Langkahnya terhenti lalu mengatur napas, para santri terpaku dan masih mengamatinya. Pemuda itu ragu hendak melangkah ke rumahnya atau langsung ke pondok.
"Apa aku harus menghindari tamu Abah? Aku rasanya belum siap untuk bertemu dengan Neng Ninja dan Kiai Dahlan. Keadaan ini membuat aku nyeri dan demam," gumamnya kebingungan lalu sembunyi disalah satu gedung madin.
Drett
Drett
"Siapa ini," ujarnya lalu meraih ponselnya, dia melihat taksi berhenti. "Gus Fatih, heh ... cowok kok penakut," ucapnya menegur dirinya, lalu menerima panggilan.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikunsalam, aku tau kamu sembunyi cepat keluar," titah Fatih sambil memandang kelas yang digunakan untuk sembunyi. Sofil meringis dan keluar, dia berjalan sambil memutus telpon.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com