webnovel

Keberangkatan

Di Benua Egroa yang hanya terdiri dari satu kerajaannya adidaya yang kuat bernama Nara, sebuah kerajaan yang berperang selama lebih dari 50 tahun hanya untuk menguasai benua Egroa.

Dan pada akhirnya, setelah 50 tahun berperang, mereka menguasai seluruh tanah Egroa yang indah, kini, semua kerajaan sebelumnya, tunduk dibawah Kekaisaran Nara.

Awalnya, mereka menjadi kerajaan terlemah diantara 10 kerajaan yang berada di Benua Egroa, namun terjadi sebuah kejadian yang mengerikan, pembantaian di istana yang dilakukan oleh sang Pangeran kelima.

Dan ketika mereka berada dibawah kepemimpinan Pangeran kelima, Xeroa Nara, kekuatan militer mereka berkembang dengan sangat pesat dan bakat-bakat baru dalam memanfaatkan Source bermunculan.

Source sendiri adalah energi yang berada di dalam tubuh manusia yang terbentuk secara alami, energi tersebut dapat diolah menjadi sebuah hukum atau elemen tertentu yang bersesuaian dengan Source milik masing-masing individu mereka.

Dan bahkan setelah 50 tahun peperangan, tak ada yang tahu apa source yang dimiliki oleh Pangeran kelima itu. Namun ketika melihat wajah Pangeran kelima yang saat ini menjadi raja dari Kekaisaran Nara ini, semua pikiran menuju kepada satu arah.

Keabadian

Kehidupan

Entah yang mana, yang pasti, di dalam kepala mereka pasti menuju arah salah satu dari dua pilihan itu, itu wajar mengingat bahwa seharusnya setidaknya Ia berusia lebih dari 70 tahun, tapi wajahnya masih terlihat layaknya berumur 20 tahun.

Entah apa Source miliknya, yang pasti Ia merupakan orang terkuat di Benua Egroa, semua berita menyebar dari mulut ke mulut, ketika Ia sendirian melawan 9 dari 10 anggota dewan yang menjadi wakil setiap kerajaan seorang diri pada saat Konferensi Egroa X yang dilaksanakan pada saat itu, padahal satu dari mereka setidaknya salah satu penyihir terkuat di kerajaan mereka masing-masing.

Alhasil, semua kerajaan yang berada di Benua Egroa mendeklarasikan perang terhadap Kerajaan Nara, hingga akhirnya peperangan tersebut berlangsung selama 50 tahun.

Kini mereka, Kerajaan Nara, sedang merayakan kemenangan mereka atas 9 koalisi kerajaan yang berkoalisi untuk memerangi mereka. Kini, akhirnya mereka dapat merayakan kebanggan atas kemenangan mereka setelah perang panjang, mengharapkan kedamaian yang panjang, mengiringi kemenangan dan kebanggan atas sukacita mereka.

Raja Xeroa berdiri di balkon istana yang menjulang tinggi hingga menyentuh langit, Ia berdiri di lantai yang berada di sekitar lantai tengah.

Ia melambaikan tangannya dan tersenyum pada rakyatnya, suara sorakan menggema di seluruh penjuru ibukota Kekaisaran Nara, Naraka.

Walau Ia begitu dibenci oleh Kerajaan lain yang telah Ia invasi, namun Ia sangat dicintai oleh para rakyat kerajaan Nara dari awal. Selain kebijaksanaan yang Ia miliki, semua aspek dalam kerajaan berada pada nilai yang baik dikarenakan kebijakan-kebijakan yang Ia berlakukan setelah Ia menjabat sebagai raja.

"Wahai rakyatku yang berbahagia, Sudah lama kita berperang melawan seisi Benua Egroa, namun saat ini, setelah 50 tahun kita berperang kita meraih kejayaan yang telah kita impikan selama ini, namun bukan itu saja, perlu diingat bahwa ini hanyalah langkah awal bagi Kerajaan Nara. Kita tak hanya menjadi yang terkuat di Egroa, namun kita akan segera akan menjadi yang terkuat di seluruh dunia."

Pidato yang singkat, membangkitkan semangat para rakyat Kerajaan Nara. Mereka bersorak dengan riang, mengikuti ucapan raja mereka. Namun tak semuanya senang dengan hal itu, beberapa dari mereka, dulunya adalah warga kerajaan lain yang ditaklukkan oleh kerajaan Nara.

