webnovel

TAKDIR ALLAH

Memang jodoh cerminan dari diri sendiri namun tidak ada salahnya bukan jika kita berusaha dan berubah demi mendapatkan orang tersebut. *** Dilain sisi Adit saat ini sedang berada ditempat tongkrongan bersama teman-temannya. Adit merupakan salah satu penggemar motor sport. Dia mendapat julukan sebagai king of motor karena prestasi nya yang selalu menjadi juara lomba balap liar menjadikan nya dirinya dikenal banyak orang. "Hay brother tumben Lo diam saja disini gak gabung sama teman-teman yang lainnya" seru doni teman Adit yang tiba-tiba muncul. "Lagi gak mood gue" balas Adit sembari menghisap rokok nya. "Ada gerangan apakah ini? Apa jangan-jangan Lo sedang patah hati? Soalnya sedari tadi gue perhatiin Lo kebanyakan melamun" Tanya Doni yang sedikit kepo. "Apaan sih Lo" kelak Adit. "Alah jujur ajalah bro sama gue lagian kita kan juga udah kenal lama udah dari SD malah jadi gue tu tau semua sifat Lo termasuk kalauo sedang berbohong seperti sekarang ini" ujar doni yang masih coba memancing Adit agar mah bercerita. "Bisa aja Lo" balas Adit lalu mematikan rokoknya. "Sini-sini cerita aja sama gue siapa tau nanti gue bisa ngasih saran dan jalan keluar buat Lo" seru doni lagi. "Emm gue lagi tertarik sama cewek" balas Adit singkat. "Tertarik atau jatuh cinta hayo" goda Doni. "Untuk saat ini kayaknya gue lagi tertarik aja lebih tepatnya sih kagum sama dia soalnya gue belum bisa bilang kalau itu cinta karna gue masih trauma sama yang dulu" balas Adit yang mengingat masa kelam nya. "Kenapa harus trauma sih lagian gak semua cewek kayak gitu sekarang ini saat yang tepat buat Lo bangkit dari keterpurukan masa lalu Lo yang kelam itu" seru doni yang ingin sahabat nya itu bangkit dari peristiwa itu.

Pinky_01 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
397 Chs

bab 11

Rasa itu datang bukan karena diminta tapi karena datang dengan sendirinya

***

Sesampainya diuks Nisa pun segera ditangani oleh dokter yang berjaga. Tak lama kemudian setelah diperiksa Nisa pun sadar kan diri.

"Aw dimana aku?" Tanya Nisa sembari memegangi pipinya yang ketonjok tadi.

"Syukurlah kalau kamu sudah sadar kamu sekarang lagi berada di UKS teman-teman mu tadi yang membawa kamu kesini dan mereka sekarang lagi ada diluar" balas dokter.

"Kok kepala saya agak pusing ya dok?" Tanya Nisa yang juga merasakan kepalanya pusing.

"Itu gak papa kok dek mungkin efek dari pukulan itu" balas dokter. Nisa pun kemudian mengingat jika dirinya tadi menolong Karin yang akan dipukul sama Adit setelah itu dia tidak mengingatnya lagi mungkin karena dia pingsan.

"Bolehkah tolong panggilkan teman saya?" Seru Nisa.

"Oh boleh sebentar ya" balas dokter lalu keluar untuk memanggil kan temannya. Setelah itu Karin yang berada diluar pun masuk kedalam UKS dan menemui Nisa.

"Syukurlah Sa kamu sudah sadar aku khawatir sama kamu lagian kamu ngapain sih pake nyelamatin aku kan jadi kamu yang kena pukul kan" seru Karin.

"Udahlah la Rin gak papa toh juga udah terjadi kan dan sekarang aku juga gak papa" balas Nisa mencoba tersenyum walaupun sebenarnya dia menahan kesakitan tapi dia tidak menunjukkan itu takut jika sahabat nya itu menjadi khawatir.

"Tapi pipi kamu bengkak Sa dan pasti itu sakit sekali" seru Karin lalu memegang pipinya Nisa yang bengkak.

"Aww" jerit Nisa.

"Tuhkan sakit kamu bohong kan tadi" ujar Karin.

"Ya jelas sakit kalau kamu tekan kayak gitu aneh-aneh aja sih kamu" balas Nisa tertawa kecil.

"Iya juga sih maaf ya reflek tadi tu hahah" seru Karin.

"Rin ke kelas yok" ajak Nisa sembari mencoba duduk.

"Yang benar aja kamu kan masih sakit masak mau balik ke kelas" seru Karin yang mencegah Nisa untuk berdiri.

"Jangan lebay deh Rin aku udah gak papa nanti kalau aku disini bisa-bisa tertinggal pelajaran" balas Nisa.

