Mentari pagi telah beranjak, menguapkan embun-embun yang menbasahi dedaunan. Waktu dhuha telah tiba. Pemuda berparas tampan baru saja keluar dari masjid setelah melaksanakan sholat sunnah.
Calon pengantin itu mengangkat wajahnya ke langit. Menatap langit cerah berwarna biru. Perasaan tak sabar dan sangat gugup menerpanya.
Kurang satu jam lagi dia akan menyandang sebagai suami dari Bilqis. Di mana status seorang suami yang harus melindungi dan menjadi imam yang baik bagi makmum atau tulang rusuknya.
"Sudah siap Gus, qobiltuniikahaha, ihir ...." ledek Sofil sambil menyiram bunga melati. Fatih tersipu malu dengan merunduk dia tertawa bahagia. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Sofil berjalan mundur sambil memetik bunga mawar yang baru saja mekar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com