Di suatu tempat, tampak sebuah pohon yang rindang. Disana ada sebuah kereta kuda dan tak jauh dari sana ada beberapa orang yang sedang duduk sambil berbicara, mereka sedang beristirahat dari perjalanan yang dialami.
Ray memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon besar yang rindang itu, untuk mengistirahatkan kuda serta dirinya yang hanya fokus ke jalanan selama beberapa jam terakhir. Ray selalu melakukan itu setiap beberapa jam sekali dan tentu Orion, Kiara dan Kiana mengerti.
Sudah 5 hari sejak mereka pergi dari desa, ini adalah pengalaman pertama Kiara dan Kiana yang jauh dari orang tua mereka. Untuk Orion sendiri memang sama dengan mereka, namun dia tidak begitu terlihat risau.
Masih ada rasa rindu kepada keluarganya, itu pasti. Namun dengan adanya Kiana dan Kiara, itu membuatnya sedikit merasa di rumah. Sama halnya dengan Orion yang menganggap mereka sebagai rumah, Kiara dan Kiana juga menganggap kehadiran Orion sudah seperti rumah.
"Kita sudah setengah jalan, jika cuaca selalu bagus dan perjalanan kita lancar maka kita akan sampai dalam 4 atau 6 hari lagi" Ray berkata sambil melihat ke peta yang ada di tangannya.
"Masih cukup lama, ya. Tapi mau bagaimana lagi, tujuan kita adalah Anfield" Orion tersenyum tipis.
"Tapi kalian menikmati perjalanan, kan? Banyak hal baru yang kalian temui di perjalanan" Ray berkata.
"Iya, paman Ray benar. Kiara belum pernah melihat Slime sebelumnya, tapi sekarang akhirnya Kiara tahu wujudnya"
"Yang kita temui itu adalah Slime normal, jadi tidak berbahaya dan bisa diabaikan begitu saja. Ada banyak jenis slime di dunia ini" Orion menjelaskan.
"Hoo....Aku merasa ingin bertemu dengan semua jenis slime itu" Kiana terdengar bersemangat.
"Untuk itu, Kiana harus menjelajahi dunia ini" Kiara melihat Kiana.
"Itu hal yang mudah, aku akan menjelajahi dunia begitu usia ku sudah cukup dan memiliki kemampuan yang cukup"
"Apa aku boleh ikut bersama mu, Kiana. Aku juga ingin menjelajahi dunia ini" Orion berkata.
"Tentu saja, aku memang ingin pergi menjelajahi dunia bersama mu" Kiana mengangguk.
"Kiara juga ikut, semakin ramai maka akan semakin menyenangkan" Kiara angkat bicara.
"Umm.....Boleh saja, kau bisa menjadi tukang angkat barang nantinya" Kiana berkata.
"Kiara tidak keberatan menjadi tukang angkat barang untuk Orion" Kiara melihat ke Orion.
"Tidak, Kiara. Mana mungkin aku akan membiarkan mu melakukan itu" Orion menggeleng.
"..." Mendengar itu membuat wajah Kiara merona, dia tersenyum.
"Orion, apa ada Slime yang jinak?" Kiana bertanya.
"Seharusnya ada, apa kau menyukai slime?"
"Aku tidak tahu, tapi. Menurut buku yang ku baca, Slime sangat empuk dan hampir semua dari mereka terlihat lucu"
"Ada banyak Slime yang jinak, itu semua tergantung lingkungan mereka tinggal" Ray berkata.
"Benarkah? Apa paman Ray pernah melihat dan bertemu dengan Slime seperti itu sebelumnya?" Kiara melihat ke Ray.
"Ya, beberapa kali. Ketika menemukan itu, aku memutuskan untuk membiarkan Slime itu berkeliaran. Tidak ada alasan untuk membunuh makhluk yang tidak mengancam"
"Hmm....Dimana kau menemukan itu paman Ray?"
"Di hutan sekitaran kota ku menetap dulu"
Setelah beristirahat selama hampir 2 jam, Ray pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kereta kuda mereka kembali berjalan, meski tidak terlalu lama. Karena langit malam sedang mendekati mereka, mereka memutuskan untuk tidak melakukan perjalanan di malam hari.
......
Setelah melakukan perjalanan panjang dan melelahkan, kereta kuda Orion sampai di kerajaan Anfield. Ray menepati janjinya, dia berhasil membuat mereka sampai di Anfield dalam waktu kurang dari 2 minggu.
Orion, Kiana dan Kiara tidak bisa menyembunyikan rasa takjub mereka melihat kerajaan Anfield, karena mereka belum pernah ke ibukota sebuah kerajaan besar. Orion yang sesekali melihat kota-kota di dekat desanya tidak bisa mengatakan bahwa Anfield dan kota-kota berada di tingkatan yang sama.
"Nah, karena kalian akan menetap di sini. Maka kalian harus memiliki kartu identitas Anfield, seperti namanya....."
