webnovel

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
309 Chs

Melatih Tiang Kedua dan Seni Pisau

Ia sesungguhnya tidak percaya pada siapa pun saat itu. Tidak bahkan tokoh mimpi di hadapannya, sekalipun itu adalah guru dari Ibundanya. Pikirannya bagaikan hewan liar yang terpojok, pikirannya segelap dan semerah langit di luar, dengan dentuman petir-petirnya.

Kedua jari telunjuknya ia tautkan, gemetaran, ia mencoba melakukan petunjuk Anbelle. Ia membayangkan mati-matian sebuah cahaya pelangi yang selalu telah ada dalam tubuhnya, yang menyemburat membalut tubuhnya, lalu perlahan-lahan ia giring ke telunjuknya, hingga membuhul, membantuk gumpalan kecil, yang jika ia rentangkan, ya ia berhasil merentangkannya hingga terlihat benang ibarat hasil tarikan dari gumpalan keju kental…

Lalu putus. Ia meraung lagi penuh frustrasi!

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com