webnovel

TERPAKSA MENIKAHI DUDA

Autor: KILLY
Urbano
Terminado · 198.5K Visitas
  • 326 Caps
    Contenido
  • valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

Kenan (35th) adalah seorang Duda dengan anak satu. Dia diminta mamanya untuk segera menikah, mencarikan ibu pengganti untuk Alice (7th) tapi Kenan sama sekali tak ingin menikah lagi dengan wanita manapun. Cintanya, hatinya, hanya untuk Alisa, mendiang mamanya Alice. Tapi Alice selalu meminta mama, dia ingin punya mama. Keluarga yang lengkap seperti teman-temannya. Dijemput mamanya, memeluk mamanya. Kenan mulai memikirkan itu. Tapi dia sama sekali tak punya wanita yang ingin dia nikahi. Mama kenan pun mencarikannya. Abel (25th) adalah anak kedua keluarganya. Harusnya sang kakak perempuannya yang berusia 30th yang akan dijodohkan dengan Kenan. Tapi Maria menolaknya. Dia masih ingin menjadi desainer sukses di luar negeri. Sementara perusahaan orang tua mereka sedang unfall karena kebakaran gudang besar-besaran. Mama abel meminta abel menggantikan sang kakak untuk mau menikah dengan Kenan. Abel terpaksa menikah dengan duda. Kenan awalnya sangat membenci Abel. Hingga satu ketika, mamanya Kenan dan Alice ingin sekali mendekatkan mereka, membuat keduanya saling sayang dan jatuh cinta. Mama Kenan sengaja membuat keduanya tidur bersama. Sampai Abel hamil. Kenan bingung harus bersikap bagaimana kepada Abel? dia sudah berjanji kepada mendiang Alisa kalau dia tak akan mencintai wanita lain lagi. Disisi lain Maria kembali. Dia tak terima adiknya bahagai. Dia juga mulai tertarik memiliko Kenan? Bagaimana akhirnya?

Chapter 1BAB 1. Abel

Abel baru saja pulang kuliah. Baru saja akan mendaftar kuliah. Di jalan pulang dia tak sengaja bertemu dengan seorang anak kecil. Anak kecil perempuan yang memakasi seragam sekolah kelas satu tingkat dasar. Dia celingukan ke kanan dan kiri, melihat apa kah ada mobil atau motor yang lalu lalang atau tidak.

Dia bersiap menyebrang, tapi ketika akan menyebrang. Sebuah motor melajut kencang kearah anak itu.

"ADEKK!!!!"

Abel yang dari jauh langsung berlari sekencangnya. Abel menarik anak itu dari tengah jalan. Mereka jaruh dipinggir jalanan bersamaan.

"Adek gak apa-apa?" tanya abel memeriksa kondisi anak itu. Tapi anak itu hanya menangis.

"Mama," dia menangis histeris. Abel tak tau harud apa, dia hanya bisa memeluk anak itu.

"Mama adek dimana? Papa dimana? Adek gak dijemput pulangnya?" tanya Abel kepada anak kecil itu.

Namanya Alice, usia tujuh tahun. Mamanya sudah meninggal saat dia melahirkan Alice. Papanya sibuk dengan pekerjaan di perusahaannya.

"Mama," dia tak menjawab pertama Abel. Dia hanya memeluk Abel dengan erat.

"Kakak temenin sampai adek di jemput ya?" tanya Abel yang diangguki oleh Alice. Tapi Alice tak mau melepaskan pelukannya kepada Abel.

"Alice?" Abel membaca name tag yang ada di seragam Alice. Dia memeluknya erat dan mengajaknya ke pinggir jalan. Ke taman sebrang, duduk bersama di sebuah ayunan. Abel hanya menyunkan ayunannya sesekali untuk menghibur alice. Tak terlalu kuat.

"Alice mau ice cream?" tanya abel kepada alice.

Ada tukang ice cream yang lewat. Alice mengangguk. Abel menurunkan alice dari ayunan dan mengajak alice ke penjual ice creamnya. Abel memanggil penjual ice cream yang ada di sebrang jalan.

"Pak, beli ice creamnya pak," abel melambaikan tangannya kepada penjual ice cream itu. Penjual ice cream itu pun mendekat ke tempat Abel dan Alice.

"Alice mau beli ice cream rasa apa sayang?" tanya abel menunjuk beberapa gambar yang ada gerobak ice creamnya.

"Alice mau lihat," pinta alice tanpa takutnya kepada abel. Abel pun mencoba menggendong alice, berat. Tapi bisa.

Alice melihat kedalam gerobak ice creamnya. Dia mengambil satu cup ice cream coklat. Abel pun mengambil yang strawberry.

"Ini pak," abel membayarkan uangnya kepada sang penjual.

"Makasih non cantik. Mamanya cantik ya," kata penjual ice cream itu, mengira kalau abel mamanya. Abel ingin protes, tapi penjualnya keburu pergi.

