webnovel

TERLANJUR MENCINTA

Diary Ayyara 31, Desember. Saat pertama aku melihatmu, sejak itu aku selalu berdoa disetiap sujudku agar kita bisa kenal lebih dekat. Hari demi hari, Allah menjawab do'aku. dia mempertemukan kita walau hanya sekedar perkenalan. Aku kurang puas? tentu, aku kembali berdoa agar kita dipertemukan kembali. Dengan seiring berjalannya waktu, kita sering bertemu tanpa disengaja. Dan aku semakin menginginkan dirimu selalu berada disampingku. Tapi, disisi lain seharusnya aku sadar bahwa kita tidak akan pernah mungkin bersama, tapi kenapa kita selalu bertemu? Dan semenjak kamu memperkenalkan nya kepadaku, seharusnya aku tau bahwa saat nya aku harus mundur. Tapi apa dayaku, aku terlanjur mencinta. Rumah sakit, adalah tempat kebahagiaan ku dimulai dan juga tempat hatiku hancur melebur. Dan untuk seorang pria yang datang untuk menghiburku dari segala kejadian, aku berterimakasih kepadamu. Kamu menghiburku dan kamu juga menghancurkan hatiku yang sudah kamu obati sendiri. Givano dan Rafka, kalian adalah pria yang bisa membuat aku jatuh sejatuhnya diwaktu yang bersamaan. ( HIATUS )

giskasfa · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
26 Chs

Haruskah?

Seperti biasanya. Ayyara kembali memulai aktifitas di pagi hari dengan menatap layar laptopnya.

Tersisa lima lembar menuju bab tiga, bukannya makin bersemangat. Ayyara malah merasa bosan berurusan dengan laptop dan kertas, tapi mau bagi mana lagi. Demi wisuda tepat waktu maka ia harus tetap semangat.

Ayyara sudah mengerjakan skripsi nya hampir tiga jam. Namun, entah mengapa Givano belum datang juga kerumahnya untuk memeriksa skripsinya jika ada yang salah.

"Givano kemana sih, lama banget dia datangnya." gerutu Ayyara sesekali melirik arah pintu masuk rumahnya.

"Akhh, tangan gue udah pegal buat ngetik hiks." ujar Ayyara mengeluh yang diiringi dengan meneteskan air matanya.

Untuk sejenak, Ayyara memberhentikan ketikannya pada laptop. Dan yang dilakukan nya sekarang adalah menutup wajahnya dengan cara menumpukannya pada meja.

"Hiks, gue capek ngerjain skripsi!!!" ujarnya dengan memukul meja berulang kali.

"GUE BUTUH ISTIRAHAT, GUE CAPEK!! hiks." seru Ayyara dengan berteriak sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Yaudah sih tinggal istirahat doang." ujar Givano yang baru saja memasuki rumah Ayyara.

"Lo!!" ujar Ayyara menunjuk ke arah Givano dengan melotot.

Sontak hal itu membuat Givano sedikit tersentak. "G-gue? ada apa sama gue?" tanta Givano.

"Lo kenapa lama sih datangnya, gue capek, gue butuh istirahat. Kalau lo udah datang dari tadi, gue juga bisa istirahat dari tadi!!!" keluh Ayyara dengan nada lantangnya.

"Y-ya sorry, gue bangun kesiangan tadi." balas Givano dengan menjatuhkan bokongnya pada sofa dekat yang Ayyara duduki.

"Makanya pasang alarm." ujar Ayyara sinis dengan mata sembab nya.

"Gak mempan." balas Givano.

"Yaudah tuh periksa, kalau ada yang salah sekalian benarin. Gue mau tidur bentar sebelum ke kampus, bye." ujar Ayyara menuju ke kamar nya.

Givano yang melihat tingkah Ayyara hanya berdecak dan pasrah . "Ck, iya-iya."

****

Jarum jam sudah menuju angka 11:36.

Yang tandanya Ayyara harus bersiap siap untuk ke kampus.

"Udah selesaikan itu tiga lembar." tanya Ayyara saat sampai diruang tamu.

Givano yang sedang memainkan ponselnya, hanya berdeham dan langsung memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.

