webnovel

Prolog 1

Earth Calendar year 2045, January 24th, 3 PM

Negara Republik Indonesia, Surabaya. 

Namanya Adhitama Elvan Syahreza.

Seorang pelajar berprestasi dan aktif dalam semua kegiatan di sekolahnya, mulai dari basket, futsal, bulutangkis, bahkan dia juga mempelajari tentang beladiri Taekwondo melalui mentornya yang berasal dari Korea serta Pencak Silat yang merupakan budaya dari Negaranya sendiri.

Bagaimanapun dia pintar dalam berbagai bidang, dia juga memiliki perawakan tinggi diantara orang-orang yang seumuran dengannya. Dia merupakan blasteran Indonesia-Belanda, karena itu dia sangat digemari oleh banyak perempuan di sekolahnya.

Tak terasa sudah 2 semester dia sekolah di Indonesia dan mulai bulan depan dial akan melaksanakan kegiatan pertukaran pelajar dengan Jepang.

Sebelum dia pergi ke luar negeri ia menyempatkan diri untuk membeli beberapa produk khas Indonesia yang tidak dijual di Jepang, sebelumnya dia sudah mencari produk-produk apa saja lewat Handphone dan bahkan banyak dari anggota keluarga besarnya mengirimkan oleh-oleh khas kota masing-masing.

Saat sedang mencari dan membeli beberapa barang belanjaan, dia bertemu dengan teman satu kelasnya yang bernama Abdul. Temannya lalu menyapanya;

"Hai Elvan, sedang apa kau?" (Abdul)

"Oh Abdul, aku sedang berbelanja beberapa barang" (Adhitama)

"Tumben sekali kamu belanja segitu banyaknya, memangnya kamu mau kemana?" (Abdul)

"Ohhh ini? Apakah kamu tidak ingat bahwa aku ikut program pertukaran pelajar di Jepang* (Adhitama)

Temannya lalu bingung dan mulai berpikir, dan akhirnya dia ingat akan hal itu.

"Oh iya, maafkan aku jadi pelupa begini hahaha" (Abdul)

"Itulah Akibatnya jika kamu selalu begitu di kamar sendiri, kau akan jadi pelupa, hahaha" (Adhitama)

"Ssssst... Adhitama sialan, kalau orang lain mendengarnya bagaimana " (Abdul)

"Hahaha, maafkan aku. Kamu mau memaafkannya aku kan? (Adhitama)

"Kalau begitu ada syaratnya, belikan aku Bakso kalau  kau mau ku maafkan" (Abdul)

"Iya deh kalau begitu, tapi jangan marah lagi ya,, hahaha…" (Adhitama

Abdul dan Aditama kemudian memilih lagi barang-barang belanjaan yang ingin dibelinya. Kemudian dia menghitungnya di kasir dan membayarnya, saat keluar dari swalayan tak terasa bahwa hari sudah menjadi sore. Dapat kita lihat dari matahari yang mulai perlahan-lahan terbenam di arah barat menyisakan warna langit yang menjadi oranye, dapat kita lihat juga para penjual kaki lima maupun kedai-kedai sudah mulai membuka dagangannya.

Adhitama dan Abdul kemudian berjalan bersama ke kedai Bakso Barokah, Bakso Barokah merupakan makanan yang sangat disukai oleh mereka berdua. Mereka memesan masing-masing satu mangkok bakso, baksonya terlihat sangat enak dan lezat. Tak bisa dipungkiri bahwa bakso ini menggunakan daging berkualitas tinggi dan sayuran yang masih segar.

Kemudian setelah makan bakso, mereka berjalan lagi ke arah yang sama, Adhitama dan Abdul sebenarnya sudah berteman sejak kecil dan tempat tinggal mereka bahkan berdekatan hanya selisih satu rumah.

Abdul dan Aditama merupakan sahabat yang saling membantu bahkan saat Aditama kehilangan kedua orang tuanya dan satu adiknya akibat kecelakaan beruntun di jalan tol. Abdul adalah orang yang dekat bahkan banyak orang menjuluki kedua saudara kandung.

Keesokan harinya adalah hari dimana Adhitama akan melakukan program pertukaran pelajar di Jepang, tak lupa si Abdul sahabatnya mengantarkannya ke bandara. Tiba-tiba Adhitama memeluk erat sahabatnya itu karena senang.

"Abdul, aku sangat senang akhirnya bisa bersekolah sementara di negeri orang lain" (Adhitama)

"Aku juga Adhitama, aku sangat senang kamu bisa lolos dan diberi kesempatan untuk belajar di luar negeri" (Abdul)

" Terimakasih banyak atas apapun yang kita berdua lalui baik saat masih kecil hingga dewasa ini, aku sangat berterima kasih" (Adhitama)

"Apa yang kau katakan Adhitama, kita kan sahabat." (Abdul)

"Pokoknya aku sangat berterima kasih kepadamu dan ke kedua orang tua mu" (Aditama)

"Oh, ayolah jangan terlalu bersedih begitu. (Abdul)

Aditama kemudian mengusap air matanya karena sedih sekaligus bahagia

"Lagipula setelah satu tahun kita akan bertemu lagi buka, aku kenal tempat tersembunyi untuk camping" (Abdul) 

"Iya, pastinya di suatu tempat kita akan bertemu lagi" (Adhitama)

Pengumuman di bandara terdengar menandakan bahwa pesawat sudah tiba dan untuk para penumpang dipersilahkan untuk masuk.

"Kalau begitu sampai jumpa lagi sahabatku, kurasa pesawat yang akan kamu tumpangi akan segera berangkat" (Abdul)

"Ah iya, kalau begitu bye bye" (Adhitama)

"Bye….." (Abdul)

Adhitama pun masuk dan menduduki kursinya dan pesawat mula berjalan ke runway dan menaikkan kecepatan nya hingga i terbang, namun entah kenapa ia masih memiliki perasaan yang tidak enak yang akan terjadi padanya nanti.

Tanpa berpikir panjang dan terus memikirkannya membuat pusing, akhirnya ia memiliki untuk tertidur…