webnovel

Manis dan Indah

Rei terpaku.

Luo yang tiaba-tiba memeluk tubuhnya membuat Rei shock dan hilang akal untuk sesaat. Rei segera meletakkan mangkok kotor yang berada di tangannya ke atas meja makan. Kemudian Rei menatap wajah Luo. Tampak netra Luo berkaca-kaca. Sama seperti yang dia lihat tadi, saat Rei berkunjung ke panti. Netra penuh luka dan menahan rasa sakit seorang sendiri.

Rei mensejajarkan wajahnya dengan Luo. Menatap netra Luo dalam. Mencari sebuah alasan agar dirinya tidak mencintai pria di depannya saat ini. Sayangnya nihil, Rei semakin jatuh cinta dengan Luo. Rei memutuskan untuk membuka hatinya untuk Luo.

"Apa yang membuat mu merasakan sakit?" tanya Rei ke pada Luo,

"Melihat mu pergi dan menatap Rei yang tak kunjung bangun" jawab Luo tanpa ada rasa ragu di matanya.

"Apakah kami berdua ada di dalam hati mu?" tanya Rei lagi,

"Di dalam hati ku, aku melihat sosok Rei di dalam diri mu. Aku mencintai mu bukan karena fisik mu. Tapi karena hati mu. Bukan berarti aku menganggap diri mu sebagai Rei, kalian dua orang yang berbeda dan aku tau akan hal itu. Aku memang egois. Karena saat ini aku sedang menginginkan kalian berdua menjadi milik ku." Aku Luo lagi.

Rei tertunduk lesu. Luo menyentuh dagu Rei, membuat Rei menatapnya kembali.

"Maafkan keegoisan aku. Aku mulai mencintaimu Agatha" aku Luo.

Pengakuan Luo membuat Rei ingin menangis. Luo mengakui perasaannya pada sosok yang salah. Jika saja Rei mampu. Dia akan berteriak, jika dirinya Aneisha Reishana bukan Agatha Gianina. Namun semua itu percuma. Karena Luo tidak akan percaya dengan apa yang dia katakan. Rei yakin, Luo tidak akan bisa menerima semua yang dia katakannya. Karena apa yang terjadi ke pada Rei dan Agatha sangat tidak wajar dan di luar nalar manusia.

"Apakah kamu ingin kita bersama?" tanya Rei,

"Tentu. Bantu aku untuk mengenal mu kembali. Aku akan belajar mencintai mu, dan menyimpan kenangan akan Rei" jawab Luo,

"Bagaimana jika dia tiba-tiba bangun dan memiliki perasaan yang sama dengan mu. Apakah kamu akan meninggalkan aku?" tanya Rei

"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Biarkan waktu yang membawa kamu atau Rei kepada ku. Jika memang rasa yang aku miliki hanya untuk mu. Maka rasa untuk Rei akan hilang secara alami. Maaf. Mungkin aku terdengar egois. Tapi, yang aku tahu. Aku menginginkan kamu saat ini" jelas Luo.

Rei menundukkan kepalanya sejenak. Kemudian dia memejamkan kedua matanya. Mencari kedamaian dari hatinya. Jika memang ini yang terbaik, maka semua akan berjalan dengan indah.

"Baiklah. Kita jalani semua ini tanpa penyesalan" putus Rei,

Luo memeluk tubuh Agatha.

"Terima kasih" sahut Luo,

Luo meraih bibir Agatha. Merasakan bibir Agatha yang dingin di terpa sentuhan AC. Meresapi setiap sudut bibir Agatha dengan jari-jarinya.

"Bolehkah aku mencium mu?" tanya Luo.

Rei menganggukkan kepalanya. Rei pasrah. Karena di depan Luo saat ini yang sedang berdiri dihadapannya bukan seorang Aneisha Reishana melainkan Agatha Gianina. Gadis yang menjadi tunangan Luo.

Luo melumat bibir Agatha dengan lembut. Luo tidak ingin menyakiti setiap inci tubuh Agatha. Dia memperlakukan Agatha dengan hati-hati layaknya sebuah porselen yang gampang retak. Rei yang berada di dalam tubuh Agatha mengikuti apa yang Luo lakukan. Seolah-olah menjiplak apa yang Luo lakukan. Luo menghentikan permainannya dan menatap netra Agatha dengan penuh tanya,

"Apa aku orang pertama yang memperlakukan kamu seperti ini?" tanya Luo.

