webnovel

Part 4

Bodoh.

Clayton merutuki dirinya sendiri sesaat ia menolong seorang wanita yang bernama Kei ini. Wanita itu juga tampak mabuk, sama seperti temannya Tristan yang hampir memangsa wanita yang ada di sebelahnya saat ini. Sebenarnya Clayton juga tidak berminat untuk menolongnya, namun sangat sulit ia menolak kerendahan hatinya untuk tidak menolong seorang wanita. Apalagi wanita itu menolaknya. Kalau saja wanita itu tidak menolak untuk diajak pergi, Clayton juga tidak akan ikut campur, walaupun Tristan merupakan teman dekatnya.

"Om?"

Clayton menoleh sekilas pada wanita itu, lalu beralih pada jalanan yang ada di hadapannya saat ini.

"Saya bukan om kamu." kata Clayton kembali mengingatkan.

"Gue lupa nama om."

"Clayton."

Kei mengangguk pelan. "Nama panjang om?" tanyanya di sela kemabukan Kei yang membuat kepalanya rada sakit saat ini.

"Itu tidak penting." jawab Clayton.

"Oke, om."

"Ck. Anak ini." batin Clayton mengkesal.

"Clayton Regan Stein." jawab Clayton pada akhirnya.

Dari pada ia harus kembali di panggil dengan panggilan om yang membuatnya merasa semakin tua saja.

"Regal ya? Gue suka."

"Regan bukan Regal!" tegas Clayton pula.

"Alright, Regal. Gue Keiyona, biasa dipanggil Kei." kata Kei mulai memperkenalkan diri.

"Nama lengkap?" tanya Clayton hanya ingin mengetahui saja.

"Itu tidak penting."

Clayton menghelakan napasnya kasar. "Saya rasa kamu pura-pura mabuk sekarang." ketus Clayton karena Keiyona tampak masih nyambung berbicara padanya.

Keiyona terkekeh kecil. "Gue bukan orang dewasa yang menyebalkan. Tentu aja gue masih bisa menahan kesadaran ini, kalau enggak gue pasti akan--- Huwek!"

"Shit!"

Clayton mendadak menghentikan mobilnya kala Keiyona memuntahkan seisi perutnya di dashboard mobilnya. Segala sumpah serapah di ucapkan oleh Clayton, namun kendati demikian Clayton tetap membawa wanita itu sampai pada akhirnya mereka sampai di area perumahan rumah mereka. Clayton menghentikan mobilnya tepat di depan rumahnya, lalu langsung menarik Keiyona keluar dari dalam mobilnya.

"Mana bau banget lagi." celetuk Clayton sesaat ia menyeret keluar Keiyona.

Keiyona terus memegangi perutnya yang terasa sangat tidak enak, serta kepalanya yang seakan berputar-putar mengelilingi permukaan bumi ini.

"Om, gue--"

"Saya bukan om kamu!" teriak Clayton yang sepertinya sudah tidak bisa lagi menahan kekesalan dan kesabarannya pada malam hari ini.

Tanpa disangka-sangka, Keiyona malah memeluk Clayton dengan erat.

"Hey, kamu ngapain?!" pekiknya yang merasa sangat kaget kala Keiyona mendadak memeluknya dari depan.

"Regal, kepala saya sakit." adunya pada Clayton.

"Saya tidak peduli. Rumah kamu ada di seberang sana, lebih baik sekarang kamu pulang." usir Clayton yang sudah mendorong Keiyona menjauh dari tubuhnya yang suci.

Keiyona menggelengkan kepalanya pelan. Ia menolak untuk pulang karena entah mengapa perasaannya terasa tidak enak untuk kembali ke rumah itu untuk saat ini.

"Kamu nyusahin banget ya. Kalau begitu saya akan memanggil mbok Lasti." kata Clayton yang hendak melangkah menuju rumah wanita itu, namun tiba-tiba sebuah mobil mewah melaju dengan cepat dan berhenti tepat di depan rumahnya Keiyona.

Clayton memperhatikan seorang pria paruh baya yang baru keluar dari rumah itu. Sepertinya pria itu adalah ayah dari Keiyona.

Kesempatan yang bagus, pikir Clayton.

"Mbok Lasti!"

Clayton mengernyit mendengar suara teriakan pria paruh baya itu di depan pintu rumah Keiyona yang tampak sepi.

"Keluar mbok!"

Clayton semakin merasa aneh dengan ini semua. Sudah ia pastikan bahwa pria paruh baya itu adalah ayah dari Keiyona, karena tidak mungkin pria itu berteriak dengan sangat keras di rumah orang lain. Namun, kenapa pria itu tampak sangat marah saat ini?

