215
"Jangan suka terlalu percaya diri. Nanti kamu jatuh, sakitnya minta ampun," kata Eljovan.
"Masa?" ejek Liemey.
"Iya, sekali lagi aku minta maaf ya. Aku tidak melamun, sungguh."
"Ya sudah, lain kali kamu hati-hati bawa mobil. Kalau kecelakannya parah, bagaimana," sahut Liemey.
"Iya, boleh aku bertanya tentang rumah ini?" Eljovan mengalihkan pembicaraan.
"Silahkan El."
"Jika suatu saat kamu ketahuan mengeksploitasi anak, bagaimana?"
"Eksploitasi anak? Memangnya apa yang aku lakukan? Aku memberi mereka tempat tinggal dan makan saja. Ada yang salah?" Liemey langsung sewot, ia tersinggung dengan perkataan Eljovan.
"Jangan tersinggung dulu, Mey. Tadi, ada anak yang bilang jualan. Kamu tahu bukan, anak-anak di negara ini sangat dijaga."
"Ya, aku tahu El. Itu sebabnya aku tidak menyuruh mereka. Mereka murni ingin berniaga karena keinginan sendiri. Kamu lihat saja ke dalam rumah. Ada yang main, belajar, jadi ya terserah mereka mau apa," jelas Liemey.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com