webnovel

Stolen Voices

Anneth dan Deven dua orang yang mempunyai suara ajaib di saat mereka menginjak usia 13 tahun, nama mereka berdua melejit seperti pesawat yang terbang di angkasa tapi setinggi apapun mereka terbang, pesawat itu akan kembali mendarat... dimana mereka mendarat? ini kisah mereka 6 tahun kemudian saat mereka menginjak masa-masa kuliah, masa-masa pencarian jati diri, dimana persahabatan, cita-cita dan cinta melebur menjadi sebuah cerita klasik... apa yang terjadi dalam 6 tahun?, cerita Anneth berbeda dengan cerita Deven... seperti apa ceritanya? ini fiksi meskipun saya mendapatkan inspirasi dari ajang pencarian bakat di salah satu stasiun TV Nasional

Anna_M_Wang · Famosos
Sin suficientes valoraciones
23 Chs

Dia datang lagi

"Neth" suara maminya itu sudah terdengar di telinga Anneth tapi Anneth hanya ingin mengabaikannya karena matanya tidak bisa diajak kompromi untuk membuka "Anneth bangun, kamu nanti telat loh... kamu ada kuliah pagi khan hari ini?"

Sambil menguap Anneth perlahan membuka matanya dan menatap punggung maminya yang merapikan kamar Anneth, Anneth'pun duduk di ranjang sambil mengusap matanya "Anneth tahu mi tapi Anneth masih ngantuk"

"Siapa suruh kamu tidur sampe tengah malam begitu?, ayoooo sana cepet mandi terus berangkat" kata maminya jengkel

Anneth'pun dengan langkah gontai berjalan ke lemari sambil mengambil baju dan handuk kemudian ia mandi.

Sejak namanya terkenal di ajang pencarian bakat 6 tahun yang lalu, Anneth mendapatkan sahabat-sahabat yang baik salah satunya adalah Joa dan Nashwa yang masuk ke universitas yang sama dengan Anneth di UI (Universitas Indonesia) Anneth juga masih berteman dengan beberapa dari mereka seperti Lifia dan Putri meskipun Lifia dan Putri tidak terlalu dekat tapi mereka kadang masih berkumpul dan kehadiran teman-teman Anneth semakin lengkap saat Charisa tiba-tiba datang ke Jakarta juga dan sekolah di salah satu SMA terkenal di Jakarta.

Mereka sering bertemu untuk makan bersama atau karaoke tapi hanya sebatas itu karena Anneth tidak pernah bertanya apapun pada Charisa tentang Deven karena bagaimanapun Charisa adalah salah satu sahabat terbaik Deven, mereka satu komplek perumahan dan satu sekolah selain itu Charisa juga tidak pernah sekalipun bicara mengenai Deven, sepenasaran apapun Anneth pada kabar Deven, Anneth tidak sampai hati bertanya karena ia tidak ingin bertengkar dengan Charisa.

Anneth sampai di tempat kuliah saat jam menunjukan jam 9 pagi, kuliah Anneth mulai setengah jam lagi, ia masih punya waktu untuk duduk di kantin dan minum kopi tapi ketika Anneth memarkir mobilnya dan turun dari mobil

"NETHHHH" suara itu "ANNETHHHHHH"

Anneth menoleh dan melihat Joa yang tampak histeris berlari ke arahnya lalu memeluk Anneth sampai berputar-putar

"Aduh, kangen banget Neth" ujar Joa menatap wajah sahabatnya dengan lebih seksama

"Gue juga Jo" kata Anneth dengan senyum lebar "gimana hari pertama jadi mahasiswa?"

"Biasa lah, cuma ngerasa lebih dewasa aja" kata Joa sambil merangkul Anneth dan berjalan bersama "lo tau khan... udah gak seragam putih abu-abu"

Anneth terkekeh geli "lebay banget lo Jo"

"By the way lo gak mungkin percaya deh apa yang gue lihat kemarin waktu ospek" kata Joa

"Apaan?, cogan???, biasa mah kalau cogan, disini banyak Joa" kata Anneth terkikik

"Gue juga tau cogan banyak disini, senior yang jadi panitia ganteng semua" kata Joa

Anneth tertawa

"Gue kemarin liat Deven, dia ospek sama gue" kata Joa

Deg...

Anneth langsung menoleh ke arah Joa, wajah Anneth bingung dan kaget

"De-Deven, maksudmu Deven" kata Anneth terbata-bata menghilangkan semua rasa kantuknya

"Iya, Deven Christiandi Putra, mantan lo Neth" Joa memperjelas

"Kenapa dia bisa sama lo?" kata Anneth "sorry, maksud gue umur Deven itu sama kayak gue Jo, kok bisa dia ospeknya sama ama lo?"

