Kimberly melihat lagi ke smart phone miliknya, berharap ada balasan pesan dari Richard Alexander yang masuk. Namun ternyata nihil, tidak ada balasan pesan apapun dari Richard seperti yang di harapkan olehnya. Kedua alis milik wanita cantik itu bertaut.Tampak jelas kerisauan yang terpampang jelas di wajah cantik itu.
Kimberly mengetuk-ngetukkan jari tangan kirinya ke meja cafe, kuku-kuku jarinya yang panjang dan indah itu menimbulkan bunyi ketukan ringan di atas meja kayu tersebut.
Sekali lagi Kimberly mencoba untuk menatap layar smart phone miliknya, memeriksa setiap aplikasi mesengger atau chat yang ada di dalamnya. Berharap ada balasan dari Richard Alexander, sang CEO tampan bermata biru yang menjadi pujaan hatinya itu.
Diam-diam Nathan Xavier, pemuda atletis berkulit coklat madu mulai mencuri-curi pandang memperhatikan kerisauan yang jelas terpampang di wajah cantik sahabat lamanya itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com