sehingga, membutuhkan analisis yang lebih mendalam untuk mendapat titik temu dan salahnya dimana.
"Gini aja deh Frey, mengenai bagian ini nanti kita diskusi coba ke agen lainnya. Karena masalah lainnya sudah saling terkait. Namun, yang ini tidak jelas sampai sekarang ujungnya kemana." Jelas Olivia.
"Boleh sih, kita juga butuh saran dari agen lain yang lebih berpengalaman. Namun, sebaiknya hari ini cari dulu. Kalau emang tidak bisa, besok pagi kita tanya agen lainnya. Aku ga enak kalau ada yang belum ketemu kek gini."Bujuk Freya.
"Okedeh kita usaha lagi aja dulu." Sahut Olivia.
Ketika mereka berusaha dengan keras, sebenarnya Kepala CIA tersenyum melihat kerja keras mereka. Karena lab khusus Freya dan Olivia disadap oleh Kepala CIA. Awalnya hanya ingin memantau perkembangan mereka, namun akhir-akhir ini pembicaraan Freya rada melenceng dari jalur. Hal inilah yang membuat Kepala CIA sedikit bingung dan membiarkan penyadap diruangan tersebut terus aktif.
"Aidan, sampe mana lo dapat informasinya?"Tanya Darren.
"Gue masih nanya sama…" Ucap Aidan, saat Aidan mengatakan itu, agen yang menjadi asisten Kepala FBI awalnya beranjak dari kursinya, segera kembali dan menambah volume dari speaker untuk mendengar lebih jelas yang diucapkan Aidan.
Sebenarnya baik CIA dan FBI, sama-sama menaruh alat penyadap diruang agen elite khusus mereka untuk mengetahui informasi lebih lanjut. Sayangnya, si asisten tersebut tidak mendengar dengan siapa Aidan bertukar infomasi selain dengan Darren.
"Oh baiklah, tapi lain kali hati-hati takutnya ketahuan." Jelas Darren berbisik dibalas anggukan oleh Aidan.
Darren sudah mengetahui Aidan berkontak dengan Freya, untungnya ia bukan pengkhianat.
"Mengenai perkembangan kasus penyelundupan, gue sudah mendapat berbagai informasi terkait dari berbagai pihak yang bisa diandalkan." Ucap Aidan.
"Namun, mengenai kasus WNA yang membawa senjata, gue belum dapat benang merah untuk mengaitkan semua informasinya. Besok lebih baik kita bahas satu-satu dan mulai mencari solusinya." Ucap Darren.
"Oke, malam ini gue siapkan dulu bahan-bahan yang kita perlukan lagi. Mengenai database yang udah diberikan Kepala kemarin, coba telusuri isinya dan itu darimana aja." Ucap Aidan.
"Oke sip." Balas Darren kemudian kembali ke labnya.
Keesokan harinya, ketika sedang mendiskusikan berbagai kasus. Aidan tidak sengaja berkontak dengan Freya yang juga butuh informasi dari Aidan. Saat itu pula, baik dari Kepala CIA dan Kepala FBI mendengar dengan jelas setiap hal yang mereka diskusikan, namun tetap saja ada hal yang menjadi inti utama tidak mereka dengar.
Mengetahui hal tersebut, Kepala CIA dan FBI segera beranjak ke ruangan lab agen elite khusus mereka dengan emosi. Saat itu pula, terjadi kesalahpahaman antara CIA dan FBI. Mereka berpikir bahwa Aidan dan Freya saling bertukar rahasia yang tidak seharusnya dilakukan. Awalnya mereka berpikir untuk membuat setiap agen memanfaatkan agen institusi lainnya.
Namun, mereka segera berpikir bagaimana jika informasi yang diberi mengenai rahasia institusi yang tidak pernah diketahui pihak lain.
"Freya! Olivia! Kalian ditugaskan bukan untuk memberi informasi kepada pihak FBI. Bagaimana mungkin Eagle Tim yang saya percaya melakukan tindakan seperti ini? Sangat mengecewakan." Ucap Kepala CIA.