"Hm. Dari tadi udah, tinggal di print doang."

"Ok bagus kalau gitu." ujar Ayyara sambil merapikan laptop nya yang masih ada dimeja.

"Berarti tinggal dua lembar lagi kan buat menuju bab tiga?" tanya Ayyara berbasa basi, padahal ia sudah tau.

"Hm, nanti tiba bab tiga bukan gue lagi yang bimbing."

"Lah jadi siapa?"

"Ya dosbing utama lo lah." jawab Givano keluar rumah Ayyara untuk memanaskan motornya terlebih dahulu.

"Ck, tambah malesin aja sih, kenapa gak sekalian aja dia gak balik lagi kesini? biar dia netap di sana." ujar Ayyara bermonolog.

Setelah menaruh laptopnya dikamar, Ayyara segera menyusul Givano yang sudah selesai memanaskan motornya.

"Gak bisa apa lo jadi dosbing gue selamanya?"

tanya Ayyara sambil memakai helm dikepalanya.

"Ya gak bisalah, kan gue cuma pengganti doang." balas Givano mulai menyalakan motornya saat Ayyara sudah menaiki motornya.

"Ck, malesin." ujar Ayyara setelah menjatuhkan bokongnya di jok belakang motor Givano.

"Terima nasib." balas Givano melajukan motornya.

****

Sesampainya di kampus, Ayyara tidak langsung masuk. Karena, ada yabg ingin ia bicarakan pada Givano.

"Nih helm nya, btw nanti gak usah jemput gue." ujar Ayyara setelah memberikan helmnya pada Givano

"Kenapa?" tanya Givano.

"Gue mau ketemuan sama Bundanya Rafka." jawab Ayyara.

"Di rumahnya? biar gue antar nanti."

"Gausah, orang nanti ketemuanya di cafe kok."

"Yaudah gue jemput nanti dicafe kalau udah selesai."

"Ck, gak usah elah." ujar Ayyara keras kepala.

"Gak usah keras kepala. Nanti gue jemput, nggak terima penolakan. Nanti lo sherlock aja."

"Hmm, iya iya, dah sono lo pulang." usir Ayyara.

"Belajar yang benar, biar cepat wisuda." ujar Givano.

"Iya-iya, udah pulang sana!!" balas Ayyara mendorong bagian belakang motor Givano.

****

Sesampai di kelas, Ayyara langsung duduk dibangku nya.

"Ra!" panggil Keyla.

"Hm apaan." saut Ayyara.

"Gue dengar dengar dosbing lo bakal balik minggu depan."

"Udah tau." balas Ayyara.

"Tau dari mana lo? biasanya kan lo kurang update." cibir Keyla.

"Givano."

"Oh Givano, eh btw semalam gue kan mau chat dia." ujar Keyla ingin bercerita.

"Hm terus?"

"Tapi kok gue liat profil WA nya malah ibuk ibuk sih, dia boongin gue deh kayaknya." ujar Keyla dengan wajah lesu.

"Mana coba gue liat."

Dengan cepat Keyla langsung memberikan ponselnya pada Ayyara. "Nih coba liat sendiri deh."

Sesudah melihatnya, Ayyara justru tertawa. Sebab itu bukan nomor Givano, melainkan nomor Ibunya Givano.

"Pfftt Hahaha anjir, ngakak gue Key." ujar Ayyara tertawa sambil memukul paha Keyla.

"Ish apaan sih lo Ra, kalau ketawa ya ketawa aja gak usa pakai mukul gue." protes Keyla.

"Sorry, soalnya gue emang begitu kalau ketawa." ujar Ayyara masiih diiringi tawanya.

"Emang itu siapa sih?" tanya Keyla.

"Itu nomor Mamanya." jawab Ayyara saat tawanya sudah mereda.

"Jadii itu nomor Mamanya?! Untung belum gue chat anjir." ujar Keyla dengan nada sedikit keras.

"Ya untung aja sih. Tapi semisalnya lo chat Mamanya semalam. Mungkin dikira lo cewenya dan pasti dijodohin hahaha." jelas Ayyara.

"Iya juga sih ya, apa gue chat aja nanti?"

"Coba aja sendiri."

