Pada siang hari yang berbahagia ini, Saya sedang berada di sebuah ruangan yang dipenuhi banyak sekali buku.
Yah, kemungkinan besar tempat ini adalah Perpustakaan jika Saya mengambil nama dari tempat asal Saya yang sebelumnya. Kenapa Saya berpendapat begini karena ada juga kemungkinan bahwa penduduk di sisi dunia yang ini, menyebut tempat ini dengan sebutan yang lain.
Tapi, yah, kita sebut saja tempat ini Perpustakaan, ehem.
Lanjut...
Di sini Saya sendirian saja karena Kakek Kepala Suku sudah pergi sejak tadi pagi.
Dan sejak dia pergi, Saya pun sibuk membaca semua buku catatan tentang Sejarah dan semua hal penting lainnya yang berhubungan dengan kehidupan orang-orang yang ada di sisi dunia ini.
Sayangnya buku-buku di perpustakaan ini hanya mencatat garis besar dari sejarah Suku dan tentang Kota ini saja. Sedangkan hal-hal detail mengenai Mahluk Yang Terpilih serta tentang keberadaan dari Terowongan Penghubung tidak dicatat di dalam buku-buku yang ada di sini.
Kemungkinan informasi tentang para Mahluk Yang Terpilih serta keberadaan Terowongan tersebut hanya diketahui oleh Utusan itu sendiri, beserta beberapa orang Anggota Suku pada masa lalu. Yah kemungkinan mereka itu adalah pembantu atau orang-orang kepercayaan dari Para Utusan tersebut.
Hhhmm, hal seperti ini jelas masuk akal akan mereka lakukan, kan?
Karna sudah hakekatnya manusia itu adalah mahluk yang sangat Kikir dan Egois!
Mereka tidak akan mau membagikan tentang semua hal yang menurut mereka berharga bagi mereka. Uhum.
Lalu menurut apa yang dicatat di sini, 19 orang Yang Terpilih dari bangsa manusia hanya menetap di kota ini untuk sementara saja. Setelah mereka mempelajari tentang kehidupan manusia yang di sisi ini, semua utusan itu pun langsung pergi menuju ke wilayah-wilayah dari bangsa manusia lainnya.
Mungkin karna tidak ada hal yang menarik bagi mereka di gurun ini, akhirnya mereka pun pergi ke tempat yang lain.
Dan untuk 5 Mahluk Yang terpilih dari bangsa Peri serta 1 Mahluk Yang Terpilih dari golongan Binatang yang berakal, setibanya mereka di sini mereka juga hanya tinggal sebentar, kemudian mereka juga langsung pergi menuju ke wilayah-wilayah tempat jenis mereka berkumpul.
Yah, meskipun ada juga Utusan dari bangsa Peri yang tinggal untuk sementara waktu, kemudian dia juga mengajarkan banyak hal kepada suku ini, tapi pada akhirnya mereka juga pergi meninggalkan tempat ini.
Dan tentang apa yang Para Utusan itu lakukan setelah mereka meninggalkan tempat ini juga tidak ada catatan di sini yang menerangkan hal tersebut.
Sepertinya Saya sendirilah yang harus mencari tahu hal tersebut, hhmmm.
Tapi Saya memang sangat penasaran dengan Utusan terakhir yang merupakan bangsa manusia. Di catat bahwa dia datang ke sini sekitar 2000 tahun yang lalu. Dan menurut catatan yang ada di sini, dialah satu-satunya Utusan yang menetap di kota ini untuk waktu yang lama. Akan tetapi dia akhirnya menghilang tanpa jejak, tidak diketahui apa penyebabnya sampai sekarang.
Yah, hal ini sangat mencurigakan, karna Utusan yang menghilang ini berbeda dengan Utusan lainnya yang mereka semua jelas-jelas pergi meninggalkan wilayah ini secara terang-terangan.
Hemmmmm, sepertinya Saya harus mencari tahu tentang hal itu nanti.
Lanjut...
Seperti apa yang sudah dijelaskan oleh Kakek, ehem. Maksudnya, oleh Kepala Suku pagi tadi. Suku mereka hanya mengetahui sedikit informasi mengenai orang-orang yang berada di luar area Gurun kematian ini.
