Stella jatuh terduduk keika melihat Aera dengan senyum dinginnya menusuk kakaknya sendiri. Querro sendiri langsung terbatuk darah, ia tidak merasakan apapun. Ia hanya terluka dan tidak bisa merasakan rasa sakit apapun. Begitu melihat Ouryne yang tengah terduduk sambil memegangi perutnya, Querro langsung tahu, bahwa Ouryne memindahkan semua rasa sakit itu kepada diirinya sendiri.
Orlando tertawa melihat itu dari atas, ia menatap Aera dengan senyum penuh kemenangan.
“Jangan lupa tuuan putri, aku punya kartu AS!” ucap Orlando lantang.
Ouryne menunduk, sebelum akhirnya berdiri lalu berleri kearah kedua sepupunya dan mendorong mereka ketika sebuah bola api hitam meluncur dengan cepat kearah keduanya. Alhasil Ouryne terkena bola api itu dan terpental beberapa meter lalu terbatuk hingga memuntahkan seteguk darah.
“Ouryne!” pekik Stella histeris.
Stella menatap Aera dengan pandangan bingung, tapi karena Aera mulai akan menyerangnya lagi, Stella terpaksa balas menyerang.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com