webnovel

Waktunya Untuk Bangun

Rennes Kuno, dan hieroglif, huruf paku, skrip Xiguang kuno, empat jenis model yang dikenal sebagai keluarga font kuno tertua. Asal usul teks semacam ini pernah dia lihat pada banyak buku sekolah menengah pertama.

Di antara keempat tulisan kuno ini, hieroglif dan Rennes kuno paling dikenal karena fitur-fiturnya paling jelas. Karena mencuri perhatiannya, dia melihatnya sekilas lagi.

"Lucu, aku bahkan bisa memimpikan huruf-huruf kuno ketika bermimpi..." John tertawa geli, dan dia dengan hati-hati melihat buku di tangannya.

Lebih mengejutkannya lagi adalah bahwa banyak konten dalam buku ini, seperi grafik dan teks, membuatnya memiliki rasa keanehan baru.

"Secara teori, jika ada sesuatu yang aneh dalam mimpi, itu akan ada rasa familer... tapi, keanehan ini..." John kembali merasakan sesuatu yang salah.

Dia akan menyalin teks yang dilihanya dengan hati-hati, lalu melihat kembali saat dirinya terbangun. Tapi, secara tiba-tiba serang vertigo menghampirinya.

"Sudah waktunya untuk bangun," John berucap.

***

Matahari pagi menyembur dari jendela dan mendarat pada permukaan meja, memantulkan pantulan sinar yang berwarna kuning pucat. John berbaring dengan diam di tempat tidur, membuka matanya yang tampak tenang. Hanya ada sedikit rasa penyesalan sekaligus penasaran di sana.

"Tidak!" Dia tiba-tiba berteriak saat terbangun. Bangkit dengan cepat, lalu berdiri dari kasurnya.

John mengangkat selimutnya, bangkit dari tempat tidur, membuka laci dan mengeluarkan pena dan kertas. Setelah suara gemerisik yang terdengar, dia mengambil selembar kertas putih di atas meja dan dengan jelas mencatat apa yang telah dilihat sebelumnya.

Sebuah kalimat teks huruf kuno. John Lin dengan hati-hati menatap baris teks yang ditulis olehnya. Hal itu merupakan sampul buku dan garis tulisan tangan yang baru saja dihafalnya secara paksa dari mimpinya.

Teks dengan tinta hitam di atas kertas putih berbentuk bagai garis fragmen logam halus dan tajam, tetapi disusun dengan garis yang rapi. Itu tampak seperti fragmen, yang merupakan jenis ciri khas dari tulisan Gulene. Ini juga merupakan alasan utama mengapa John dapat mengenali karakteristiknya dalam sebuah kalimat.

"Menarik," John berkata sambil mengerutkan bibirnya.

Dalam kehidupan sebelumnya, dia terlibat dalam jenis profesi yang berkaitan erat dengan permainan kata-kata. Dan sekarang, dia kembali menghadapi tantangan kata-kata yang terasa asing dan juga familer di saat yang sama. Secara langsung, hasrat alam bawah sadarnya yang lama hilang secara bertahap kembali terpacu.

"Aku tidak mengharapkan naskah kuno muncul dalam mimpi. Tetapi, setidaknya aku mengumpulkan jejaknya, dan hal itu jelas layak."

Menyentuh dagunya, masalah lama John sepertinya akan kembali lagi. Dirinya bermaksud untuk menerjemahkan hal tersebut.

"Teks kuno bukanlah permasalahan berarti. Selama aku bisa membuat pertanyaan spesifik di Internet, maka penerjemahannya tidak akan sulit. Tidak mungkin akan tiba-tiba berubah walau orang biasa yang melakukannya. Terlebih lagi aku adalah seorang profesional yang telah terlibat dalam penelitian bahasa kuno selama lima atau enam tahun. Hal ini takkan menjadi kendala yang berarti."

John duduk dengan hati-hati melipat kertas dan menyimpannya. Dia penasaran, apa tepatnya maksud kalimat kuno dalam mimpinya jika diterjemahkan.