"Astaga, sejak kapan anda disana pak?" Ucap Olivia gugup.
"Tidak perlu kalian tahu sejak kapan saya ada disini." Jelas Kepala CIA.
Saat itu, Freya langsung menatap Olivia, ia berpikir bahwa Olivia lah yang membocorkan hal itu. Namun, Olivia menatapnya balik seolah mengatakan bukan dia yang melakukan hal itu.
"Jelaskan kepada saya sekarang!" Ucap Kepala CIA penuh emosi.
"Maaf pak. Bukan maksud saya mengkhianati CIA, bukan maksud saya juga untuk berbagi informasi dengan FBI. Saya tahu bahwa kemampuan kami tidak cukup untuk menyelesaikan semua tugas yang bapak berikan. Karena saya percaya Delta tim, akhirnya saya mau bertukar informasi dengan mereka. Hal itu pun tidak semuanya, kami berdiskusi mengenai hal yang memang diperlukan." Jelas Freya tenang.
"Iya pak, kami juga tidak bodoh memberikan pihak luar informasi mengenai CIA. Kami juga bijak memberikan informasi dengan tujuan mempermudah penyelesaian tugas masing-masing." Sambung Olivia.
"Hah?! Emangnya kalian disini Cuma berdua agen CIA? Kalian masih bisa bertanya kepada agen lainnya. Masih banyak yang lebih professional daripada mereka. Kalian menunjukkan betapa lalainya tim kalian dalam menyelesaikan tugas." Ucap Kepala CIA marah.
"Maaf pak." Ucap Freya dan Olivia.
"Tidak ada lagi komunikasi yang diizinkan kepada FBI. Apalagi kamu Olivia, sudah sangat peringatkan dari awal sebelum Freya kembali waktu itu." Jelas Kepala CIA lalu pergi dari lab tersebut.
"Ha? Emang lo ada komunikasi sama FBI?" Tanya Freya bingung.
"Iya, waktu itu aku gatau mau berbuat apa. Semua berantakan ketika kamu gada disini. Aku ga bisa fokus dan gelisah." Ucap Olivia
"Trus gimana?" Tanya Freya makin bingung.
"Ya, ternyata Darren itu partner se-tim Aidan kondisinya sama kek aku. Rupanya, ketika kami berkomunikasi ketahuan sama Pimpinan. Huft… Sekarang pun ketahuan lagi." Jelas Olivia.
"Ah aku bingung mau gimana lagi." Balas Freya.
Setelah kejadian itu, bagi agen yang terkait, sebenarnya mereka ada rasa saling menyalahkan, mereka juga tahu akan berdampak pada misi mereka yang semakin berat dan semakin sulit untuk diselesaikan.
Mereka tidak dapat berdiskusi dengan orang yang sepemikiran dengan mereka. Hal ini karena mereka awalnya ingin meminta bantuan agen lain, namun tidak ada yang mau memberi kemudahan kepada mereka. Tetap saja mereka berempat saling membutuhkan.
Bagi pimpinan institusi mereka, justru muncul rasa curiga bahwa mereka akan didahului, atau rahasia mereka terbongkar.
Sejak itu pula muncul perang dingin antar institusi. Hal ini menjadikan tiap institusi terus berusaha menampilkan yang terbaik. Mereka juga menutup segala akses yang memungkinkan antar agen berkomunikasi.
Selain itu, Aidan, Darren, Freya, dan Olivia juga tidak mendapat tugas selama dua minggu sebagai hukuman. Mereka juga hanya diberi akses ke tempat pelatihan saja untuk memperkuat fisik mereka. Tidak hanya fisik, mereka juga mendapat berbagai asupan informasi yang terkadang membuat mereka muak. Seolah mereka kembali dilatih seperti baru masuk menjadi agen beberapa bulan silam.
All these people,
They're only looking at me.
This isn't how I really am,
But I keep getting farther away.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up! VOTE for me!
Like it ? Add to library!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.