Suasana makan malam sangat menegangkan bagi Halimah. Tatapan Ayah dan Bunda mertuanya begitu tajam. Argadinata dan Hamida menatap Halimah dengan penuh kebencian dan sinis.
"Rasanya aku ingin muntah melihat wanita ular di hadapanku," ujar Hamida.
"Benar sayang. Aku juga merasa mual melihatnya," ujar Argadinata.
Alisha hanya diam menyaksikan hinaan yang di tujukan Ayah dan Bundanya kepada Halimah, kakak iparnya.
'Ayah dan Bunda sangat kejam sekali perkataannya,' batin Alisha.
Argadinata dan Hamida pun melanjutkan makan malamnya.
"Mas. Mau aku ambilkan nasi dan lauk pauknya?" tanya Halimah.
"Tentu saja sayang," balas Leonel.
Halimah pun mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk suaminya.
"Terimakasih sayang," ujar Leonel.
Halimah hanya tersenyum dan kedua orang tua Leonel menatap jijik pada Halimah.
***
Mereka telah selesai makan dan berbincang-bincang sejenak.
"Leon. Sebaiknya besok kamu bawa istrimu itu ke Mansion milikmu. Ayah sama Bunda jijik melihatnya," ujar Argadinata.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com