webnovel

Taman Air Merah

Theodor memilih pesta ulang tahun tak biasa. Theo dan kekasihnya Nauctha sebenarnya memilih Tovkla Water Park sebuah wahana taman air out door berada di Ibu Kota tetangga sebut saja Detulca. Namun, karena suatu hal yang tak terduga mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah. Akhirnya mereka liburan di Winter Water Park sebuah wahana taman bermain out door yang di dominasi warna putih dan biru di kota kelahiran mereka, bernama Alustra. Teror dimulai ketika mereka akan mencoba wahananya. Seorang hantu Wanita menyamar menjadi salah satu pengawas wahana taman bermain tersebut. Ada motivasi apakah sang hantu menampakkan diri pada mereka?

Yi_EunSha · Horror
Sin suficientes valoraciones
56 Chs

Energi Negatif Masuk!!

"Sejauh ini hanya kalian yang sanggup mengetahui keberadaan Theo. Jadi apa kita masih harus tetap mewaspadai kedua kubu yang menargetkan Putra kami?" Ibu Theo bertambah panik mendengar ucapan Kenatt.

"Organisasi Otra masih berjalan sampai sekarang. Meskipun pencarian Felix Sanders selalu gagal, tetapi mereka tidak pernah menyerah. Seolah tanpa Sergei mereka, masih bisa menjalankan misi" kata Armian.

"Tidak masuk akal. Otak utama di balik seluruh kejahatan mereka adalah Sergei. Pria selicik Sergei, tidak akan dengan mudah memberikan hasil riset secara penuh pada sekutunya sekali pun. Kecuali ada seseorang yang diperintahkan khusus untuk menggantikan posisinya" Kenatt tahu betul watak penjahat seperti Sergei.

"Sergei mati di dalam labnya sendiri. Jika sekutunya datang untuk memastikan dia benar sudah mati atau belum, ada kemungkinan besar mereka dapat mengetahui seluruh hasil riset Sergei" Lucas memotong pembicaraan sejenak.

"Kalau begitu keluarga kami setidaknya aman untuk beberapa hari kedepan bukan? Orang yang ditakuti Marcus, Aleah dan Lolita sudah meninggal" tanya Ibu Theo mencari jawaban yang diinginkan.

"Maaf sayangnya itu tidak mungkin. Meskipun Sergei mati, Theodor sudah masuk ke dalam lingkaran kutukannya" ucapan Hisashi membuat semua orang di sana tercengang.

Adel diam terpaku ingin dia menegur Hisashi atas ucapannya yang membuat kelurga kliennya bertambah panik. Tetapi setelah sekian lama bekerja sama dengan Ayah angkat kekasihnya Ferghus, rasanya...tidak mungkin Hisashi mengucapkan sesuatu tanpa alasan kuat.

"Nak, kemasi barangmu. Kita akan segera pergi dari sini" Ayah Theo menepuk bahu Theodor sambil berdiri.

"Kalau Anda pikir dengan mengubah tempat tinggal, Theo akan selamat dari kejaran Sergei, lupakan saja. Sergei bukanlah manusia. Dia sudah mati. Ke mana pun mangsanya pergi, dia akan selalu menghantui" Ferghus menyela sambil menatap tajam Ayah dari kliennya.

"Ya, ke mana pun kalian melarikan diri akan percuma dan hanya, buang-buang tenaga. Lagi pula jika kalian melarikan diri, siapa yang akan menolong kalian dari kejaran Sergei? saya rasa Anda orang tua yang bijak. Mana mungkin membiarkan Putra Anda dengan mudah dilenyapkan bukan?" Kini Adel bersi keras menahan keluarga Theodor pergi.

"Jadi apa yang bisa kalian bantu?" Ayah Theo duduk kembali mencoba setenang mungkin.

"Aku harus tahu terlebih dahulu dari keluarganya. Apa Theo ketika tidur sering berperilaku aneh? contohnya tidur sebagai manusia biasa dan bangun sebagai manusia super? yang bisa menghancurkan seisi rumah jika dirinya mau?" tanya Hisashi hati-hati. Beliau berdoa dalam hati semoga anak itu tidak mengalami apa yang beliau ucapkan. Karena jika tidak, masalah Theo akan jauh lebih mudah ditangani.

Bagaimana dia bisa tahu sedetail itu? Bahkan kami sahabat dekatnya saja baru tahu kemarin. Batin Lucas menatap penuh selidik pada Hisashi.

"Ya. Dia seratus kali lebih kuat dibandingkan ketika dia dalam kondisi normal. Itu sebabnya setiap malam kami selalu memasang pagar listrik untuk membuatnya sejinak kucing" tiba-tiba Oliver sang saudara sepupu sekaligus Psikolog Theo muncul dan duduk di samping kedua orang tua Theo.

"Sebagai Psikolog, aku penasaran. Mengapa kalian semua lebih percaya pada ramalan orang itu, daripada bantuan medis seperti yang selama ini kulakukan pada Theo?" kali ini terdengar nada tersinggung dari bibir Oliver.

Ferghus akan angkat bicara tetapi Lucas memberi kode melalui mata. Terpaksa Ferghus tak jadi mengutarakan bantahannya pada Oliver.

