Bella POV
“Bell, dimakan dong, Sayang. Jangan cuma diacak-acak terus. Nanti nasinya nangis loh.”
Bodo amat! Nangis juga bukan urusan Bella. Bagus malah. Biar Bella ada temannya.
“Bella, Sayang. Kamu kenapa, sih? Masih marah karena kita pindah ke sini atau ada yang menggangu kamu di sekolah barumu?”
Semuanya benar! Bella memang masih kesal, karena tiba-tiba harus pindah ke sini, ke lingkungan yang banyak orangnya. Juga, harus sekolah di sekolah baru, yang nggak keren sama sekali.
Hanya saja lebih dari itu, Bella kesal karena Papa selalu saja sibuk, bahkan di weekend seperti ini pun
Arg! Bella kesal, Bella marah, Bella benci!
Kenapa, sih, nggak ada yang mau perhatian dan peduli sama Bella? Bella nggak suka tinggal di sini!
“Nenek suapin aja ya? Sini?”
Nenek pun akhirnya menarik piringku, dan mencoba menyuapiku agar aku mau makan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com