Jeny duduk dengan tenang di bangku es, semua yang ada di depannya akrab dan asing. Enam bulan yang lalu, dia memegang buku yang beraroma tinta dan duduk sendirian di bangku taman di depan gedung uji, dengan tenang. Di dunia yang diuraikan dalam buku.
Setengah tahun kemudian, dia masih duduk di sini, bedanya benda-benda itu bukan lagi manusia, yang menunggunya bukan lagi bel listrik setelah kelas, tetapi eksperimen mengerikan hidup dan mati. "Nomor 5, siap untuk masuk ke laboratorium."
Jeny dengan lembut menutup halaman buku harian itu, dan sebuah foto yang sedikit menguning jatuh secara tidak sengaja dari buku itu, membungkukkan pinggang Dika rampingnya, meraih dan mengambilnya dengan ibu jari yang bersih. Dengan lembut mengusap wajah semua orang di foto, seolah-olah mendengar tawa lama mereka, sudut mulut lembutnya sedikit terangkat, matanya yang tenang menampakkan pancaran cahaya, dan jari-jarinya akhirnya tetap berada di wajah seorang anak laki-laki.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com