"Ini pertama kalinya dalam hidupku berpapasan dengan jenis teks semacam ini. Aku tidak berharap itu terjadi dalam mimpi. Semoga saja jika ini diterjemahkan tidak akan menghasilkan sekelompok karakter yang kacau."

John sekarang segera mengumpulkan kertas arsip yang dimilikinya. Perlahan dia bangkit dan mulai berpakaian. Kehidupan sehari-hari akan dimulai lagi.

Setelah sarapan di rumah, dia berganti pakaian dengan seragam sekolah. Tak lupa membawa tas sekolahnya, dia berjalan perlahan, lalu naik bus yang menanti dan bergegas ke sekolah yang tinggal sepanjang jalan.

Tidak ada permasalahan yang berarti selain kelas pelajaran, istirahat, makan siang, terus kelas pelajaran lagi, kemudian istirahat. Hingga sore, tidak ada hal istimewa yang terjadi.

John kini fokus pada meninjau materi dalam persiapan untuk kuis mingguan. Hanya di waktu senggang dia akan memiliki waktu untuk membuka catatan kuno itu dan membagi frasa yang ada satu per satu. Dia berencana untuk memeriksanya secara online.

"Hey… apa kau mendengarkanku? Akan ada pameran buku kecil, apakah kau ingin memeriksanya di sana bersamaku? Katanya, akan ada banyak penjual buku yang datang." Segera setelah pulang sekolah, Yuna berbalik dan berbisik.

"Pameran buku kecil?" John berpikir sejenak, mengingat mengenai hal tersebut.

Sebuah pameran kecil dimana ada sekelompok penjual buku, baik yang menerima dan menjual buku bekas. Mereka bersatu dalam komunitas yang saling terhubung. Di era jaringan yang terbelakang, ini adalah salah satu dari sedikit hobi bagi siswa untuk menggali buku.

"Ayo pergi bersama. Mungkin kau bisa mendapatkan banyak hal lain di sana," Yuna dengan sikap hangat mengajaknya. Jelas gadis itu ingin pergi.

"Aku tidak bisa pergi sekarang. Diriku sedang tidak ada uang," kata John saat mengelak dengan tenang.

"Apakah kamu tidak mendapatkan uang saku? Aku melihatnya kemarin kok bahwa kamu punya uang yang cukup di sakumu," Yuna mencibir.

"Uang itu merupakan jatahku dalam waktu yang panjang," bela John.

"Ayolah… tidak banyak pameran seperti ini di area kita. Kamu yakin benar-benar tidak ingin pergi? Mungkin di sana kau bisa mendapatkan beberapa buku bagus dengan harga murah," Yuna mengedipkan mata pada John sembari membujuknya dengan senyum ambigu.

John justru terlihat diam tanpa ekspresi. "Aku benar-benar tidak punya uang."

"Harganya aku dengar-dengar cukup murah kok, kita bisa membeli satu dan membacanya bersama-sama," gadis itu merendahkan suaranya saat mendekat dan merespon.

"Hah?" John sepertinya mengerti apa yang dia bicarakan.

Yang dimaksud sebagai buku murah adalah buku putih kecil yang paling populer di kalangan siswa. Sejenis buku cerita kecil. Sampulnya dicetak dengan berbagai pola unik dan cantik yang sebagian besar berisi konten tabu yang dapat membuat gelora orang-orang bangkit saat membacanya.

Buku-buku kecil itu umumnya di jual dengan murah. Harga untuk setiap jenisnya relatif sama, tetapi isinya bisa bervariasi. Meskipun Yuna adalah seorang gadis, dia suka membeli buku-buku kecil seperti itu secara diam-diam.

**To Be Continued**

Gak terasa udah sampai bab 10 aja. Gimana nih ceritanya menurut kalian? mulai banyak misteri yang naik ke permukaan sepertinya.

M_Jiefcreators' thoughts