159
Chiraaz sangat panik dan langsung berlari ke kamar mandi. Ia hanya mencuci muka lalu memakai baju kantor. Karena tidak ada waktu lagi, Chiraaz memoles wajahnya dengan make up tipis. Setelah semuanya siap, Chiraaz berlari keluar dari rumah.
Ia menjinjing sepatu high heels-nya. Untung saja ia terbiasa lari, Chiraaz mempercepat langkahnya sambil sesekali melihat jam tangan. Setelah perjuangan cukup lama, akhirnya ia menemukan jalan raya.
"Ada gunanya juga sekarang, kerjaanku melihat bus jurusan manapun. Ini bus yang sering lewat depan kantor," gumam Chiraaz. Ia memakai sepatu high heels-nya, tiba-tiba mobil Edward terparkir di depannya.
"Enak jalan kaki? Lebih sehat di pagi hari, bukan?" Edward membuka jendela mobil.
Mata Chiraaz mendelik tajam. Selesai memakai sepatu high heels, Chiraaz menghampiri Edward. "Kenapa masih menunggu? Bukannya pergi saja sana," gerutunya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com