Panggilan telepon pun berakhir. Nyonya Deborah kembali, menyeka sisa air mata yang ada di pipinya. Bertingkah normal seperti semula, seolah tidak ada apa – apa.
Wanita setengah baya itu kemudian, berjalan mendekati putri semata wayangnya. Tampak Viona yang sedang duduk termenung, di atas sofa dekat perapian.
"Viona, Mari kita berangkat sekarang?" ajak Nyonya Deborah dengan ramah pada putrinya.
Sontak saja suara Sang Mama, membuat Viona tersadar dari lamunannya. Bahu gadis itu sedikit terangkat saat mendengar suara Sang Mama.
"Apa kita jadi berangkat sekarang ya, Ma?" tanya Viona sekali lagi.
Senyuman ramah nan palsu, terukir dibibir Nyonya Deborah menjawab pertanyaan puteri kesayangannya itu.
"Yes, My Dear, Let's go," balas Nyonya Deborah.
Viona pun mengalihkan pandang matanya ke arah Sang Mama.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com