webnovel

67

Tha;

Wiy, dengan ini kukabarkan, Tha telah mati! Separuh tubuhnya lumpuh, setengah nyawanya telah minggat. Jiwanya sakit! Tha melamun sepanjang hari, menyendiri, rambutnya gondrong, pakaiannya compang-camping, mirip gembel dan orang gila. Kopinya asin, dia tidak bisa membedakan antara garam dan gula.

Masihkah kau mau kepadaku, Wiy? Masihkah kau mencintai, Tha? Masihkah kau merindukanku? Istriku cemburu, mestinya kau mengerti bagaimana sakitnya hati seorang istri saat membaca surel dari mantan kekasihnya. Sahabat katamu, Wiy? Mudah sekali kau bilang sahabat, tapi bagi istriku kau bukanlah siapa-siapaku. Istriku sayang padaku, ia cemburu, Wiy.

Tidak adakah rasa malumu? Merebut suami orang? Coba pakai akal sehatmu, Wiy, andaikan suamimu berkirim surat dengan perempuan lain? Tidakkah kau cemburu? Tidakkah hatimu terluka? Tidak kah kau menderita? Tidak kah kau gelisah? Memikirkan suamimu? Hatimu sudah mati ya?!

Wiy;

Kamukah itu, Tha? Kejam betul. Kenapa kamu mengatakan dirimu gila, Tha? Agar aku tidak lagi mencintaimu? Kamu salah, Tha. Walau bagaimana pun bentuk dan rupamu saat ini, aku tulus mencintaimu. Jika memang kamu benar-benar gila aku tetap mencintai dan menyanyangimu.

Cintaku tidak lagi memandang fisikmu, toh kita sama-sama sudah tua. Bisa mendengar suaramu saja aku bahagia apalagi bisa hidup dalam ikatan halal bersamamu. Aku sayang kamu, Tha. Kamu tidak memberitahu Nelly kan, Tha tentang surelku? Bukan kamukan Nelly yang membaca dan membalas surelku? Tha mana, Nelly? Tha, Nelley apa kabar? Nelly kah ini?

Tha;

Ini, Tha. Nelly sehat dan cemburu. Nelly sakit hati. Makan hati berulam jantung gara-gara kau mengirimiku surel setiap hari. Nelly marah padamu, Nelly menderita gara-garamu. Nelly sehat fisiknya, tetapi hati dan batinnya runtuh oleh sebab kau, Wiy. Jika tidak kubalas surelmu, aku takut kamu makin menderita. Oleh sebab itu dari awal aku coba berkata kasar agar kau jera dan tidak lagi mengerimiku surel.

Sudah lama aku tidak ingin membalas surelmu, tidak lagi melihat kotak masuk di alamat surelku, namun aku penasaran. Aku selalu dihantui surelmu tentang apakah dan bagaiamana lagikah caramu merebutku? Istriku benar-benar cemburu, Wiy. Sudahlah lupakanlah aku!

Wiy;

Sepertinya ini bukan, Tha. Dulunya Tha yang aku kenal adalah ramah dan baik hati. Tha yang dulu sangat mencintaiku. Kemana Tha, Nelly? Kemanakah cinta pertamaku? Masih bersamamu kah dia, Nelly? Aku ingin Tha yang membalas surelku, kamukah itu, Tha? Bukan Tha kedua? Kamu benar-benar, Tha? Nelly? Tha? Kalian berdua sehat? Dewi sehat Tha? Nelly?

Tha;

Sudah kubilang, Tha telah mati. Tha telah gila, ya ini Tha. Aku Tha, aku masih bernapas!

Wiy;

Tha, mengertilah perasaanku. Kenapa kamu begitu kejam padaku? Setega itukah dirimu, Tha? Adakah di dunia ini orang mati bisa hidup lagi? Orang mati bisa membaca dan menulis surel? Tha aku masih mencintaimu, bersikap waraslah seperti dulu. Aku sayang kamu, Tha.

Tha;

Tha sudah gila. Kau juga sudah gila! Orang gila tidak punya rasa sayang. Cahaya hatinya sudah padam, akal dan pikirannya telah hilang! Berhentilah mencintai, Tha. Berhentilah merindukan, Tha! Aku tidak lagi mencintaimu, Wiy. Aku benci akan kau, Wiy!

Wiy;

Tidak mengapa kamu tak sudi kucintai dan kurindukan, Tha. Tetapi, Tha yang aku kenal dulu masih menyala dalam hatiku, masih tergiang di ingatanku. Tha yang dulu sangatlah baik, ia tidak pernah sekasar itu. Baiklah kalau begitu, mungkin sekarang dia sedang tidak mau membaca surelku, tapi aku akan terus mengeirimkan kabarku pada Tha yang kukenal, yang masih kurindukan dan kutunggu kehadirannya di kampung Sepakat, di rumahku. Tha, aku sayang kamu sahabatku!

Tha;

Tha bukan sahabatmu! Tha suami Nelly! Sahabat Nelly!

***