webnovel

Jianna dan...

Gerbang nyaris tertutup tatkala Kalya Jianna tak mempercepat langkahnya. Langkah demi langkah, Jianna akhirnya memilih untuk berlari menuju lapangan utama agar dirinya tidak terlambat mengikuti upacara. Meskipun rasanya percuma karena semua siswa sudah berbaris rapi hampir di setiap sisi lapangan. Jianna berhenti tepat di barisan kelasnya, paling belakang.

Suasana hening, hanya ada suara dari para petugas yang memimpin jalannya upacara pada pagi hari ini. Jianna bersyukur dirinya tak lagi berbaris di barisan yang berbeda dari kelasnya. Betul, akhirnya Jiana tidak terlambat pada upacara kali ini.

Hingga tak terasa upacara telah selesai, Jianna menyeka keringat yang muncul pada dahinya lalu berjalan mendekati salah satu temannya yang berada di barisan paling depan. Senyumnya mengembang.

"Ren!" Panggil Jianna kepada Loren, temannya.

"Oi, Na! Akhirnya nggak terlambat juga lo." Sahut Loren sembari melepaskan topi yang berada di kepalanya.

Aditya Giyalo Renata, atau yang biasa Jianna panggil Loren adalah salah satu teman dekat Jianna sebab mereka berdua merupakan teman satu meja. 

"Nyaris aja telat, tas gue juga masih di belakang tuh." Tunjuk Jianna ke arah tumpukan tas yang berada di pinggir lapangan.

Loren menggelengkan kepalanya, sudah biasa. Hampir tiga tahun mengenal Jianna, Loren sudah sangat hapal dengan tabiat temannya. Jianna dengan kebiasaan sulit tidurnya sehingga membuat dia sering telat masuk sekolah, bahkan tidak jarang juga Jianna tertidur di sembarang tempat.

Jianna dan Loren berjalan menuju kelasnya di selingi dengan perbincangan ringan. Namun di tengah langkahnya, Jianna dikejutkan dengan pundaknya yang tiba-tiba di tepuk oleh seseorang.

"Bekal kamu, Jia."

Jianna menoleh, dia melihat seorang laki-laki yang lebih tinggi darinya berdiri dengan satu tangan yang memegang sebuah tas bekal miliknya. Dengan tatapan terkejut namun tidak menghilangkan senyumnya, Jianna akhirnya mengambil kembali bekal yang sudah berada di hadapannya.

"Sorry, Ki. Aku kayaknya lupa, and thanks."

Setelah mengucapkan maaf dan terima kasih, Jianna dan Loren kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kelas. Sepanjang jalan Loren tidak henti-hentinya menggoda Jianna.

Loren duduk tepat di samping Jianna, ekspresinya masih sama, ngeledek. "Gimana rasanya dibawain bekal sama mantan?"