Hal itu dikarenakan karna suku pasir ini memang sejak zaman dulunya tidak pernah berbaur dengan dunia Luar.
Yah, keberadaan dari suku mereka memang sengaja dirahasiakan untuk mencegah bocornya informasi mengenai keberadaan terowongan penghubung dan juga tentang para Utusan Dari Surga tersebut.
Jadi mereka hanya sedikit mengetahui tentang dunia luar dari informasi yang didapatkan ketika anggota dari suku mereka pergi ke area pemukiman manusia terdekat.
Dan menurut Kepala Suku, kota terdekat dari Gurun ini adalah sebuah kota pelabuhan yang bernama SandPort. Dan untuk sampai ke kota tersebut, dibutuhkan waktu 3 bulan jika menggunakan kereta kuda.
Yah, hal ini bisa dimaklumi karna memang peradaban di sisi ini masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan area pusat dunia.
Mungkin kurangnya perkembangan teknologi di sini disebabkan oleh banyaknya jenis bahaya yang ada di sini, sehingga orang-orang di sisi ini lebih fokus untuk melindungi diri mereka, yang kemudian hal itulah yang menjadi penyebab terhentinya perkembangan peradaban itu sendiri!
Yah, tentu itu hanya spekulasi Saya saja. Hhmmmmmm, terlalu banyak hal yang harus Saya pikirkan, belum lagi masalah Sihir dan juga Mantra nya yang sangatlah mengganggu pikiran Saya.
Saya memang sengaja tidak pergi bersama Inara pagi ini karna dia sedang sangat bersemangat untuk mempelajari Sihir dan Mantra. Hemmmmm, mungkin karna dia berasal dari kekaisaran Nippon, Saya pikir dia tidak akan merasa aneh tentang bahasa yang digunakan untuk Mantra Sihir tersebut.
Yah, menurut apa yang dikatakan oleh Kakek Kepala Suku, Mantra dan Sihir yang mereka praktekan saat ini, itu sudah diwariskan sejak zaman dahulu oleh nenek-moyang mereka. Kata dia Nenek-Moyang mereka mempelajari Mantra dan Sihir dari Bangsa Peri, dan begitulah asal Mantra dan Sihir yang suku mereka ketahui hingga sekarang.
Hemmmm, entah siluman macam apa yang telah mengajarkan mereka Mantra Sihir seperti itu, jujur Saya sangat ingin mengetahuinya.
Lanjut...
Lalu menurut penjelasan kakek, tentang Mana dan segala bentuk perubahannya(Sihir), Sihir ini dibagi menjadi beberapa element utama dan element gabungan.
Element-element utama tersebut adalah, element Api, element Air, element Angin, element Tanah, element Cahaya, dan BlackMana.
Lalu untuk element gabungan adalah, element Kayu, element Petir, element Es, element Suci, element Kegelapan, dan masih banyak lagi element gabungan lain yang mungkin tidak mereka ketahui. Dan ada juga tipe Sihir non element seperti, Sihir Waktu, Sihir Gravitasi, Sihir Penguatan, Sihir Ilusi, Sihir Roh, Sihir kontrak/Perbudakan, dan lain-lain.
Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa bentuk dari Sihir sangatlah dipengaruhi oleh Mantra Sihir itu sendiri.
Lanjut ke Mantra.
Mantra itu dibagi menjadi 10 level, lalu diklasifikasikan lagi menjadi 4 tingkatan Mantra, yaitu, Mantra Tingkat Dasar: untuk Mantra Sihir di level 1, 2 dan 3.
Mantra Tingkat Lanjut: untuk Mantra Sihir di level 4, 5, dan 6.
Mantra Tingkat Tinggi: untuk Mantra Sihir level 7 dan 8.
Dan yang terakhir adalah Mantra Ultimate untuk Mantra di level 9 dan 10.
Tapi untuk orang-orang yang ada di suku ini, kebanyakan dari mereka hanya menguasai Mantra Sihir Dasar saja.