"Sa dengerin apa kata aku kenapa sih ini juga untuk kebaikan kamu kan apa susahnya coba kalau dibilangin tuh nurut" ujar Karin yang sediki kesal karna Nisa susah untuk dibilangin. Nisa yang sadar jika Karin kesal padanya alhasil memutuskan untuk kembali tidur karena dia tidak mau jika harus berdebat dengan sahabatnya itu secara dia begitu juga untuk kebaikan dia.

"Aku nglakuin ini juga untuk kebaikan kamu Sa bukan ada maksud yang lain nanti semisal kamu kenapa-napa aku gak bisa maafin diri aku sendiri, secara tak langsung kan kamu begini karena aku jadi aku mohon kali ini aja kamu dengerin ucapan ku jangan keras kepala" jelas Karin panjang lebar.

"Iya Rin maafin aku ya" balas Nisa lembut.

"Yaudah kalau gitu aku balik ke kelas dulu ya ntar aku bilangin Sama gurunya kalau kamu lagi di UKS biar tidak dicariin terus nanti kalau balik sekolah kamu tunggu disini aja biar aku yang bawakan tas kamu" seru Karin.

"Makasih ya Rin" balas Nisa.

"Iya sama-sama" ujar Karin lalu pergi meninggalkan Nisa dan menuju ke kelasnya.

Sepanjang jam pelajaran Nisa hanya rebahan dan bermain ponsel sampai bel pulang berbunyi begitu pun dengan Adit sehabis kejadian tadi dia tidak kembali lagi ke kelas dia kembali ke kelasnya hanya untuk mengambil tas ranselnya seperti saat ini.

"Laki-laki kok main tangan sama perempuan semoga saja aku dijauhin sama lelaki yang kayak gitu" sindir Karin pada Adit yang baru masuk kedalam kelas. Adit yang mendengar ucapan Karin hanya diam saja tanpa memperdulikan nya dia tak mau jika emosi nya terpancing lagi dan dia hilang kendali seperti yang terjadi tadi pagi sebenarnya dia tadi itu tak sengaja melakukan nya karna emosi aja dia jadi hilang kendali.

"Dasar patung disindir aja gak peka" ujar Karin lagi namun Adit masih tidak menanggapi nya dan memilih untuk segera keluar dari kelas. Karin yang merasa tak digagas akhirnya merasa sedikit kesal setelah itu dia memilih untuk pergi ke UKS menjemput Nisa yang mungkin sedari tadi udah menunggu nya.

"Eh Sa maaf ya kalau kamu nunggu terlalu lama oh iya ini tas kamu " ujar Karin yang masuk ke UKS lalu memberikan tas ransel nya Nisa. Nisa yang awalnya tiduran mendengar suara Karin akhirnya memutuskan untuk bangun dan duduk.

"Oh gak papa kok makasih ya! Yaudah yuk pulang" seru Nisa.

"Kamu udah beneran membaik?" Tanya Karin memastikan.

"Udah kok nih lihat aku sudah bisa berdiri kan" balas Nisa lalu mencoba berdiri.

"Yaudah pelan-pelan aja ya" pinta Karin. Lalu mereka segera bergegas keluar dari UKS dan pulang namun ketika dalam perjalanan Nisa dan Karin tak sengaja berpapasan dengan Adit yang juga hendak pulang.

"Bikin orang sakit tapi gak tanggung jawab siapa tuh?" Sindir Karin. Adit yang merasa tersindir sontak melihat ke sumber suara dan tanpa sengaja mata elang Adit bertemu dengan mata Nisa mereka pun bertatap-tapapan namun ketika tanpa sengaja Adit melihat pipi Nisa yang sedikit merah dan bengkak dia pun akhirnya mengalihkan pandangannya karna dalam hatinya yang terdalam dia juga merasa bersalah, sepanjang hidup nya dia gak pernah memukul cewek sedikit pun tapi entah tadi pagi kenapa dia bisa begitu.

"Udahlah lah Rin jangan buat keributan Mulu gak cape apa kamu?" Tanya Nisa yang Ndak habis pikir sama Karin bisa-bisa nya dia kalau bertemu dengan Adit tidak pernah sedikitpun akur.

"Kenapa sih kamu belain dia terus dia kan udah buat kamu celaka terus lagian mana yang katamu dia itu baik" kesal Karin pada Nisa yang selalu membela Adit padahal sudah jelas-jelas Adit membuat dia celaka.

"Bukannya gitu nis tapi kan dia mungkin gak sengaja namanya juga musibah" seru Nisa mencoba menjelaskan kepada Karin.

"Udahlah Sa dari pada berdebat kita pulang aja" seru Karin lalu menarik tangan Nisa untuk pergi dari situ. Mata Nisa dan Adit tanpa sengaja bertemu lagi alhasil mereka saling bertatapan.

"Menarik" satu kata yang terucap didalam mulut Adit setelah itu dia pergi.