webnovel

Siluet Seseorang yang Familiar

Editor: Wave Literature

"Apa yang diperintahkan oleh Bos harus saya lakukan, Nyonya!" Steve menggertakkan giginya saat mengatakan hal itu. Sudah jelas suasananya tadi sudah dimulai dengan baik, tapi akhirnya ternyata malah dihancurkan oleh wanita konyol ini! Batinnya kemudian.

"Kalau begitu maaf sudah merepotkanmu." kata Shia Tang sambil mengangguk ringan.

Nyonya Shia Tang yang sekarang ,semakin lama semakin dingin, apa karena pengaruh dari bos ya? Batin Steve lagi.

"Ti... dak... mere... potkan, Nyonya!" Kata-kata itu keluar dari gertakan giginya. Steve tiba-tiba merasa kalau wanita ini, lebih baik seperti yang sebelumnya. Seperti yang terlalu takut mengangkat kepalanya, walau hanya sekadar untuk melihat Bos.

Steve melirik wanita di kursi belakang itu dari kaca spion tengahnya, lalu ia tidak tahan untuk berkata, "Saya hanya bisa menyarankan kepada anda. Ketika bos memperlakukan anda dengan baik, terima saja semua kebaikannya. Kemudian, jangan cerewet, dengan membicarakan suatu hal yang tidak ada dan tidak mungkin. Karena, itu membuat Bos tidak senang!"

"Ternyata di matamu, dia begitu baik padaku?" tanya Shia Tang dengan mencemooh sambil menarik sudut bibirnya.

"Apakah anda ragu, Nyonya?" Steve balik bertanya, Wanita ini bahkan meragukannya, Ya Tuhan! Batinnya kemudian.

"Pada usia 15 tahun, saya diambil oleh Bos dan dimasukkan ke dalam organisasi. Lalu, pada usia 21 tahun, saya langsung mengikutinya sebagai asisten setelah menyelesaikan semua studi saya. Sebagai asistennya, saya belum pernah melihat wajah bersahabat Bos pada siapapun, termasuk kepada dua sahabat baiknya! Selain itu, saya akan memberitahu anda, sebenarnya hari ini pada pukul enam Bos memiliki janji dengan klien. Tapi ketika bos melihat anda, dia langsung ingin menemani anda makan. Jika anda merasa ini bukanlah apa-apa, kalau begitu anggap saja saya hanya membual sekarang!" kata Steve benar-benar tidak tahan karena ketidakadilan yang diterima oleh Bosnya itu. Ia juga berharap dengan tulus, agar Shia Tang bisa membuat Bosnya keluar dari bayang-bayang masa lalu.

Shia Tang hanya bisa diam sejenak, kemudian ia berkata, "Lalu itu semua bisa menjelaskan apa? Hanya satu klien, tidak perlu bertemu dengannya secara langsung, bukankah begitu? Kau begitu memahaminya, pasti tahu dengan tindakannya yang tidak jelas." 

Jantung Shia Tang berdetak dengan cepat, ia tidak boleh membiarkan hatinya melunak. Jadi, ia membalik semua kata-kata Steve yang sedang membantu Billy Li untuk memperlihatkan sisi baiknya. Karena, ketika Billy Li membuatnya tersentuh dan membuatnya bersikap lembut. Maka, itu sama halnya dengan memberikan sebuah pisau padanya, dan hanya bisa menunggu sampai Billy Li menusuk kedalam hatinya.

"..." Steve benar-benar terdiam, ini artinya sia-sia saja ia menjelaskan pada Shia Tang.

"Demi kebaikanmu, untuk selanjutnya lebih baik jangan terlalu ikut campur urusanku dengan Bos. Jika tidak, kau akan menerima hukuman!" Shia Tang berbicara sambil tersenyum.

Steve melihat senyuman Shia Tang yang tulus dari kaca spion. Sebelumnya ia merasa sangat kesal padanya, tapi detik itu juga seketika kekesalannya menghilang. Wanita ini sungguh menyebalkan! Katanya dalam hati.

Di tempat lain, Billy Li terlihat tidak memberhentikan satupun mobil, ia memilih untuk berjalan sendirian sampai ke persimpangan berikutnya. Ketika menunggu lampu lampu lalu lintas, banyak orang yang sedang menatapnya. Bahkan, saat ia sudah melepas jas mantelnya, ia masih saja dilihat oleh orang-orang. Sebenarnya, ia tidak terlalu suka dikagumi orang melihat dirinya seperti patung artistik. Jadi, wajahnya terlihat semakin suram, dan keningnya pun semakin mengerut.

Billy Li Melihat sekeliling dengan bosan, tiba-tiba matanya berhenti pada kerumunan orang yang sedang menyeberang jalan di seberang sana, mata hitamnya membesar. Tidak peduli apakah lampu hijau sudah menyala atau tidak, ia langsung bergegas melangkah maju, di belakang tubuhnya terdengar banyak suara keluhan.

Ia berlari ingin melewati lampu merah, tapi lampu merah tiba-tiba menyala dari jalan yang baru saja ingin Billy Li lewati. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa ia hanya berusaha mengejar sesosok orang yang mengejutkannya. Orang itu adalah dia, 'Si bintang kecilnya'.

Tin tin…!!!

Bunyi rem, klakson, dan umpatan yang ditujukan kepada Billy Li terdengar di belakang tubuhnya. Ketika ia mengejar sosok itu, kini ia malah tidak bisa melihat setengah bayangan dari 'si bintang kecilnya'.

Billy Li melihat sekeliling beberapa kali, tetapi ia tetap tidak melihatnya lagi. Ia berhenti di pinggir jalan sambil bernapas terengah-engah. Menatap langit malam dan berkeringat seperti hujan. Apakah ini hanya ilusi? Tanyanya dalam hati.

Tapi kali ini, karena seorang wanita, Billy Li tidak selalu memikirkan 'si bintang kecilnya' itu. Di dalam mimpinya, dia juga jarang muncul. Lalu ia berpikir, Darimana asalnya halusinasi itu muncul...?