webnovel

Time

Alyssa memasuki Apartement nya. Ia melihat Jade tertidur di Living Room masih lengkap menggunakan seragam sekolahnya.

Alyssa berjalan ke arah sofa yang Jade tiduri. Ia berlutut dihadapan Jade. Tangannya terulur merapikan sulur rambut yang menutupi sebagian wajah Jade.

"Maafkan Mommy Jade. Mommy belum bisa jadi Orang tua yang baik. Tapi percayalah, Nak. Mommy sangat menyayangimu, lebih dari apapun, lebih dari yang kamu tahu dan kamu adalah satu-satunya permata paling berharga yang Mommy miliki" Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Alyssa. Jade merubah posisi tidurnya dan membuat Alyssa cepat-cepat menghapus air matanya. Alyssa bangkit berdiri dan langsung membopong Jade ke kamarnya.

"Good night Jade. Mommy love you so much" Alyssa mengecup kening Jade dan bergegas pergi ke kamarnya.

*****

Pagi-Pagi sekali Alyssa pergi ke kantor. Terpaksa Alyssa harus melewatkan sarapannya bersama Jade. Sebelum berangkat, Alyssa sudah memasak sarapan dan menyiapkan bekal untuk Jade. Tidak lupa ia juga menulis Note yang ia tempel di kulkas, agar Jade tiak kebingungan mencarinya.

Kringggg ...

Kringggg ...

Suara alarm jam Weker berdering nyaring. Jade langsung terjaga, dan matanya langsung meneliti sekelilingnya. Alisnya berkerut bingung 'Perasaan aku terakhir kali berbaring di ruang tengah, tapi kenapa tiba-tiba aku bisa berada di kamar? Atau Mommy yang pindahin?'

Kringggg ...

Dering alarm membuatnya kembali tersadar dari pemikirannya. Tangannya menggapai Jam weker di atas Night Stand.

"WHATTTTT? 07:30 AM??? GOD!!! MOMMY I'M LATE! OH NOOOO" Jade lompat dari kasur dan langsung berteriak memanggil Alyssa. Ia berlari ke arah kamar mandi sambil merutuki Alyssa yang tidak membangunkannya.

Jade berlari ke arah Kitchen Room siap merajuk kepada Mommynya tapi sayang...Jade tidak menemukan Alyssa dimanapun. Tiba-tiba matanya tertuju kepada secarik Note yang ditempel di pintu Kulkas.

'Good Morning Sunshine. Maafkan Mommy karena tidak bisa menemanimu sarapan. Mommy harus berangkat ke kantor lebih cepat. Jangan lupa sarapan ya. Bekalnya sudah Mommy siapkan. Have a Nice day Jadyy. Mom miss you'

Jade menghela nafas berat. Ia melirik jam tangannya pukul 08:15 AM. Dirinya benar-benar sudah terlambat. Jade menarik bangku dan sarapan dengan lesu. Ini yang ia tidak suka dari pekerjaan Mommy nya. Alyssa sangat sulit memiliki waktu untuk bersamanya. Keinginan Jade tidak muluk-muluk. Dirinya hanya ingin Alyssa meluangkan waktu setidaknya 3-4 jam/hari. Tapi mengapa keinginannya itu sangat sulit sekali terkabul.

Hampir setiap hari penuh waktu Alyssa habiskan di kantor. Alyssa selalu berangkat ke kantor lebih awal dibanding Jade pergi sekolah. Dan Alyssa pun pulang disaat dirinya tengah tidur siang. Bahkan makan malam pun Jade lalukan seorang diri karena disaat ia bangun pasti Alyssa sudah tertidur karena kelelahan seharian bekerja. Jade paham betul pekerjaan Mommy nya. Tapi apakah salah bila dirinya sedikit egois? Jade hanya ingin bersama Mommy nya. Setidaknya setiap pagi Alyssa ada disaat Jade bangun dan saling sapa disaat Jade Pulang. Tapi semua itu hanyalah harapan. Harapan yang entah sampai kapan akan terwujud....

*****

Alyssa keluar dari Taxi dan belari memasuki area kantor. Ketika ia sudah diambang pintu pandangannya langsung berpusat kepada segerombolan wanita yang sedang menatapnya sambil mengobrol di depan meja Receptionist dengan pandangan mencemooh . Bisa dibilang hampir 67% pegawai wanita di hotel ini membenci Alyssa. Mungkin hanya rekan-rekan sesama divisnya saja yang tidak memusuhinya, selebihnya ya begitulah. Ada Salah satu dari segerombolan itu yang sangat Alyssa kenal, dia adalah Chintya. Chintya Jaqeen. Sejak Alyssa bekerja di hotel ini Chintya memang sangat membenci Alyssa. Alyssa sendiripun tak mengerti dan tidak memperdulikannya.

