"Tau banget kalau laki-laki sukanya main game?" tanya Sofil.
"Taulah, soalnya ada teman yang sering curhat masalah game. Aib sih. Tapi dia tidak betah dan menjadikan aku perantara. Alhamdulillah mereka damai," ujar Ainun. Keduanya berjalan sedang.
Sofil yang melihat Ainun pincang, dia segera jongkok. Ainun sangat terkejut.
"Naiklah dan tetap pegang dadaku. Cepat ... nolak suami dosa lo," kata Sofil. Ainun pun dengan perasaan istimewa dan penuh bedabaran mulai naik ke punggung Sofil.
Sofil berdiri dan melangkah, Ainun merasa gugup ketika ada di gendongan Sofil.
"Kenapa diam? Gugup? Ayo ... ngobrol. Biar banyak kesan, filosofi. Ikat aku Ainun. Karena kau berhak penuh atas diriku. Jadi ... malam yang panjang ini mari kita berbincang tentang sesuatu hal yang penuh manfaat. Kamu ingin membahas apa?"
"Bingung," jawab singkat dari Ainun. Sofil membuang wajah.
"Hehehe, geli. Jangan bernapas ya. Hembusan yang menerpa telingaku. Membuat aku merinding."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com