Hanya ada beberapa dari mereka yang bisa menggunakan Mantra Tingkat Lanjut, dan Itu pun hanya sampai pada Mantra Level-4. Karna memang penggunaan Mantra sangat bergantung dengan Kapasitas Mana yang dimiliki oleh orang tersebut. Dan untuk Mantra Tingkat Tinggi dan Ultimate, mengenai hal itu mereka sendiri juga belum pernah melihatnya, hal itu hanya ada di catatan dan cerita-cerita dari nenek-moyang mereka dahulu.
Lalu, di sisi ini, ada juga Alat Magis yang khusus digunakan untuk mengukur Kapasitas Mana milik seseorang, tapi alat itu tentunya tidak akan ada di desa ini.
Itulah garis besar tentang Sihir dan Mantra yang suku ini ketahui.
Lanjut...
Dan untuk Saya sekarang, Saya hanya bisa menggunakan bentuk kekuatan Mana murni.
Yah, Saya menggunakan Mana untuk meningkatkan kinerja anggota tubuh Saya. Mungkin ini sama dengan Sihir tipe penguatan atau semacamnya. Saya juga bisa menembakan atau memanipulasi bentuk energi Mana Saya tersebut.
Dan Kenapa Saya sudah bisa menggunakan energi Mana adalah karena Mana itu sama dengan Tenaga Dalam/Spiritual.
Jelas hal ini sudah Saya pelajari dalam seni beladiri Saya.
Kemudian ada juga jenis kekuatan Psikis yang diajarkan oleh Dewa Ildraiz kepada Saya sebelumnya.
Menurut pemahaman Saya, kekuatan Psikis itu sendiri merupakan bentuk dari perubahan Mana, karna sumber kekuatan Psikis Saya juga berasal dari penyerapan Mana itu sendiri.
Dan dengan semua kemampuan ini, Saya masih cukup percaya diri jika nantinya Saya sampai bertemu dengan hal-hal yang berbahaya, atau jika Saya harus menghadapi sebuah pertempuran.
Jadi, untuk sementara ini Saya tidak akan terburu-buru mempelajari Sihir dan Mantranya yang aneh tersebut! Uhum, paling tidak sampai Saya menemukan model Mantra lain yang lebih normal.
Lanjut...
Menurut dari apa yang Saya dengar dari Kepala Suku. Di sisi dunia yang ini juga terdapat beberapa sosok Dewa yang disembah oleh orang-orang di sisi ini. Dan untuk suku pasir sendiri, mereka menyembah 2 Sosok Dewa yaitu, Dewa Halgzfar dan Dewa Ildraiz.
Sosok Dewa Halgzfar adalah Dewa yang memberikan tugas pertama pada suku ini, yaitu untuk menjaga area ini sebagai kota Persinggahan.
Dewa Halgzfar jugalah yang telah memberikan Lonceng Besar yang ada di altar persembahan kepada suku pasir ini. Setelah Dia memberikan Lonceng Besar tersebut, Dewa Halgzfar juga memberi tahu suku ini bahwa Lonceng Besar itu akan berdentang jika ada sosok Dewa yang berada didekatnya. Dan hal inilah yang menjadi dasar pengetahuan orang-orang di Suku ini jika Lonceng Besar berdentang maka ada Sosok Dewa yang datang.
Kemudian Kepala Suku juga memberitahu informasi tentang Kerajaan Manusia, Kerajaan Peri, Dan Kerajaan Binatang yang berada di sisi lain dunia ini, serta adanya beberapa Asosiasi Besar lain seperti, Serikat Pemburu, Asosiasi Penyihir, Perguruan Seni Bela Diri dan beberapa Aliran KeAgamaan.
Tapi untuk dapat melihat semua hal tersebut, Saya harus melakukan perjalanan yang panjang, dikarenakan area Gurun Kematian ini adalah wilayah paling ujung dari peradaban di sisi lain dunia ini.
Jadi pantas saja, bahkan Demon dan ManaBeast pun tidak pernah Saya temukan di area ini.
Ok. Sekian penjelasan dari Saya, dan begitulah petualangan Saya dan Inara akan terus berlanjut!
Bersambung...