Pov Lala
Tidak terasa ternyata hari ini aku dan Eric akan menikah, aku memakai gaun yang sangat mewah dan pasti akan membuat orang kagum dengan gaun yang aku kenakan, tentu saja aku sangat bahagia saat ini karena akhirnya hari yang aku tunggu-tunggu sudah tiba, kulihat pantulan diriku di depan cermin.
Eric pasti akan terpesona dengan diriku, aku saja tidak menyangka bahwa aku akan secantik ini padahal tubuhku cukup pendek "ini sudah waktunya Lala."
Aku sedikit terkejut dengan kehadiran papa yang memakai jas berwarna hitam, papa terlihat gagah dengan setelan jas yang dia pakai "aku merasa sedikit tidak siap papa," pada kenyataannya aku memang sedikit tidak siap karena aku tidak menyangka bahwa aku akan menikah secepat ini apa lagi aku belum lulus kuliah.
"Itu adalah hal biasa Lala karena selama ini kau juga tidak pernah tahu apa itu hubungan dari sepasang kekasih, jadi itu hal yang wajar tapi papa yakin kau akan bahagia bersama Eric."
Aku tahu bahwa aku pasti bahagia bersama Eric meskipun kami baru bertemu hanya saja aku tidak bisa membayangkan bahwa setelah ini statusku bukan lagi gadis single tapi wanita yang sudah menikah "heem mungkin papa benar."
"Baiklah kalau begitu ayo kita keluar karena semua orang sudah menunggu begitupun dengan Eric."
Kuanggukkan kepalaku lalu menggenggam tangan papa sambil berjalan keluar dari kamarku, pernikahanku akan di adakan di taman belakang rumahku yang penuh dengan bunga. Saat sudah berada di luar rumah aku melihat banyak orang yang menatapku serta papa dan di ujung tempat ini kulihat Eric yang memakai setelah jas berwarna biru navy, dia benar-benar sangat tampan dan tatapannya membuat jantungku berdetak lebih kencang, apa dia tidak bisa mengkondisikan tatapannya itu?
Saat sudah berada di hadapan Eric papa memberikan tanganku padanya "jaga putriku Eric."
"Tentu."
Kemudian aku dan Eric menatap pendeta yang ada di depan kami, kami pun mengucap janji suci pernikahan dengan di saksikan banyak orang, saat kami selesai mengucapkan janji suci pernikahan pendeta memperbolehkan Eric menciumku.
Tanpa menunggu lama Eric langsung memegang kepalaku dan memberi ciuman padaku, itu hanya sebuah kecupan singkat tapi cukup bermakna karena ini adalah pertama kalinya Eric menciumku tepat di bibirku, lalu Eric menarik tubuhku dan ternyata dia memelukku dengan sangat Erat sambil membisikkan sesuatu kepadaku "aku mencintaimu sayang."
Jika aku tidak tahu akan situasi saat ini dimana banyak orang memandang kami aku pasti akan loncat kesenangan karena Eric mengucapkan hal itu, kapan lagi aku bisa mendapatkan ucapan cinta dari pria dingin seperti Eric, akhirnya aku menyalurkan kesenanganku dengan mengecup leher Eric.
Aku dapat merasakan bahwa tubuh Eric menegang karena aku mencium lehernya dan kemudian tanpa di sangka-sangka Eric berucap dengan suara parau "apa kau menggodaku sayang? Jika iya maka kita bisa meninggalkan pestanya dan kembali ke kamarmu," ucapan Eric membuat sekujur tubuhku merinding.
"Pikiranmu terlalu kotor."
"Benarkah, bukankah kucingku ini ingin bermanja manja denganku di kamarnya?"
"Tentu saja-" ucapanku terpotong saat papa berdehem dengan keras.
"Ehem!!"
Sial! Ternyata kami melupakan orang-orang yang ada di sini dan malah membicarakan hal kotor tepat di hadapan banyak orang, mukaku memerah karena pada kenyataannya sedari tadi Eric tidak memelankan ucapannya. Semua orang di sini pasti tahu apa yang kami bicarakan.
Aku menyembunyikan wajahku di dada Eric sambil memukul mukul dadanya "kau jahat! Kau membuatku malu," rengekku dengan suara kecil.
Kudengar gelak tawa dari orang yang ada di sini dan itu semakin membuatku malu tapi rasa maluku tidak berhenti di situ saja, Eric dengan tidak tahu malunya malah menggendongku di depan dadanya sambil menyeringai padaku, ooohh tidak dia memang sengaja membuatku malu!!!!! Awas saja kau Eric aku akan membalasmu, tidak-tidak aku tidak boleh gegabah, sekarang Eric adalah suamiku dan jika aku ingin membalasnya aku tidak boleh melampaui batas karena bisa-bisa aku menjadi istri yang tidak berbakti, bukankah istri harus berbakti pada suaminya?
Entahlah aku juga tidak tahu juga tapi yang jelas aku akan membalas perbuatan Eric padaku, tanpa kusadari aku sudah berada di dalam kamarku dan Eric melepas jas nya dengan aku yang dia duduknya di atas ranjang "apa tidak sebaiknya kita menemui para tamu Eric, lagi pula aku belum puas membuat orang-orang kagum dengan gaun yang aku pakai," bukankah tidak papa menyombongkan diri sekali-sekali?
"Istriku yang manis ternyata mulai sombong, kau bisa membuat orang kagum lagi saat resepsi kita, sekarang aku hanya ingin berdua denganmu sayang."