Alyssa berjalan sesantai mungkin. Mengabaikan tatapan merendahkan dari berbagai orang disekelilingnya. Tapi ketika Alyssa melewati Chintya tak lama ia mendengar perkataan yang membuatnya menghentikan langkahnya

"Jadi dia orang yang diutus oleh Mr.Tristan langsung? Iiiiih sangat tidak pantas"

"Memang sih itu adalah tugasnya tapi lebih baik si Calysta lah yang terpilih. Dari pada si Bitchy ini"

"Atau jangan-jangan dia menggoda Mr.Tristan? Astaga! Aku tidak menyangka"

"Dasar wanita tidak tahu malu!"

Alyssa berbalik dan menghampiri Chintya. Alyssa bertanya kepada Chintya. "What are you talking about?"

Chintya memutar bola matanya malas "Kenapa? Kamu tidak terima kita panggil Bitch? Tapi memang itukan panggilan yang pantas untuk mu?" Alyssa menggeleng

"Bukan! Bukan soal itu! Tapi soal topik yang kalian bicarakan!" Alyssa menunggu jawabannya. Tapi sepertinya Chintya bungkam

Chintya berjalan mendekati Alyssa "Kamu bodoh atau pura-pura bodoh? Sangat rendah sekali cara kamu! Kamu pasti menggoda Mr.Tristan agar beliau milih kamu sebagai Koordinator perancangan pembuatan Iklan nanti? Kampung sekali caramu!" Setelah mengatakan hal itu Chintya dan yang lainnya pergi meninggalkan Alyssa dengan sejuta pertanyaan yang berputar di kepalanya 'Koordinator?' ' Tristan memilihnya?' 'Apa maksud dari ini semua?' Hanya satu orang yang bisa memberinya penjelasan yaitu Bossnya sendiri!

Alyssa langsung berlari menuju ruangan sang Direktur Utama yang lumayan jauh.

*****

Vancouver, Canada

Pria Berpakaian serba hitam sudah sejak lama menanti kehadiran Andrew yang dijadwalkan akan tiba Malam ini. Andrew berjalan diikuti beberapa bodyguard di belakangnya.

Andrew langsung Memasuki Mobil Limousin yang sudah menunggunya

"Apa kita langsung ke Mansion atau mampir ke MarineBar, sir?" Tanya Driver Andrew.

"Langsung ke Mansion saja" Andrew memijat batang hidungnya. Lelah! Ya duduk didalam pesawat hampir 7 jam membuat tubuhnya lelah. Belum lagi tugas menumpuk yang sudah menari-nari difikirannya. Andrew memejamkan matanya sejenak untuk mengistirahatkan tubuh dan fikirannya.

****

Alyssa sudah berdiri diambang pintu yang bertuliskan Direktur Utama. Alyssa menghela nafas berulang kali untuk menetralkan nafasnya yang memburu akibat berlari. Alyssa mengetuk dan menunggu jawaban dari dalam. Alyssa memiliki banyak pertanyaan dalam kepalanya.

"Come in" Alyssa memasuki ruangan setelah mendengar perintah. Alyssa berdiri sangat canggung. Dihadapannya adalah seorang Direktur Utama yang notabenenya adalah orang yang paling memiliki kewenangan paling tinggi di hotel ini. Apakah tindakannya ini lancang? Terserahlah, Yang Alyssa butuhkan adalah sebuah penjelasan langsung dari Bossnya ini.

Alyssa masih menunduk sambil menatap Name Tag yang terletak diatas meja Bossnya itu 'Tristan Horens' ya Tristan adalah Direktur Utama dari Dalas Hotel. Umurnya tidak jauh berbeda dengan Alyssa. Hanya lebih tua Tristan 1 Tahun.

Tristan menyunggingkan senyum tipisnya "Silahkan duduk Mrs.Alyssa"

Alyssa mendongakan kepalanya dan langsung duduk dihadapan Tristan. Alyssa sangat Nervous. Bohong kalau tidak ada yang gugup bila berhadapan dengan Tristan! Aura Tristan selalu membuat orang disekelilingnya merasa terintimidasi.

Alyssa gugup bukan berarti gugup seperti orang yang sedang jatuh cinta, Tidak! Seperti yang sudah kalian tahu, Alyssa memang tidak mempunyai rasa tertarik dengan Bossnya ini

Alyssa hanya merasa takut. Takut apa yang akan ia lakukan itu bisa berakibat fatal terhadap pekerjaannya.

