"Idih. Rakus banget, sih, jadi cowok."
"Nggak apa-apa rakus, yang penting makan makanan halal."
"Sejak kapan makanan menang taruhan halal?" ucapnya.
Aku yang sedang menyendok nasi goreng lantas tersedak. Dia malah tertawa melihat aku tersedak.
"Haha ... serius banget sih kamu. Bercanda kali, Doni!"
Aku melanjutkan makan. Dina melanjutkan minum Teh Susu dinginnya.
"Eh, Doni. Gimana perasaanmu di kelas pertama hari ini?"
"Bersyukur." "Kok, bersyukur?"
"Pertama, akula orang pertama yang tahu nama kamu di kelas."
"Itu mah biasa saja. Tadi satpam di depan juga nanya namaku. Dia lebih bersyukur daripada kamu."
"Kedua, bisa makan gratis selama seminggu. ini baru hari pertama. Bayangin kalau setiap hari aku menang, bisa sampai wisuda makan gratis."
"Ya Allah, nggak gitu juga kali, Doni," dia tertawa.
"Aku senang sekali kalau kamu ketawa," ucapku seraya menatapnya.
"Kenapa?"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com