Tak lama kemudian, mbok Lasti pun keluar dengan langkah yang terburu-buru dan menghadap sang majikan rumah dengan kepala tertunduk.

"Dimana anak tidak tahu diri itu?" tanya pria itu dengan nada yang sangat kasar.

Tentu saja hal itu membuat Clayton tak berani melangkah mendekat.

"Ma...maaf tuan, tapi nona Kei sedang berada di rumah teman sekolahnya." jawab mbok Lasti dengan nada gugup.

"Jangan membodohi saya, saya tahu anak itu kembali menghamburkan uang kami. Dia bahkan tidak pergi ke sekolah. Kalau dia seperti ini terus, kami tidak bisa membiarkan mbok tetap bekerja disini." tekan pria itu dengan amarah yang menyelimutinya.

Mbok Lasti tampak langsung bersujud dengan lututnya. "Maafkan saya tuan, saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi. Tolong jangan pecat saya tuan, kasihan nona Kei."

"Kalau begitu mbok harus membuatnya berubah. Dia hanya mendengarkan mbok dan satu lagi, kalau dia kembali ke club itu lagi jangan salahkan saya kalau anak itu akan kami asingkan ke Amrik." katanya menekankan, lalu pergi dengan kecepatan tinggi menggunakan mobil mewahnya.

Setelah mendengar itu semua, Clayton langsung melangkah cepat menuju ke pekarangan rumahnya. Ia tidak mendapati wanita itu disana.

"Kei?" panggilnya pelan dengan menggunakan nama wanita itu untuk pertama kalinya.

Clayton pun memutari mobilnya dan mendapati Keiyona dalam posisi berjongkok sembari menenggelamkan wajahnya di lipatan kakinya. Terdengar pula suara isakan kecil dari bibir wanita itu.

Keiyona menangis.

"Keiyona?"

Keiyona sadar jika Clayton memanggil namanya. Ia pun mengangkat kepalanya dan berusaha untuk berdiri. Dengan kondisi yang tidak baik-baik saja, beserta penampilannya yang acak-acakan Keiyona melemparkan senyumannya pada Clayton. Senyuman kepedihan yang Clayton tangkap membuatnya merasa kasihan pada wanita itu. Clayton yakin, Keiyona pasti mendengar semua perkataan ayahnya dan mungkin ini bukan yang pertama kalinya.

"Terima kasih ya, Regal." ucap Keiyona yang kemudian melangkah pergi.

Clayton sama sekali tidak mencegah wanita itu. Ia tetap saja memperhatikan langkah Keiyona diiringi isakan wanita itu yang cukup memilukan. Bagaimana mungkin seorang anak seperti Keiyona menanggung beban yang seharusnya tidak ia tanggung pada usianya saat ini. Kejadian ini benar-benar membuat Clayton menjadi tidak enak hati. Ia pun hendak menyusul Keiyona yang berjalan bukan ke arah rumahnya, melainkan keluar dari perumahan mereka. Namun belum sempat Clayton menggapai wanita itu, Keiyona mendadak pingsan dan terjatuh di jalanan kompleks yang dingin.

"Kei!" pekik Clayton tanpa sadar dan langsung berlari menghampiri Keiyona yang sudah tergeletak tak berdaya.

Clayton pun langsung menggendong Keiyona ala bridal style dan membawanya menuju ke rumahnya. Ia bahkan sudah tidak terpikir lagi membawa Keiyona kembali ke rumah wanita itu mengingat kejadian yang baru saja Clayton saksikan dan juga keinginan Keiyona yang memang sejak awal menolak untuk pulang.

Clayton membawa Keiyona ke lantai dua dan merebahkan wanita itu tepat di atas kasurnya. Rumah yang Clayton tinggali saat ini memiliki banyak ruangan, namun semuanya masih belum bisa digunakan selain kamarnya sendiri. Sehingga Clayton membiarkan Keiyona tidur di kasurnya. Ia akan memilih untuk mengungsi ke sofa yang ada di ruang tengah lantai 2 rumahnya. Namun sebelumnya, Clayton berusaha untuk menggantikan pakaian Keiyona yang kotor dan bau akibat muntahan wanita itu sendiri.

Clayton pun mulai mematikan lampu kamarnya dan melakukan aksinya tanpa berniat sedikit pun mengintip apa yang ada di balik pakaian anak remaja itu. Setelah selesai, Clayton langsung membuangnya ke tong sampah yang ada di luar ruangan kamarnya. Ia tidak mau repot-repot mencucinya.

Clayton kembali menghela napas dengan berat.

"Gue kayak duda anak satu aja."

***