webnovel

38

Wiy;

Benar, Tha, kemarin aku kesal sekali begitu tiba di rumahku ternyata kamu sudah pergi sepuluh menit sebelum aku sampai. Kenapa kamu memilih sepuluh menit, Tha? Agar genap kah? Agar ciri khas kampung Segenap tidak hilang? Begitu kan alasanmu, Tha?

Kenapa kamu tidak memilih genap pada angka yang lebih kecil saja? Seperti angka dua? Andai saja kamu pergi dua menit yang lalu sebelum aku sampai, tentu aku masih sempat melihat punggungmu dari kejauhan. Aku yakin, dengan melihat punggungmu saja rinduku terasa terobati, Tha. Apalagi bisa melihat wajahmu secara dekat? Apalagi tempatnya di ruang tamu? Ah, Tha, terlalu cepat kamu berlalu.

Baiklah, Tha, baik-baik di sana. Rajinlah bekerja, editlah naskahnya dengan baik. Jangan ada satu tipo pun terlewati. Anggap saja naskah yang kamu edit akan kamu persembahkan untuk orang yang kamu cintai. Aku yakin kamu mengeditnya tidak asal-asalan. Semangatmu akan lebih, hehehe. Apalagi jika di meja editmu ada foto cantik dan imutku yang tersenyum menatapmu, Tha, pasti seminggu selesai satu naskah sangkingkan semangatnya! Ah aku ngaku-ngaku ya, Tha? Tapi gapapa kan, Tha calon suamiku?

Oh ya, Tha, dulu sering kubilang bahwa marahku adalah bukti aku cemburu ataupun curiga saat kamu jauh dariku. Tetapi hari ini aku sudah buang rasa cemburu dan curigaku. Sudah saatnya aku yakin dan percaya padamu, Tha. Hatimu telah kamu tambatkan di hatiku, dengan begitu maka tidak akan mudah bagimu selingkuh. Aku tidak ingin berprasangka buruk terhadapmu. Aku yakin kamu hanyalah milikku, hatimu hanyalah untukku, perasaanmu jugalah padaku.

Aku yakin kamu adalah lelaki yang baik, tidak akan mengecewakanku. Kamu tahu kenapa kukatakan kamu baik, Tha? Ada beberapa alasan; pertama karena selama dan sejauh ini belum pernah kamu selingkuh. Sebab lelaki yang setia mencintai satu perempuan itu sangatlah baik bagiku. Kedua karena kamu tidak lupa menanyakan kabarku, saat kamu bertanya: apa kabar, Wiy? Saat itu pula aku akui kamu orang baik bagiku! Ketiga karena kamu mau membalas surelku. Sesibuk apa pun kamu membaca dan mengedit naskah, kamu masih sempat membalas surelku.

Dalam hal penting dan sibuk pun kamu sempatkan jarimu menulis balasan surel untukku, berarti aku ini adalah salah satu yang terpenting dalam hidupmu kan, Tha? Hehehe maaf kalau aku ngaku-ngaku, tapi kuyakin dugaanku benar. Alasan keempat kenapa kukatakan dan kuyakini kamu itu baik, Tha? Karena kamu pemaaf. Saat kamu datang ke rumahku, kamu sudah benar-benar memaafkanku.

Orang yang mau bertamu itu adalah orang yang baik, Tha, menyambung silaturahim. Dan alasan kelima adalah: kamarku sangat rapi dan bersih, beda dengan sebelum kamu menginap. Dari itu juga tergambar betapa bersihnya hatimu. Dengan begitu, apa iya aku masih tidak percaya denganmu saat jauh dariku? Hum, sudah tidak saatnya lagi aku berpikiran kamu akan selingkuh. Kamu baik kan hubbi?

Baiklah, Tha, selamat menjalani aktivitasmu. Cintailah pekerjaanmu, anggap saja kamu sedang menabung untuk menikah denganku. Heheh. I love you pangeranku.

***