Alice sudah lama ingin punya mama, seperti hari ini. Wanita yang baru dia kenal juga baik, nanti kalau sampai di rumah dan bertemu papa atau neneknya, dia akan meminta mama dari mereka. Abel dan alice kembali duduk di taman, menikmati ice cream bersama, sampai ice creamnya hampir habis.

"Kok gak ada yang jemput kamu sih sayang?" tanya abel pada alice. Alice hanya menggeleng. Kalau pun tidak di jemput, tidak apa-apa. Alice senang bersama abel.

Tak lama sebuah mobil berhenti di sebrang jalan, didepan sekolah alice. Dari dalam mobil keluar seorang perempuan berpakaian pengasuh. Dia pengasuh alice. Dia celingukan mencari alice, sekolahnya sudah sepi. Dimana nona kecilnya itu, bos kecilnya itu.

"Nin alice," sampai dia melihat ke sebrang jalan. Dia melambaikan tangan kepada alice yang sedang main di taman.

"Mbak," alice yang melihat pengasuhnya sudah datang menjemput berteriak girang. Dia berdiri dan ikut melambaikan tangan kepada sang pengasuh.

"Nah itu pengasuh kamu ya?" abel ikut senang yang jemput alice sudah datang.

Pengasuh alice menghampiri alice dan bertemu dengan abel. Abel menceritakan semuanya. Dia berterimakasih sudah menjaga alicenya karena tadi mobilnya mogok dan harus panggil montir sebentar.

"Ya sudah mbak saya permisi ya," pamit abel kepada alice dan pengasuhnya. Abel mengusap kepala alice dengan lembut sebelum dia pergi. Alice sedig melihat abel pergi.

Abel menelfon ojek. Dia pergi naik ojek sementara alice masuk ke mobilnya bersama pengasuhnya. Sepanjang pulang alice merasa sedih. Dia tak banyak cerita ke pengasuhnya.

Sesampainya di rumah alice langsung turun dari mobil dan lari masuk ke rumah. Pengasuh alice sudah memberitahu kalau alice tidak boleh lari, takut jatuh. Tapu alice tak mendengarkannya.

Neneknya sedang di dapur, sedang membuat kue. Mamanya kenan. Tiba-tiba saja abel memeluknya erat dari belakang, memeluk pinggang neneknya.

"Nenek, alice mau mama. Mau mama," alice menangis tiba-tiba, "mau mama kayak temen-temen alice. Di jemput, makan ice cream sama mama, main ayunan sama mama," alice tak berhenti menangis.

"Mama?" neneknya bingung. Tiba-tiba alice pulang dari sekolah dan meminta mama, menangis keras lagi. "Sayang, kenapa? Ada apa di sekolah?" neneknta menyudahi apa yang sedang dia lakukan. Dia mengusap tangannya yang kotor dengan lap lalu berbalik melihat cucu satu-satunya itu. Cucunya yang sangat manis dan menggemaskan.

Neneknya menunduk, berlutut menyamakan tingginya dengan alice. Menangkup wajah alice yang sudah dibasahi air mata. "Kenapa?" neneknya mengusap air mata alice.

"Mau mama nenek, mama," alice merengek pada neneknya.

"Iya nanti ya, kita cari mama buat alice," neneknya menggendong alice ke kamar atas.

Menggantikan pakaian sekolah alice dan mencoba menenangkannya. Biasanya alice tidur siang setelah pulang sekolah, tapi ini alice tidak mau.

"Nenek, telfon papa. Bilang ke papa mau mama sekarang?" pinta alice merengek pada neneknya. Sampai tak mau makan dan minum.

"Iya nenek telfon ya."

Neneknya tak punya pilihan lain. Dia terpaksa menelfon kenan. Kenan sedang ada di kantor. Sedang meeting dengan kliennya. Tapi ponselnya bergetar. Kenan tak pernah mematikan ponselnya, kecuali mengganti mode ponselnya menjadi getar. Dia takut kalau mamanya tiba-tiba butuh dan itu mengenail alice. Untuk alice kenan bisa meninggalkan semuanya dan ketika kenan lihat, ponselnya berdering. Ternyata benar kalau telfonnya dari sang mama.

"Sebentar, saya mau angkat telfon. Maaf," kata kenan pada para anak buahnya. Dia mengambil ponselnya dan mengangkatnya diluar.

"Halo ma, ada apa?" tanya kenan lewat telfon.

"Ken, pulang deh. Alice tiba-tiba pulang nangis. Sampai sekarang dia gak berhenti nangis, katanya dia mau minta mama sekarang masak? Gak mau makan sama minum, gimana dong?"

"Hah, gimana bisa minta mama sekarang juga ma. Kasih telfonnya ke alice ma," pinta kenan pada sang mama.