"Gue gak sempet nanya sih soalnya cewek-cewek pada heboh waktu ngelihat Deven, dia sekarang tinggi... cakep banget Neth" ungkap Joa

"Lo yakin itu Deven?, namanya aja kali mirip" kata Anneth

"Neth, gue yakin itu Deven... itu tahi lalat di sebelah matanya masih ada dan lagi itu cewek-cewek pada heboh waktu Deven main piano di akhir acara ospek" kata Joa

"Dia gak nyanyi?" tanya Anneth lagi

"Nah itu yang gue bingung, dia gak nyanyi Neth padahal semua orang berharap dia nyanyi" kata Joa

"Dia ngambil jurusan apa Jo?" tanya Anneth kepo

"Kedokteran lah, khan itu cita-citanya Neth" kata Joa

Entah mengapa mendengar ini Anneth bisa tersenyum, ia senang Deven bisa lulus test masuk kedokteran UI, gimanapun susah sekali bisa masuk ke jurusan kedokteran

"Lo penasaran ya Neth?" tanya Joa

"Iya lah, gue gak pernah tau kabarnya dia lagi sejak kita putus" kata Anneth pahit "chat aja gak pernah, di IG nya dia juga dia gak pernah pajang foto dia atau apa"

"Lo masih ada IG dia?" tanya Joa

Anneth mengangguk "masih"

"Wowww, gue kira udah engga" kata Joa

"Yang engga itu kita gak pernah ngobrol lagi" kata Anneth dengan senyum kaku.

Sepanjang kuliah itu Anneth tidak bisa konsentrasi, ia tidak menyangka Deven akan pindah ke Jakarta dan berada di satu universitas dengannya tapi memang itulah janji Deven dulu waktu mereka masih pacaran LDR

"Tenang Neth, aku pasti bakal ke Jakarta... kita sudahi LDR ini, aku sudah ngomong sama papa dan mama, mereka setuju kok tapi gak bisa sekarang... mereka bilang waktu aku kuliah nanti" kata Deven di telepon dan waktu itu Anneth percaya pada Deven yang suatu saat nanti akan datang dan mereka akhirnya akan bersatu.

Namun nyatanya Anneth tidak tahan menjalaninya dan beberapa alasan lainnya membuat Anneth tidak bisa bersama sama dengan Deven, dengan terpaksa Anneth pun mengirim pesan di chat yang isi'nya ia tidak bisa melanjutkan hubungan yang melelahkan ini... Anneth pikir Deven akan protes dan tidak mau putus tapi balasan Deven mengejutkan Anneth, Deven menerima keputusan Anneth untuk berpisah dengannya dan jawaban di chat sangat singkat

Deven : iya Neth, mungkin putus bukan keputusan yang salah, aku ngerti kalau kamu capek... maaf ya aku sudah bikin kamu capek and thanks for everything.

Anneth menangis selama beberapa waktu atau beberapa bulan, ia memang yang minta putus tapi yang namanya putus cinta itu bukan hal yang mudah dijalani, untungnya Anneth masih punya teman seperti Joa dan Nashwa yang jadi tempat curhat Anneth kala itu

Dan lamunan Anneth itu berakhir ketika kuliah jam itu juga berakhir, dengan pikiran gelisah dan tidak tenang, Anneth berjalan ke arah taman... taman dimana tempat ini adalah tempat favorite para mahasiswa untuk bersantai ataupun belajar, selain bersih, pemandangannya juga indah dan kemudian terdengar keramaian dari jauh sementara orang-orang di sekitar Anneth berbisik-bisik seru

"Itu pasti Deven tuh"

"Cowok ganteng yang pinter itu"

"Jurusan apa dia?, kedokteran khan ya kalau gak salah"

"Udah pinter, ganteng... pasti banyak yang suka"

"Yukkk lihat yuk"

Semua cewek-cewek di sekitar Anneth-pun beranjak pergi ke arah kerumunan itu, Anneth tidak tahu harus bersikap bagaimana atau apakah ia harus ikut mereka untuk melihat Deven seperti apa sekarang?!, ada semacam perasaan aneh di dalam diri Anneth antara pergi bersama para cewek itu atau tetap duduk di tempatnya karena ini sudah tempatnya, tanpa Deven di hidupnya.

Ternyata kerumunan itu bergerak ke taman, bergerak ke arah Anneth, bingung dan kalut... Anneth bingung apakah ia harus berlari menghindari Deven atau bagaimana tapi seakan ada sesuatu yang membuat Anneth tidak melakukan apapun.

Deven yang sekarang benar-benar luar biasa tampan, wajahnya bersih tanpa jerawat dan ia juga tinggi, kalau dilihat-lihat tingginya sudah dipastikan melewati Anneth, ia memakai jaket jeans biru muda dengan kaos putih biasa dan celana jeans yang berwarna senada dengan jaket jeansnya dan sepatu sneaker warna putih

Dberjalan dengan wajah cemberut dan dingin dan ketika ia akan berjalan melewati Anneth, mata Deven yang jernih itu bertatapan dengan mata Anneth yang indah, beberapa detik tapi menimbulkan debar di dalam dada Anneth yang sudah lama hilang, Anneth sudah akan menyungingkan senyumnya

Tak disangka-sangka Deven memalingkan wajahnya dan berjalan melewati Anneth begitu saja seolah-olah Deven tidak mengenal Anneth, kenapa???, bukankah mereka putus baik-baik??, mereka khan masih bisa berteman??

Deven kenapa???.

Ia harus cerita pada Joa mengenai hal ini atau Nashwa??, dimana Nashwa sekarang???, Anneth berdiri dari tempat duduknya menatap kerumunan itu, melihat jaket biru diantara kerumunan itu dan dalam hati kecilnya ia berkata 'Deven!!!'