Namun ada juga beberapa orang yang menganggap bahwa Xeroa adalah raja yang apatis dan kejam yang hanya menginginkan kekuasaan lebih dan lebih banyak lagi, dan di antara orang-orang itu, Zeid menatap kearah Raja Xeroa yang berdiri di istana dengan tatapan malas.

Ini tidak menarik baginya, semua yang dikatakan oleh Raja, dan juga harapan rakyat Nara, semuanya hanyalah omong kosong, sebuah delusi yang gila.

Namun, di dalam hatinya, Ia masih menganggap bahwa setidaknya Xeroa adalah raja yang baik, namun cara yang Ia gunakan itulah yang membuat Zeid membencinya. Mungkin kebanyakan orang akan menganggapnya naif, namun begitulah kenyataannya, Xeroa hanya menambah penderitaan dan kematian bagi banyak orang.

Ia pun berdiam di salah satu kerumunan tersebut dan mengawasi. Mengawasi Xeroa? tidak, Ia sedang mengawasi wajah orang-orang, beberapa diantara mereka memiliki kebencian yang mendalam pada sang kaisar dari Kekaisaran Nara tersebut.

Mata mereka dipenuhi rasa sakit, putus asa, kebencian dan hal-hal yang penuh dengan emosi negatif lainnya. Setelah beberapa lama mendengarkan, kerumunan akhirnya bubar dengan dipenuhi sorakan kebanggan dan semangat yang membara.

Namun Zeid masih pulang dengan tatapan kosong, namun mulai menampakkan sedikit kekesalan pada raut wajahnya, baginya, semua pidato tersebut hanyalah omong kosong.

"Xeroa, raja bajingan itu?!" Sudah tak dapat ditahan, kekesalannya pada Xeroa telah memuncak semakin Ia memperhatikannya. Apakah karena Zeid adalah warga yang diserang oleh Kekaisaran Nara? tidak, Zeid adalah warga Nara sejak awal. Namun, Ia hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya mati ketika perang pecah 15 tahun yang lalu, ketika Ia masih berumur 3 tahun.

Itu membuatnya diadopsi oleh Kekaisaran hingga berumur 15 tahun, namun tetap saja, itu semua tak memperbaiki hidupnya, Ia merasa kosong dan kebenciannya pada Xeroa tetap tak pernah hilang.

Karena hal itulah, Ia akan segera meninggalkan Benua Egroa dalam beberapa hari untuk mencari jalan hidupnya yang lain, lagipula bakatnya dalam menggunakan Source miliknya terbilang cukup berbakat.

Ia sudah memutuskan itu sejak tanggung jawab negara padanya telah lepas, dengan itu, Ia bebas untuk menentukan pilihannya sendiri. Menjadi pekerja, pedagang, atau mungkin menjadi pemburu, semuanya tak terdengar buruk untuk jalan hidup.

3 hari pun berlalu, semuanya sudah siap, Ia segera keluar meninggalkan tempat kumuh itu, Ia sudah berusaha keras hingga akhirnya dapat membeli sebuah tiket menuju Benua Eurath.

Ia juga tak lupa menyiapkan uang untuk semua hal yang perlu dilakukan di tempat itu, makan, tempat tinggal dan lain-lain, itu semua Ia lakukan hanya dalam 3 tahun, sungguh waktu yang cukup berat.

Ia berada di East Gate Harbour, sebuah kapal yang terlihat cukup besar, terbuat dari rangkaian kayu yang belum pernah Ia lihat sebelumnya karena itu benar-benar memiliki warna hitam seperti arang.

Matanya lalu terpaku pada puluhan orang yang memasuki kapal tersebut, Ia kembali melihat sebuah tempat yang terlihat seperti penjual tiketnya. Ia pun mendatangi tempat tersebut, dan segera memesannya.

Tak butuh waktu lama dan proses yang rumit, Ia dengan segera dapat memasuki kapal dengan cukup mudah, cukup banyak orang yang berada di dalam kapal tersebut dan tentunya dengan tujuan mereka masing-masing.

Dan ini jugalah yang memulai awal dari perjalanan Zeid mengarungi luasnya dunia.