Mama kenan pun memberikan ponselnya kepada alice, baru saja kenan mau menjelaskan, kenan sudah kena bentak alice, "pokoknya papa harus pulang. Ketemu alice dan bawa mama buat alice," alice mematikan ponselnya.

Kenan makin tak habis pikir dengan apa yang anaknya minta. Kenan sudah menjelaskan berulang kali. Sejak satu tahun yang lalu, mamanya sudah meninggal. Tak bisa bersama alice.

Kenan tak bisa menikah permintaan alice, terlebih anaknya itu tak mau makan.

También te puede interesar

Presiden: Anda Adalah Ayah Dari Triplet Saya

"M... Marissa! Apakah mereka anak-anakku?" Mata Rafael tak berpaling dari wajah anak-anak yang menggemaskan itu. "Tidak, Rafael. Mereka bukan," Marissa berkata dengan senyum palsu, "Mereka bukan milikmu. Ingat?" dia berkedip dengan dramatis, "Kita tidak pernah menikah!" Kakak perempuan Marissa Aaron yang lebih tua, Valerie Aaron, meninggalkan pacarnya yang buta di hari pernikahannya dan kabur. Untuk menyelamatkan muka, keluarga Merissa memohon kepadanya untuk menikah dengan Raphael Sinclair. Ironisnya? Dia tidak diperbolehkan memberitahu suaminya yang buta bahwa dia bukan Valerie melainkan Marissa Aaron. Pada hari operasi mata Raphael yang berhasil, Marissa mengetahui bahwa Valerie telah kembali untuk mengambil tempatnya yang seharusnya sebagai menantu perempuan keluarga Sinclaire. Marissa mencoba menjelaskan kepada suaminya bahwa dialah yang menikah dengannya, tetapi dia tidak percaya. Alih-alih meyakinkan lebih lanjut, Marissa yang patah hati memutuskan untuk meninggalkan kota tanpa memberitahunya rahasianya. Raphael Sinclair adalah definisi klasik dari sangat tampan dan adalah satu-satunya pewaris grup industri Sinclair. Apa yang akan dia lakukan ketika dia mengetahui bahwa selama ini wanita yang menawarkan padanya, cinta dan tubuhnya bukanlah Valerie melainkan adik perempuannya Marissa Aaron? Bagaimana reaksinya ketika dia mengetahui bahwa dia adalah ayah dari bayi-bayi yang Marissa kandung di rahimnya? Akankah dia mengejar Marissa dan memenangkan hatinya kembali? Dan pertanyaan senilai jutaan dollar! Akankah Marissa bisa memaafkannya dan mencintainya lagi? ```

JessicaKaye911 · Urbano
4.7
513 Chs

Istri Galak yang Provokatif: Atasanku adalah Seorang Pemarah yang Penuh Kasih Sayang

Setelah serangkaian peristiwa yang mengubah kehidupannya, Pei Ge memutuskan untuk memulai kehidupannya yang baru dan menemukan kembali posisinya di dunia ini. Dia mendapatkan pekerjaan baru, teman-teman baru dan … atasan baru yang semula dia salah duga sebagai seorang pria penghibur! Atasannya membantu Pei Ge membalas dendam terhadap teman yang mengkhianatinya, mendukungnya ketika dunia pun sepertinya sudah menyerah terhadapnya, mendorongnya untuk menjadi lebih yakin akan dirinya sendiri dan bahkan … mengacaukan kencan butanya. Dengan kemampuan kerjanya yang kuat dan sikapnya yang bersemangat, dia berhasil meraih prestasi tingkat atas di perusahaan tempat dia bekerja (di bawah skema licik seorang CEO) dan bahkan mendapatkan seorang gadis penggemar yang tidak sabar untuk menjadi saudara iparnya. Saat Pei Ge menjalani naik turunnya politik kantor, drama keluarga, menemukan pasangan yang tepat, dan harapan masyarakat, dia menyadari bahwa segala sesuatunya tidak sesederhana kelihatannya dan semua yang ia yakini sedang diuji …. Kesalahpahaman Besar: “Kamu brengsek! Mengapa tidak menggunakan pengaman?! Aku hamil!” “… Dia bukan anakku.” “Brengsek! Kamu benar-benar berani tidak mengakuinya?! Aku berikan semua pengalaman pertamaku padamu! Kamu bajingan!” … Di dokter kandungan, dia membaca laporan laboratorium kehamilannya dan terpana: Haid tidak teratur. Pria itu mengangkat alis dan menyeringai, “Bukankah kamu membuat keributan dengan mengatakan telah mengandung anakku? Di mana anak itu ?! ” "..." Siapa yang takut pada siapa? Mari bertaruh!

Song Xixi · Urbano
4.9
1966 Chs
Tabla de contenidos
Volumen 1

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
¡Guau! ¡Si dejas tu reseña ahora mismo, sería la primera!

APOYOS