"Memangnya apa yang akan kita lakukan jika berdua saja? Bukankah itu akan membosankan?"
"Tentu saja tidak jika disertai dengan sedikit aksi."
"Aksi? Aksi appp aaaa Errriccc!!!!."
*****
Pov Author
"Aku tidak menyangka kau akan menikahkan Eric dengan Lala, Alvaro, kurasa mereka sama sekali tidak cocok, Lala terlalu polos sedangkan Eric, dia adalah monster."
"Aku tahu hal itu tapi aku tahu juga bahwa Eric tidak akan menyakiti Lala lagi pula itu adalah hal yang kami sepakati sejak lama."
"Hem kau sebenarnya bisa mengingkari kesepakatan itu jika kau mau tapi kau tidak melakukannya karena kau terlalu yakin bahwa Eric tidak akan menyakiti Lala, bahkan jika Eric menyukai Lala, sampai kapan dia akan terus memperlalukan Lala dengan baik?"
"Apa kalian sudah selesai?!"
*****
Masih mau dilanjut gak? Wkwkwk
Jangan lupa baca cerita baruku ya guys, My Husband Hurt Me, dijamin seru ceritanya
Dibawah ini prolognya
Prolog
Pov Author
Di malam yang disertai hujan dan petir yang menyambar James menyeret Leyna ke dalam rumahnya dengan kasar, semua orang di rumah James yaitu pelayan, bodyguard hanya diam saat melihat tuan mereka kembali memperlakukan istrinya dengan kasar sebab ini bukan pertama kalinya mereka melihat hal ini.
Saat sampai di kamar mereka James mendorong Leyna ke lantai lalu mengunci kamar itu "Leyna benar-benar tidak pernah bersama pria itu James hiks, foto itu pasti editan hiks hiks." Leyna menjelaskan pada James yang sudah membuka kerah bajunya lalu menyampirkan lengan bajunya sedikit ke atas, dia sama sekali tidak mendengarkan penjelas Leyna yang ketakutan dan menangis sedari tadi.
Leyna tidak mau kembali di hukum oleh James, padahal luka-lukanya belum sembuh karena dua hari yang lalu James baru saja menghukumnya. Leyna melihat James membuka ikat pinggang dan dia dengan panik meringsut menjauh dari James "Leyna mohon James hiks, Leyna bersumpah bahwa Leyna tidak pernah sekalipun menemui pria didalam foto itu, bahkan Leyna tidak pengenalnya hiks hiks."
"Kau pikir aku percaya dengan apa yang kau katakan, akui kesalahanmu dan minta maaf, jika tidak aku akan menghukummu!!" ucap James dengan mata yang memandang Leyna dengan tajam.
Berbeda dengan Leyna yang bingung sekaligus sedih karena James tidak pernah mempercayainya, dia tidak mau mengakui kesalahan yang tidak dia perbuat. Dengan sedikit keberanian Leyna merangkak ke arah James lalu memeluk kakinya "Leyna benar-benar tidak tahu tentang pria itu James."
Lagi dan lagi James tidak memperdulikan ucapan Leyna, dia langsung menendang Leyna yang memeluk kakinya "baiklah jika kau tidak mau mengakuinya Leyna, nikmati hukumanku."
"Tidakkk tidak Jamess akkhhhh."
Ctass
Ctass
Suara ikat pinggang James yang mengenai tubuh Leyna terus terdengar. James seakan akan menulikan pendengarannya dengan ucapan Leyna yang terus memohon agar James berhenti. Hingga Leyna tidak lagi sadar karena menghadapi rasa sakit dari ikat pinggang itu secara terus menerus, tapi James bisa mendengar gumaman terakhir Leyna sebelum dia pingsan.
"Kau Harr..us mempercayai Leyna Jammes."
James pun menghentikan cambukannya pada Leyna, dia menggendong tubuh kecil Leyna di depan tubuhnya lalu meletakkannya dengan hati-hati di atas ranjang, James memandang wajah cantik istrinya yang selalu menjadi candu baginya "kau memang sangat cantik sayang."
Setelah mengucapkan hal itu James mengecup pelipis istri tercintanya, meskipun dia memang tidak pernah menunjukkan kepada siapapun, kemudian James mengambil kotak abat dan mengobati luka yang di akibatkan oleh dirinya pada istri mungilnya, saat sudah selesai mengobati sang istri dia pergi mandi dan setengah jam kemudian dia keluar dari dalam kamar mandi lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
Di dering pertama, panggilan itu langsung terjawab.
"Halo tuan."
"Aku mau kau menemukan orang yang sudah mengirim foto tentang istriku kepadaku, termasuk dengan orang yang sudah mengeditnya, besok pagi aku mau kau sudah menghadap padaku."
"Baik tuan."
Tutt tuttt
James langsung mematikan sambungan telefonnya, kemudian dia mamakai pakaian dan menaiki ranjang di mana istri mungilnya tertidur, istrinya memang pingsan tapi seperti biasa, istrinya pasti akan terbangun saat mentari sudah muncul, itu karena hari sudah malam dan istri mungilnya pasti kelelahan setelah mendapat cambukan darinya.
James memeluk tubuh mungil Leyna, dia tersenyum dalam kegelapan kamar itu. James sangat bahagia karena Leyna tidak pernah marah dengan semua perlakuannya "Leynaku memang wanita yang patuh."
Itu prolognya ya, kalau mau tau kelanjutannya jangan lupa kunjungi ceritanya ya guys
Jangan lupa vote, comment and Share guys 😘 💕 💞