webnovel

TENTANG RASA SEASON 2

Ini merupakan kelanjutan dari novel TENTANG RASA karya aku terdahulu Ini menceritakan salah seorang putri Max dan Arnetta yang bernama Arabella Netta Smith ... Tetap dukung ya... Semoga kalian suka...

Ms_Azr · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
52 Chs

NONA MUDA SMITH 2

" Emang adek kamu yang satu ini bener-bener...eh, tunggu dulu...Bellaaaaaaaaa! Dasar anak nakal!" teriak Netta lalu berjalan mendekati Bella dengan tangan diangkat keatas seolah akan memukulnya. Bella berlari menghindar memutari meja makan.

" Awas kamu, ya!" teriak Netta gemas melihat anak gadisnya datang.

" Kamu bener-bener bikin mama kesal!" kata Netta berhenti dan duduk di kursi karena lelah.

" Udah, dong, ma! Maafin Bella!" kata Bella mendekati mamanya dan memeluk wanita yang telah melahirkannya itu.

" Dasar anak bandel!" pukul Netta di lengan putrinya dengan pelan. Mereka berpelukan dengan sangat erat dan mata Netta berkaca-kaca.

" Mama sangat kangen sama kamu!" kata Netta akhirnya meneteskan airmatanya.

" Bella juga, ma! Sangat kangennnnnn banget sama mama!" balas Bella.

" Mama apa kabar?" tanya Bella mengurai pelukan mereka lalu mengusap airmata mamanya.

" Baik! Kamu baik kan?" tanya Netta balik.

" Baik, ma!" balas Bella.

" Gimana kabar papa?" tanya Bella.

" Baik!" jawab Netta yang kembali memeluk putrinya.

" Dari tadi kok Papa merasa nyium bau-bau spagetti, ya! Ternyata anak nakal Papa pulang!" tiba-tiba Max datang dari arah tangga.

" Papaaaaaa!" teriak Bella yang berlari menerjang papanya.

" Bella kangen!" rajuk Bella memeluk erat Max.

" Kangen tapi nggak pernah pulang! Dasar bandel!" sentil Max di dahi Bella sambil mengurai pelukannya.

" Awww! Sakit! Bel bukan anak-anak lagi, Pa!" gerutu Bella sebel.

" Tapi kamu tetep gadis kecil Papa yang paling bandel!" kata Max kembali memeluk erat putrinya.

" Papa juga masih Papa yang paling seksi dimata Bel!" kata Bella yang selalu merasa aman di pelukan Max.

" Kalian ini kalo sudah ketemu jadi lupa apa aja!" gerutu Netta.

" Jangan cemburu, sayang! Kamu masih selalu nomor 1 di hidupku!" kata Max merayu.

" Cih! Masih aja ngegombal!" ucap Netta kesal.

" Ishhhh! Papa apa'an? Genit amat!" celetuk Art yang turun dari lantai atas.

" Anak kecil nggak usah ikut-ikutan! Masih kecil!" olok Max.

" Adek udah bisa bikin anak kecil kali, Pa!" ucap Art pelan tapi masih bisa di dengar mereka.

" Apa? Awas aja kalo berani-berani!" teriak Netta marah.

" Canda, Ma!" ucap Art tersenyum kecut.

" Awas aja kalo berani bikin hamil anak gadis orang! Mama potong juior kamu!" kata Netta masih saja kesal.

" Jangan dong, Ma! Nanti nggak bisa bikin anak gimana?" tanya Art dilanjut.

" Kamu..."

" Ehmmmm! Sarapan! Papa lapar!" potong Max, karena dia tahu bagaimana tingkah anak dan istrinya itu jika sudah berdebat.

Mereka berdua langsung terdiam jika Max sudah berbicara, seperti hakim yang memberi keputusan yang wajib dipatuhi.

" Kak Malv dan Kayla apa kabar?" tanya Bella saat sudah di meja makan.

" Astaga, Bel! Bener-bener kamu! Masak adikmu juga nggak pernah kamu hubungi?" kata Netta.

" Sibuk, ma!" jawab Bella.

" Segitu sibuknya kamu sampai lupa sama keluarga?" tanya Netta sedikit kecewa.

" Ma! Mama juga pernah merasakan memimpin perusahaan dan pasti tahu sesibuk apa seorang CEO yang baru saja terangkat!" kata Max membela Bella.

" Bela aja terus!" sindir Netta sebel.

" Tapi bener'kan?" tanya Max lagi.

" Iya, mama tahu!" jawab Netta. Netta teringat bagaimana dirinya yang harus pergi pagi dan pulang malam selama beberapa bulan saat dirinya menjadi CEO.

" Besok kita jalan, ma?" Bella menawari mamanya.

" Apa papa besok sibuk?" tanya Netta yang tahu kemana arah pembicaraan Bella.