"Itu hanya berlaku di kerajaan Anfield dan wilayah-wilayah yang di kuasai oleh Anfield, aku akan membawa kalian kesana sekarang" Ray kembali menggerakkan kereta kudanya, menuju ke sebuah bangunan yang terlihat sedikit ramai.
Ray meletakkan kereta kudanya di tempatnya, dari sana mereka harus berjalan ke bangunan itu. Kantor Administrasi Anfield, begitulah orang-orang memanggilnya. Disana merupakan tempat untuk orang-orang yang memiliki urusan kepada pemerintahan Anfield.
Seperti membayar pajak, lowongan pekerjaan, pembuatan kartu, izin usaha, jalur perdagangan dan masih banyak lagi. Ray menggiring mereka ke tempat pembuatan kartu identitas, yang kebetulan sedang sepi.
"Halo, selamat siang dan selamat datang di kantor administrasi Anfield. Apa yang bisa saya bantu?" Seorang pria Elf berkata di balik meja yang di beri pembatas kaca.
'Jadi seperti ini Elf itu, pria ini terlihat ramah' Orion memperhatikan pria itu dengan seksama.
"Selamat siang, aku ingin membuatkan ketiga anak ini kartu identitas Anfield" Ray memperlihatkan Orion dan kedua kekasihnya.
"Anak-anak mu sangat manis, tuan. Tunggu sebentar, ya" Pria itu melakukan sesuatu di mejanya.
"Mereka bukan....Hah" Ray hanya menghela nafas, mereka bertiga tertawa melihat itu.
"Silahkan isi data yang ada di kertas ini, setelah itu serahkan kepada saya" Pria itu memberikan Ray, 3 buah kertas.
"Aku akan kembali, kalian isi saja data disana terlebih dahulu" Ray berkata sambil pergi keluar.
Orion, Kiara, dan Kiana mulai mengisi data yang ada di kertas itu. Setelah itu menyerahkannya kembali kepada Pria Elf, Pria Elf itu mengatakan bahwa dia membutuhkan beberapa waktu agar kartu identitas bisa di proses.
Dan setelah menunggu beberapa menit, Pria Elf itu kembali dengan 3 buah kartu di tangannya. Dia mendekat ke Orion dan yang lainnya lalu memberikan kartu itu, dia juga menjelaskan sedikit tentang Anfield.
"Karena urusan kalian dengan saya sudah selesai, maka saya harus permisi karena harus kembali bertugas" Elf itu membungkuk kecil lalu pergi.
"Apa sudah selesai?" Ray kembali datang, mereka bertiga menunjukkan kartu identitas mereka.
"Baiklah, anak-anak. Kita kembali ke kereta kuda terlebih dahulu" Ray mulai berjalan keluar dan di ikuti oleh mereka bertiga.
Sesampainya di tempat kereta kuda, Ray menurunkan semua barang-barang mereka. Mereka sendiri langsung mengambil barang masing-masing yang berupa sebuah tas, mereka memang tidak membawa banyak barang.
"Nah, di sinilah kita. Anfield, ibukota kerajaan ini. Kalian masih memiliki waktu 3 hari sebelum hari pendaftaran di buka, aku ingin menemani kalian hingga besok. Tapi aku memiliki urusan yang sangat mendesak....."
"Dan harus segera pergi sekarang"
"Berarti, paman Ray akan meninggalkan kami disini?" Kiara bertanya.
"Sayangnya begitu, tapi kalian tidak perlu khawatir. Kalian sudah besar, pasti bisa beradaptasi dengan kota besar ini"
"Kami mengerti, paman Ray" Orion mengangguk kecil.
"Bagus lah kalau begitu, oh iya. Apa kalian memiliki uang?"
"Ya" Mereka menjawab serentak.
"Ambil ini, anggap saja sebagai hadiah dari ku" Ray menyerahkan sebuah kantung coklat kecil kepada Orion, didalamnya terdapat beberapa koin.
Di dunia ini koin merupakan mata uang yang sah, ada 4 jenis koin dan masing masing memiliki harga yang berbeda. Ada platina, emas, perak, dan tembaga, 100 tembaga setara dengan 1 perak begitu juga 100 perak setara dengan 1 emas, tapi 1000 emas baru setara dengan 1 platina.
"Isinya mungkin tidak seberapa, tapi kuharap itu bisa meringankan beban kalian"
"Terima kasih, paman Ray" Mereka membungkuk tanda berterima kasih.
"Tidak masalah, itu hanya beberapa koin perak saja"
"Tapi ini tetap berarti bagi kami" Orion berkata.
"Aku ingin menemani kalian, tapi aku minta maaf"
"Kami mengerti, paman Ray" Kiara tersenyum tipis.
"Kalau begitu, aku harus pergi sekarang"
Ray naik ke kereta kudanya, kereta kuda mulai berjalan menuju ke gerbang kota untuk keluar. Mereka bertiga melihat kepergian Ray dan setelah itu melihat kembali ke sisi kota, memikirkan apa yang akan mereka lakukan.