"Iya. Kamu benar. Apa kamu merasa, kamu sudah hebat?" tanya Rei kesal bercampur malu.

Luo tersenyum penuh kemenangan. Tersirat rasa bahagia di dalam hatinya. Jika ini yang pertama, Luo ingin memberikan kenangan yang terindah bagi Agatha, kekasihnya saat ini.

Luo menggendong tubuh Agatha, mendudukkan Rei di atas pangkuannya. Luo memulai aksinya kembali. Luo melumat bibir Agatha dengan rakus, bukannya menghentikan apa yang Luo mulai. Rei malah membalas apa yang Luo lakukan ke padanya. Suara deru nafas satu sama lain saling terdengar. Bahkan Rei bisa merasakan tangan Luo meremas pinggulnya. Rei dan Luo saling bertukar saliva. Berbagi rasa dingin yang mereka berdua rasakan.

Luo menghentikan ciuman panas mereka. Rei yang saat ini terperangkap di dalam tubuh Agatha tampak terengah-engah. Rei meraup udara sebanyak mungkin. Luo membuat pasokan oksigen dalam tubuh Rei terhambat.

"Jika aku tidak berhenti. Aku bisa melakukan hal lebih dari sekedar ciuman ke pada mu" bisik Luo. Membuat Rei tersenyum. Rei mengalungkan kedua tangannya pada leher Luo.

"Aku percaya hal itu.Tapi aku yakin pertahanan diri kamu bagus" aku Rei membuat Luo mendecih.

"Cih! Jika itu bukan kamu. Aku sudah melakukannya sedari tadi" aku Luo jujur.

"Terima kasih" sahut Rei.

"Terima kasih untuk apa?" tanya Luo, membuat Rei tersenyum dengan pertanyaan yang menurutnya sangat menggemaskan di matanya.

"Rasa sabar yang tak terbatas untuk aku" jawab Rei yang dihadiahi satu kecupan singkat oleh Luo.

"Everything for you" kata Luo yang membuat Rei melambung tinggi. Rei tidak menyangka, satu kalimat dari Luo. Bisa membuat kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya. Rei merasa menjadi wanita yang beruntung saat ini.

"Hatchim!" Luo merusak suasana dengan suara bersin yang keluar dari mulutnya.

Rei menahan tawanya. Sungguh, saat ini ekspresi Luo sangat lucu dan menggemaskan. Luo segera menutup hidungnya yang mulai mengeluarkan ingusnya.

"Sepertinya kamu sakit" kata Rei.

"Aku rela sakit. Karena saat ini ada seseorang yang dengan sukarela akan merawat ku. Benar begitu kan?" tanya Luo untuk mendapatkan pengakuan dari Rei. Rei tersenyum dan mencubit pipi Luo yang terasa menggemaskan.

"Kamu benar. Kamu sudah membuat aku terdengar seperti pembantu mu" jawab Rei.

"Hei! Kamu wanita ku, bukan pembantu ku" sanggah Luo.

Tersirat rona merah di pipi Agatha. Rei tersipu dengan apa yang Luo katakan. Rei tidak menyangka Luo akan semanis ini. Jika saja, Reid an Agatha tidak bertukar tubuh. Akankah Luo memperlakukan dirinya semanis ini?

"Bagaimana kalau kita tidur bersama malam ini?" tanya Luo yang membuat Rei melebarkan kedua matanya.

"Apa maksud mu?" tanya Rei.

"Jangan salah paham! Aku hanya ingin memeluk mu saat tertidur. Aku takut kamu akan pergi meninggalkan aku lagi" kilah Luo.

"Aku harap kamu menepati omongan mu. Hanya tidur, tidak lebih!" kata Rei memperingatkan kekasih barunya.

Luo menganggukkan kepalanya dengan antusias, dia segera membopong tubuh Agatha ke dalam kamarnya. Melupakan piring dan mangkok kotor yang masih tertata di atas meja makan.

"Selamat tidur Sayang" ucap Luo sembari mengecup kening Agatha. Sarat akan kasih sayang, bukan sekedar nafsu belaka. Rei tersenyum dengan perlakuan manis yang Luo lakukan kepadanya. Manis dan indah.