"Maaf Oliver. Ku rasa ini pembicaraan internal antara kami. Tidak bisakah kau tidak ikut campur dalam pembicaraan kami?" sikap Lucas, membuat Theo dan kedua orang tuanya terperanjat kaget. Pembicaraan ini berkaitan erat dengan penyakit Theo yang selama ini di tangani langsung oleh Oliver. Bagaimana bisa tiba-tiba menjadi bukan urusan Oliver?!

"Atau kau memiliki sesuatu untuk dibicarakan? mengenai penyakit Theo?" tatapan Lucas tidak menuju ke arah wajah atau pun mata Oliver. Lucas seolah sedang mengawasi sesuatu yang berada tepat dibelakang Oliver. Tatapan itu terkesan waspada dan merasa terancam.

Brak!!

"Aku berhak mengetahui kondisi Pasienku. Karena dia masih dalam pengobatanku. Jika terjadi sesuatu terhadapnya, bukankah aku yang akan dituntut? padahal kalian semua bergerak dibelakangku" Oliver meradang merasa Lucas tidak berhak melarang dirinya.

"Memang kita sedang membicarakan soal kesehatan Theo? Yakin sekali, padahal kau baru saja masuk" Lucas tak gentar menghadapi Oliver.

"Lucas. Apa masalahnya Oliver ikut berdiskusi dengan kita semua di sini?" Theo berusaha menengahi.

"Dia tidak bisa dibiarkan ikut berdiskusi dengan kita. Pikirannya tidak sesuai dengan jalan pikiran kita. Bicara dengannya hanya akan menambah permasalahan. Percayalah itu" jelas Lucas menunjukkan sikap permusuhan terhadap Oliver. Ada apa antara Lucas dan Oliver? mereka hanya pernah sekali bertemu.

"Ku harap Anda bisa keluar sekarang. Lagi pula setelah diskusi kami berakhir kau bisa kembali menemui Pasienmu" tegas Lucas. Entah mengapa Theo merasakan hawa aneh yang bertabrakan antara Lucas dengan Oliver.

Bahkan ketika Lucas hanya menepuk bahu Oliver, wajah si Oliver langsung memucat. Oliver terlihat berusaha menahan rasa sakit yang diakibatkan dari tepukan ringan Lucas. Theo memicingkan mata keheranan melihat Lucas, membuat Oliver merasa terintimidasi hingga Pria yang tidak diinginkan kehadirannya itu, pergi begitu saja.

"Tuan Marcus, apakah itu kau?"

Deg!!

Ketegangan tercipta begitu Hisashi menyebutkan nama Ayah kandung Theodor. Bahkan tatapan Lucas, masih ke arah yang sama meski Oliver sudah menghilang dari depan matanya.

"Hisashi, kau bisa melihat mereka?" desis Lucas tanpa menatap Hisashi.

"Aura di dalam ruangan ini memberi tahuku Marcus dan Sergei berada di ruang yang sama. Kurasa kau sudah sangat terbiasa melihat roh hitam dan putih. Melihat reaksimu hari ini nak," jawab Hisashi. Ketenangan Biksu ini seperti air yang mengalir.

"Bisakah kau menutup mata batinku?" kini Lucas menoleh ke arah Hisashi, merengek seperti bocah.

"Kami membutuhkan orang-orang sepertimu, seperti Theo, dan seperti Eve. Untuk apa aku membuang bakat kalian? toh tim kami bisa merekrut kalian" kekeh Hisashi, disambut kekehan Adel, yang kemudian merangkul Ferghus kekasihnya.

"Stop menertawakanku oke, pikirkan mengapa aku bisa melihat jejak Sergei tepat di belakang Oliver? Karena itu lah refleks aku langsung memusuhi Oliver" kata Lucas terang-terangan.

"Mungkin itu hanya karena kau pernah berurusan dengan Sergei dan hampir tertangkap olehnya? Jadi karena trauma itulah pikiranmu jadi sedikit terganggu?" Casandra Huibert mencoba menarik kesimpulannya sendiri.

"Tidak. Kalau jawabannya sesederhana itu, tidak mungkin Dad kandungnya datang berusaha melindungi Theodor" jawab Hisashi seyakin mungkin.

"Apa dia masih ada di sini?" Theodor terdorong rasa ingin tahu. Bagaimana pun, Theodor tidak bisa bertemu secara langsung dengan kedua orang tua kandungnya. Marcus dan Aleah.

"Tidak. Dia hanya memberi sebuah pesan untukmu Theo..."sambung Lucas menatap tajam pada Theodor terlebih lagi pada Eve.

"Marcus berkata, Sergei semakin menginginkanmu. Bahkan Sergei juga sedang menargetkan Eve. Dia memberi perintah agar Eve segera pulang ke Negaranya sebelum dia juga diincar oleh Sergei" kata Lucas super serius.

"Untuk apa? bukankah katamu dia sudah mengincarku? artinya aku memang target selanjutnya" Eve tidak takut sama sekali.

"Dia mengincarmu artinya sudah menyelidiki sedikit informasi tentangmu. Kau pergilah sebelum dia mengetahui seluruh kemampuanmu" tegas Lucas tidak ingin ucapannya dibantah.