Alyssa berdehem pelan membasahi kerongkongannya, menjilat bibirnya untuk membasahi bibirnya yang tiba-tiba kering. Tangannya bertautan di atas pahanya. Semua itu tidak luput dari perhatian Tristan. Tristan memperhatikan gerak gerik Alyssa yang terlihat canggung itu "Ada apa Alys?"

"Maaf sebelumnya, Sir" Alyssa memberanikan diri menatap Tristan. Tristan masih menunggu lanjutan perkataan Alyssa. Sedangkan Alyssa mati-matian merangkai kata yang akan diucapkan

"Tadi saya mendengar desas desus kalau saya dipilih oleh Anda. Jujur saja saya tidak paham maksud mereka mengatakan itu. Maksud saya dipilih itu apa? Saya dipilih apa? Saya kesini ingin meminta penjelasan langsung dari anda Sir " Alyssa berbicara dengan menggebu-gebu. Nafasnya kembali memburu. Tristan hanya menatap Alyssa. Tercengang. Ya Tristan benar-benar dibuat kaget dengan gaya bicara yang baru petama kali dilihatnya. Tidak biasanya Alyssa berbicara dengan nada keras apalagi tersirat emosi disetiap katanya. Yang ia tahu Alyssa adalah sosok yang paling tenang diantara pegawai yang lain. Bahkan saat berdebat di ruang Meeting pun hanya Alyssa yang bisa bersikap tenang. Tapi kali ini sungguh luar biasa!

Tristan memperhatikan Alyssa yang tiba-tiba menundukan kepalanya. Sungguh menggemaskan

"Ma..maaf Sir. Saya tid...." Belum sempat Alyssa melanjutkan bicaranya tiba-tiba Tristan memotongnya

"Tidak apa-apa. Saya mengerti pasti kamu sangat terkejut dengan berita yang sudah tersebar diseluruh Divisi." Tristan menyodorkan amplop berwarna cokelat kepada Alyssa.

Alis Alyssa berkerut "Apa ini Sir" Tristan tersenyum kecil.

"Ambil dan bukalah. Jawaban dari semua pertanyaanmu ada disitu semua" Tangan Alyssa terulur untuk menerima Amplop itu dari tangan Tristan.

Tristan sibuk memeperhatikan raut wajah Alyssa yang selalu berubah-ubah setiap membaca kata perkata dari isi surat di dalam amplop itu.

Ya Tristan akui, ia memiliki rasa ketertarikan kepada pegawainya ini. Entah sejak kapan. Tristan pun tak tahu. Yang ia tahu hatinya langsung berdebar saat pertama kali dirinya bertemu Alyssa diruang Meeting. Sejak saat itu ia menyadari bahwa hatinya selalu berdebar setiap berdekatan dengan Alyssa.

Lamunan Tristan buyar ketika Alyssa mendongakan kepalanya dan menatap Tristan bingung.

"Saya? Ke Manhattan?" Tristan berdehem dan membenarkan Dasinya.

"Saya akan menjelaskan. Tapi saya mohon kamu jangan memotong pembicaraan saya sampai selesai" Alyssa mengangguk.

"Konsep yang kita serahkan ke Perusahaan Pusat sudah saya kirim lebih awal dari Tanggal ketentuan dan ternyata Dalas Group angsung meng-acc, mereka bilang CEO Dalas sangat menyuaki konsep yang diusung. Awalnya saya berfikir mungkin ada beberapa bagian yang harus direvisi dari Konsep yang kalian buat. Tapi setelah saya lakukan pengecekan ulang saya rasa Konsep nya tidak perlu lagi untuk dilakukan editting. Ketika saya tanya pada Manager Divisi Marketing siapa yang merancang. Beliau menjawab hanya satu orang yaitu kamu, Alyssa. Dan sejak saat itu saya mengutus kamu sebagai Koordinator Project iklan ini." Alyssa membuka mulutnya, terkejut. Tentu saja, semuanya di luar ekspetasinya.

Satu minggu lagi saya akan pergi ke Dalas Group. Saya membutuhkan perwakilan dari Divisi Marketing dan Divisi Keuangan. Maka dari itu saya ingin kamu ikut bersama saya sebagai perwakilan dari Divisi Marketing dan Bu Celine sebagai perwakilan dari Divisi Keuangan."

"Berapa lama?" Tristan melihat jadwalnya di sebuah Map.

