webnovel

53

Tha;

Sepertinya tidak perlu lama lagi aku memikirkan untuk mengambil keputusan terakhir. Setelah kamu mengirim surel tanggal sepuluh minggu lalu, sudah cukup lama aku merenung dan akhirnya ya sudahlah.

Mungkin dengan aku menikahi orang lain adalah yang terbaik. Dua hari setelah itu aku bilang ke ayah dan ibuku bahwa aku tidak jadi menikah denganmu, Wiy. Aku meminta mereka menjodohkanku dengan orang lain. Dan hari ini, dengan ini aku meminta maaf atas segalanya sekaligus mengundangmu untuk hadir di hari pernikahanku tepat satu pekan lagi setelah hari ini.

Sekali lagi, maafkan aku, Wiy. Nyatanya kita tidak berjodoh, realistisnya adalah kamu tidak jadi istriku. Masalahnya adalah kamu bukan tunanganku apalagi jodohku. Dan solusinya ialah aku menikah dengan orang lain sementara kamu rela menunggu sampai usia senjamu.

Aku sarankan kamu juga menikahlah dengan orang lain. Tiada gunanya menunggu cinta pertamamu hingga akhir hayatmu. Tiada manfaatnya menantiku sampai tua. Hanyalah sia-sia saja jika terus menuruti hati yang dibutakan oleh cinta. Menikahlah, Wiy.

Aku juga tidak bisa janji akan menikahimu di usia senjamu, entah hari itu aku masih hidup atau sudah dimakan cacing tanah, wallahu 'alam. Kenapa harus menanti sampai tua, Wiy? Tidakkah kamu ingin punya anak? Dengan senyum mereka kamu bisa bahagia? Tawanya adalah lagu bagimu, tingkahnya adalah seni kehidupanmu, kebaikan dan keberhasilan anakmu adalah kebahagiaan yang tidak dapat ditandingi, Wiy.

Menikahlah, nanti kamu akan menyesal bahwa akhirnya setelah menunggu sampai tua dan nyatanya aku mati duluan bahkan belum sempat menikah denganmu, melihat jenazahku pun kamu tidak sempat. Aku mencintai istriku, Wiy, aku tidak akan menikah denganmu selagi ia masih hidup dan sepertinya dia lebih panjang umurnya daripada aku. Masih yakinkah dirimu menungguku, Wiy? Buanglah keyakinan itu!

Kamu cantik, baik, cerdas, shalihah, maka menikahlah agar ada keturunanmu yang jika ia perempuan adalah cantik sepertimu, jika ia lelaki adalah lelaki yang setia seperti setiamu. Tidak sepertiku yang tidak sabar menunggu. Sekali lagi maafkan aku, Wiy.

Kuharap kamu datang di hari pernikahanku. Karena aku tidak tahu kapan lagi akan bertemu denganmu dan aku juga tidak begitu yakin bisa membalas surelmu. Seperti yang kamu ketahui, aku sudah menikah, tentu istriku akan cemburu meskipun kamu bilang kamu adalah sahabatku. Lebih baik jangan lagi kirimi aku surel. Ini adalah surel terkahirku, Wiy.

Maaf atas semua ini. Jujur, sekarang aku sedang mengikuti egoku sendiri, tidak mengikuti kata hatiku, cintaku. Maafkan aku, Wiy. Sekali lagi berkenanlah untuk datang. See you.

***