" Papa besok pagi mau pergi mancing!" kata Max.

" Pa! Kurangi mancingnya, dong! Angin laut nggak baik untuk pria seusia papa!" kata Bella yang tidak mau papanya terganggu kesehatannya.

" Iya, Bel! Papamu itu paling susah kalo dilarang pergi mancing! Malah kadang seminggu sampai 3 kali!" kata Netta.

" Ish! Tumben mama kalah sama papa kalo masalah mancing?" sindir Bella.

" Papamu kalo tentang mancing nggak bisa diganggu gugat!" kata Netta sebel.

" Apa kalian sudah selesai berdebat?" tanya Max dengan aura dinginnya.

Semua yang ada di situ kembali langsung terdiam tanpa berani berbicara yang kali ini terlihat seperti Mufasa yang sedang memarahi Simba.

" Kalian boleh bicara apa saja, tapi tidak tentang melarangku mancing!" kata Max tegas.

" Tapi, Pa..."

" Terutama kamu, Bella!" potong Max. Bella terkesiap, papanya tidak pernah memanggilnya dengan namanya jika dia tidak sedang dalam keadaan marah besar.

" Setelah 3 tahun kamu baru datang dan tiba-tiba saja mau mengatur-ngatur hidup papa?" tanya Max menahan amarah.

" Papa..."

" Pembicaraan ini selesai!" kata Netta menyela lalu berdiri dan membawa piring kotornya ke tempat cucian piring.

" Tidak seharusnya papa mengabaikan kekhawatiran kami akan kesehatan papa!" kata Bella kecewa, lalu dia menyusul mamanya. Art hanya diam saja di kursinya tanpa berani bicara apalagi menatap papanya.

" Pergilah kalau kamu juga mau pergi!" kata Max dingin.

" Sorry, Pa!" kata Art lalu pergi meninggalkan Max sendiri.

Suasana saat sarapan tadi masih terasa mencekam, kami hanya diam tanpa banyak bicara. Max berdiri dan berjalan ke lantai atas, sementara Netta dan Bella merapikan meja makan lalu mencuci piring. Netta memang sengaja tidak memakai jasa pembantu untuk urusan dapur selagi dia bisa melakukan sendiri.

" Kita ke Mall sekarang saja!" kata Netta.

" Boleh, ma! Karena besok aku ada meeting sama klien yang ada disini!" kata Bella.

" Serius? Apa kamu akan pindah ngantor disini?" tanya Netta berbinar.

" Bisa juga!" jawab Bella singkat.

" Mama do'akan kamu ngantor disini!" kata Netta dengan kedua tangan bersatu di depan dadanya.

" Mama, ih! Perusahaan yang di Itali gimana?" tanya Bella.

" Biar asisten kamu yang melakukan semua. Apa kamu sudah punya kekasih? Apa kalian main save?" tanya Netta sedikit pelan.

" Mama apa'an, sih? Kepo, deh!" jawab Bella yang sudah memerah pipinya karena pertanyaan vulgar mamanya.

" Sayang! Mama nggak mau kamu kenapa-napa!" kata Netta sewot.

" Bella udah gede, ma! Bella bisa bertanggung jawab sama hidup Bella!" jawab Bella sebel.

" Tapi tetep aja, sayang! Play save, Ok! Mama tahu giman kehidupan pasangan di luar sana!" pesan Netta.

Mereka berdua kemudian pergi ke Mall untuk berbelanja guna keperluan ulang tahun surprise Max yang rencananya akan dilakukan oleh Netta dan keluarga besarnya. Netta sangat menikmati berbelanja berdua dengan Bella, karena sudah lama dia tidak pergi apalagi jalan-jalan dengan putri keduanya itu.

" Sudah semua, ma?" tanya Bella.

" Sudah, sayang! Nanti mama mau pesan kue tartnya ke Tante Melanie saja!" kata Netta.

Mereka memasuki sebuah Restoran yang terlihat cukup mewah di dalam Mall tersebut.

" Selamat Datang! Selamat Sore!" seorang pelayan pria sambil menganggukkan kepalanya sebagai tanda hormat. Bella dan Netta membalasnya dengan menganggukkan kepala juga.

" Selamat Sore!" jawab Bella.

" Dengan saya Eko! Bisa dibantu? Untuk berapa orang?" tanya Eko ramah.

" 2 orang saja!" jawab Bella.

" Mau area bebas asap rokok atau area merokok?" tanya Eko lagi.

" Bebas asap rokok!" jawab Bella.

" Mau yang di dalam ruangan atau luar ruangan?" tanya Eko.

" Yang mana, Ma?" tanya Bella.

" Mama mau yang diluar saja!" jawab Netta.

" Diluar saja!" jawab Bella.

" Apakah ada member?" tanya Eko.

" Ini!" kata Bella mengeluarkan membernya dari dalam tas.