"Bunda jangan sedih. Aku sangat memahami perasaanmu," ujar Ervano.
Ervano kecil mengusap air mata Adriana dengan penuh kasih sayang.
"Ayo senyum," ujar Ervano.
Adriana tersenyum hangat dan mengecup kening putranya.
"Vano, Bunda mau bertanya padamu," ujar Adriana.
"Bunda mau bertanya apa kepadaku?" tanya Ervano.
"Nak. Kenapa kamu membuat Allesya menangis?" tanya Adriana.
"Aku sangat tidak suka dengan sikap manja dan selalu mengikutiku selalu," balas Ervano, "Bahkan Bunda sendiri sangat hafal dengan sikapku yang mandiri dan irit bicara."
"Ya nak. Bunda paham dan ingatlah Ibundamu ini tidak akan menyalahkanmu," ujar Adriana.
"Terimakasih karena telah mengerti diriku," ujar Ervano.
Ervano memeluk erat Bundanya.
Adriana menangis mengingat kenangan masa lalu Ervano dan Ervino. Kalau boleh waktu diulang, ia ingin kejadian penculikkan Ervino tidak terjadi.
"Kamu rindu Vino. Sayang?" tanya Erlangga.
"Ayo cari Vino lagi," balas Adriana.
Erlangga mengusap lembut pundak istrinya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com