Kini, Ervina sedang berlutut di hadapan bosnya yang arogan itu. Wanita itu, berani memohon. Karena di sudah terlalu sayang dengan Figo. Setelah Figo meminta untuk mereka mengakhiri hubungan, perlahan Ervina sadar. Arti sesungguhnya lelaki itu di hidupnya. Dia tidak perlu lagi Figo yang harus mapan, atau meminta lelaki itu untuk dewasa. Dia akan menerima Figo dengan degala jelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Ervina hanya menginginkan, lelaki itu selalu ada di sampingnya. Menjalani hidup, setelah kehilangan Figo, rasanya tidak lebih baik dari orang yang sedang sakit.
Hampa, itu lah yang dirasakan. Ervina tidak lagi berpikir, menjadi seperti orang lain, yang berpacaran dengan hedon. Dia hanya butuh makan nasi goreng dekat taman berdua saja. Tidak perlu, belanja barang branded, dia akan tetap mau bersama dengan Figo. Mungkin, bisa dibilang. Ervina sudah datang di masa kebucinannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com