"Gak jadi deh takut gue."

"Tuh tahu."

Setelah pembicaraan tadi, dosen yang mengajar dikelas mereka sudah masuk dan siap untuk mengajar.

****

"Jadi tante mau bicara apa?" tanya Ayyara saat sudah pulang dari kampus dan sudah berada dicafe bersama Ibunya Rafka.

"Minum dulu Ra." tawar Ibunya Rafka.

"Heheh iya tante." ujar Ayyara sebelum menyeruput minuman yang dipesan tadi.

"Katanya Rafka, kemarin kamu kerumah sakit buat jagain Tiara ya?" tanya Ibunya Rafka.

"I-iya tante, tapi kan sekalian mau ngejalani rencana itukan tante?"

"Hahaha, Ara Ara. Kan tante bilangnya satu minggu sebelum pernikahan mereka dilaksanakan, kayaknya kamu terlalu bersemangat." balas Ibunya Rafka dengan tertawa.

"Maaf, Ara lupa tante."

"Yaudah gapapa, tante cuma mau bilang kalau kamu harus hati hati. Dan lebih baik kamu menjalani pendekatan dulu sama Rafka, gimana?"

"Tapi gimana tante, kan Rafka selalu temani Tiara."

"Tenang aja, nanti tante suruh dia buat temani kamu jalan."

"Yaudah, makasih ya tante."

"Iya, jadi mulai pdkt bisanya kapan nih Ra?" tanya Ibunya Rafka.

"Besok Ara jadwal kampusnya pagi tante, jadi kemungkinan sore bisa mulai."

"Yaudah berarti besok sore, nanti biar tante yang bicara sama dia."

"Iya tante."

"Yaudah kamu mau pesan makanan?"

"Terimakasih tante, tapi kayaknya gak usah tante. Soalnya udah menjelang maghrib, takutnya Mama Ara nyariin."

"Yaudah kalau gitu, kamu pulangnya sama siapa?" tanya Ibunya Rafka.

"Sama anaknya teman Mama tante."

"Oh, kalau gitu tante langsung pulang ya Ra, soalnya kan tante baru pulang dari Solo."

"Iya, tante istirahat yang cukup ya, biar nggak sakit."

"Iya makasih Ara, kalau gitu Tante duluan ya Ra, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam tante."

Setelah Ibunya Rafka pulang, Ayyara langsung menshare lokasinya sekarang pada Givano.

Dan tidak lama kemudian, Givano telah datang untuk menjemput nya. Namun, kini Givano menjemputnya menggunakan mobil karena maghrib telah tiba.

"Sampai maghrib ya Ra? ngomong apa aja sih emangnya." tanya Givano sambil fokus mengendarai mobilnya.

"Cuma omongan biasa doang, kan Bundanya Rafka baru pulang dari Solo. Jadi katanya kangen sama gue." jawab Ayyara berbohong.

"Oh."

"Eh iya No. Btw besok gue masuk kampus udah kaya biasanya, jadi kemungkinan skripsi nya dilanjuti pas gue pulang dari kampus. Dan besok kayaknya gue istirahat buat ngerjain skripsi deh, karena gue mau pergi sama Rafka." ujar Ayyara panjang.

"Mau kemana emangnya?" tanya Givano.

"Pergi jalan lah." jawab Ayyara.

"Senang banget kayaknya ya kalau mau pergi sama dia?"

"Oh jelas dong hehehe." jawab Ayyara bahagia.

"Ingat Ra, dia udah punya calon Istri." ujar Givano memperingati.

"Iya gue tau." ujar Ayyara yang tadinya bahagia malah jadi sedikit murung.

****

Diary Ayyara.

10, September

Hari ini aku disuruh untuk menjalani pendekatan pada Rafka, agar dia dapat menyukai ku.

Aku bahagia akan pergi jalan bersamanya, tapi ucapan Givano yang mengingatkan ku pada Tiara, membuat ku berpikir kembali.

Haruskah aku menjalani pendekatan ini?

Haruskah??

Jawabannya pasti tentu, karena aku ingin Rafka dikit demi sedikit dapat melupai Tiara, hahahaha, jahat sekali aku ini.