"Daniel....Daniel....heiiiii bangun.....sudah siang....." Daniel membuka matanya setelah mendengar pangilan dari suara merdu sang mama.
Daniel melihat sekeliling dan menemukan sang mama dan dibelakang sang mama ada Mirella. "Mira....kenapa kamu pakai kursi roda lagi?" Tanya Daniel. pertanyaan Daniel membuat dirinya mendapat pukulan dikepala oleh sang mama. "ya Tuhan.....buka matamu dan mandi sana, udah tidur di sembarangan tempat, dan apa - apaan ini...kamu mau nyakitin hati Mira lagi?" geram sang mama. "mama....bukannya kemaren Mira sudah bisa jalan?" Tanya Daniel sambil melihat heran kewajah mamanya. Mamanya hanya menepuk dahi ketika mendengar ucapan sang anak.
"ma....kita bisa pergi aja kan" ajak Mirella. " oh iya sayang" kata sang mertua sambil membungkuk kearah Daniel. " jangan menyinggung soal jalan lagi, Mira pasti sangat sensitif " bisak sang mama ditelingga Daniel, dan segera mendorong kursi roda Mirella keluar rumah.
"Ya Tuhan....jadi aku mimpi melihat Mira berjalan...bodoh" gumam Daniel pada dirinya sendiri.
Rasa bersalah jelas bersarang dihati Daniel. Dirinya lebih tahu dari sang mama, bagaimana putus asanya Mirella dengan keadaannya, Dan kini malah dia tanpa sengaja mengungkit krlemahan Mira. "mimpi sialan" marah Daniel sambil berlalu untuk membersihkan diri.
Daniel segera menyusul sang mama juga Mirella yang sedang melihat Bunga Sakura. Dilihatnya muka bahagia Mirella yang sedang digoda mamanya dengan bunga sakura tersebut. Daniel mendekat dan memberikan minum untuk mereka.
Mirella dan sang mama menerima minuman yang dibawakan oleh Daniel.
Daniel ikut duduk disamping sang mama sambil memandang Mirella yang sedang minum. Sejujurnya Daniel berharap Mirella bisa berjalan bukan hanya mimpinya semata. "Ma....tau gak, Mira bisa jalan lo"bisik Daniel pada sang mama. cubitan diperut menjadi jawaban dari sang mama. "memang,Mira bisa jalan....kamu aja yang ndak tahu, selama ini kan mama selalu mrnemaninya berobat disini". bisik sang mama lagi.
Sejujurnya jawaban mamanya membuat Daniel terkejut bukan main,,jangan - jangan yang sia lihat bukankah mimpi belaka.
"Mira....Daniel penasaran, kamu udah bisa jalan atau belum" kata sang mama, semakin mengejutkan Daniel. Hal berikutnyaa yang terjadi semakin membuat Daniel terbelalak tak percaya. Mirella berdiri dari kursi rodanya dan pindah dduduk disebelahnya. " lihat...aku sudah bisa 1langkah" kata Mirella sambil tersenyum bangga.
"kan....sudah mama bilang,,Mira memang bisa berjalan,,sekarang 1 langkah,,tapi kemaren diruamh sakit dia bisa 3langkah" kenang sang mama. "aduh....maksud Daniel Mira bisa berjalan seperti Kita ma"kata Daniel gemas. sontak saja sang mama langsung menghadiahinya cubitan bertubi - tubi. "kamu ini meledek Mira ya, kamu tahu gak 1 langkah saja itu Mira melakukan d ngan segenap kekuatan yang dia miliki, jadi wajar sekarang baru bisa 1 langkah 2 langkah atau 3 langkah" ucap sang mama."tapi...mama, Daniel melihat Mira berjalan lancar seperti Kita" kekeh Daniel mempertahankan apa yang dilihatnya kemaren. "tentu saja kamu melihatnya sebelum kamu menabraknya" kata sang mama kesal. Sontak saja jawaban sang mama memukul telak dihatinya Daniel, rasa bersalah langsung bersarang dihatinya, menatap kaki Mirella. rasa itu semakin menjadi. 'jika aku langsung menolongnya, mungkin dirinya kini akan bisa berjalan seperti semula' batin Daniel.
Suasana menjadi canggung. sang mama tentu saja menyesal luar biasa mengatakan hal itu pada putranya, dirinya tentu tahu bagaimana sang putra merasa bersalah, hingga sang putra mau menikahi Mirella seperti permintaan dirinya dan suaminya. sang mama tahu dengan jelas siapa gadis yang dicintai sang putra, namun bagaimanapun demiengurangi rasa bersalah itu, sang putra meninggalkan kekasih hatinya demi menikahi Mirella.
"aduh....ma,Dan....kakiku sakit banget" ucap Mirella. sontak saja perkataan Mirella membuat Daniel juga sang mertua tersadar dari lamunan mereka dan segera mneghampiri Mirella untuk memeriksa kondisi gadis tersebut.
Sebenarnya kaki Mirella baik- baik saja, dirinya hanya ingin mencairkan suasana awkward yang tercipta karena pembicaraan tentang dirinya. "sayang, bagian mana yang sakit , biar mama lihat" ucap sang mertua panik. "Mira, mungkin kamu capek-, kita pulang saja ya"ajak Daniel.
Tentu saja, Daniel Tak akan bisa memaafkan dirinya jikalau Mirella menderita lagi karena dirinya. "tidak mau, aku mau melihat bunga sakura yang lebih banyak dari ini" tolak Mirella.