Deana terbahak saat emot wajah merah dikirim banyak-banyak oleh Arta. Mual tuh pasti abangnya.
"Makanya gue pilih yg 400an aja. Daripada yang 500. Hemat 100 booo. Bisa buat jajan di sini."
Pino yang mendengar ucapan Deana hanya tersenyum geli. Pria itu melepaskan pakaiannya dan mulai memasuki bathtub.
Desah lega tidak bisa terelakkan dari bibir Pino saat dinginnya air menyentuh kulitnya.
"Abang kok ndesah?" tanya Deana pada Pino.
Pria itu memejamkan mata dengan senyum lebar di bibirnya.
"Enak."
Deana mengerucutkan bibir dan secepatnya untuk menyudahi siaran langsung nya.
"Udah dulu ya guys... Laki gue lagi pingin dimanja ini. Ntar kita lanjut lagi kalo gue udah jelong-jelong di Paris. Babay!"
"Ikut dong," rengek Deana meletakkan ponsel di meja marmer di sebelah bathtub.
"Sini." Pino menepuk pahanya untuk menyuruh Deana segera mendekat dan bergabung bersamanya di dalam air.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com