Cukup sudah penasehatnya. Tidak orang tua, guru, ustadz, Ilham dan kali ini Ibrahim. Dia akan memengang teguh pada pendiriannya. Bahwa apa yang di usahakan tak akan meyakitkan pada akhirnya.
"Kita di bagian lapangan nih. Untung deh bukan ngecor bangunan lagi, capek tau gak?" Arif mencerocos senang pada teman-temannya yang sedang berbaris, mendengarkan segala Intruksi dan penjelasan mengenai kerja gotong royong yang di laksanakan setelah 5 bulan terakhir lalu, sekarang tidak lagi.
Mereka berhambur dan mencari mandor yang akan mengawasi mereka saat bekerja nanti di lapangan. Mandor berarti ketua dalam suatu kelompok yang sudah di bagi tadi oleh ustadz Amar. Menjadi mandor harus terkenal karna cerdik, dermawan dan berkomitmen. Bukan sembarang saja langsung tunjuk ini tunjuk itu, yang ada kalau mandornya bandel maka anggotanya juga ikutan nakal karna ketuanya. Dan nanti kerjanya bukan malah kelar, tapi yang ada tambah melar.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com