"Saya sendiri masih belum tahu untuk berapa lama, tapi semoga aja tidak lama" Alyssa lemas, Alyssa ingin menolak tapi tidak bisa. Ia tidak mungkin untuk menolaknya. Tiba-tiba terlintas Jade difikirannya.

"Tapi Sir. Saya memiliki anak gadis yang tidak mungkin saya tinggal sendirian apalagi dengan waktu yang belum pasti" Alyssa panik. Bagaimana ini??? Bagaimana kalau ia haruspergi tanpa membawa Jade bersamanya? Tidak! Ia tidak bisa meninggalkan Jade!

Tristan tersenyum seolah-olah sudah tahu apa yang akan dipermasalahkan oeh Alyssa. "Kamu tenang saja, saya memberikan keringanan. Kamu boleh membawa anakmu ikut, asalkan dia tidak mengganggu perkerjaan kamu selama disana" Alyssa menghembuskan nafasnya lega. Syukurlah! Ia boleh membawa Jade bersamanya. Mungkin ini bisa dijadikan moment yang tepat untuk Quality Time bersama Jade!

Alyssa tersenyum "Baiklah Sir. Kalau begitu saya pamit ke ruangan saya. Terima kasih untuk waktunya, Saya permisi" Setelah berjabat tangan, Alyssa beranjak dan keluar dari ruangan Tristan.

*****

"Amerika??? Kenapa mendadak sekali Al?" Saat ini Calysta dan Alyssa sedang menikmati makan siang. Calysta tidak menyangka kalau Alyssa ternyata yang akan pergi ke Amerika. Senang? Tentu saja!

"Aku sendiripun tidak tahu Cal. Aku masih mempertimbangkannya, aku ingin berprofesional dalam bekerja tapi aku juga tidak mungkin meninggalkan Jade sendiri di sini" Calysta menyentuh bahu Alyssa

"Kamu tenang saja, kamu bisa mempercayakan Jade padaku. Jadi terimalah tawaran itu."

"Akan aku pikirkan."

"How lucky you are Al. Kamu ke sana pasti ketemu CEO Dalas." Alyssa mengerutkan dahinya.

"Loh? Bukan kah kamu pernah bertemu dengan Mr. Gerald saat acara Anniversary Dalas Hotel tahun lalu?"

"Loh? Memangnya kamu tidak tahu kalau posisi CEO yang disandang Mr. Gerald sudah di serahkan pada putra tunggalnya?" Alyssa menggeleng lalu kembali menikmati makanannya

"Sudah tidak aneh sih kamu Kudet, padahal itu berita lama, 7 tahun yang lalu bahkan." Calysta menyeruput minumannya

"Putra tunggalnya itu menetap di Amerika, katamya dia tidak pernah mau hadir di acara yang diselenggarakan oleh Dalas Group. Bahkan kabarnya dia juga masih single loh Al." Calysta menceritakan dengan antusias, berharap Alyssa tertarik.

"Tidak lama aku mendengar kamu tertarik dengan Mr. Tristan, lalu sekarang kamu menceritakan sosok CEO Dalas Group dan tersirat penuh rasa tertarik. Jadi gimana?"

"Iiiiih Al, aku kan normal, aku memang penasaran sama atasan kita, kagum aja gitu sama anaknya Mr.Gerald diusia muda dia sudah diberi kepercayaan untuk menghandle Dalas Group yang kamu tahu sendiri kan gimana sepak terjang Dalas Group selama ini? Perusahan besar yang memiliki banyak anak perusahaan di bidang real estate di manca negara. Dan denger-denger juga tahun ini akan di buka peresmian Universitas di daerah Washington. Super banget kan?"

"Oke, sudah selesai membacakan text deskripsinya Sis? kalau sudah ayo kita kembali bertugas" Alyssa berdiri dan pergi meninggalkan Calysta yang merengut kesal.

*********

Hari ini Alyssa diberi libur untuk mempersiapkan segala kebutuhannya selama di Manhattan nanti. Ya, Alyssa memutuskan untuk mengajak Jade bersamanya.

"Mommy memang hebat! Akhirnya kinerja mommy di akui, ini saatnya Mommy menunjukkan kalau Mommy yang terbaik!" Jade menggengam tangan Alyssa

"Iya, ini juga berkat kamu yang selalu mendo'akan Mommy"

"Waah aku tidak sabar Mom melihat patung Liberty dan menyusuri kawasan Central Park" Alyssa tersenyum melihat antusiasme Jade.

"Ya sudah lebih baik kamu tidur sana"

"Good night Mom."

"Good night Jade"

************