Night di zaman sekarang begitu terpukul dengan apa yang ia lihat. Ia menggeleng kuat sambil memejamkan mata, seraya menutup kedua telinganya. Merasa tak kuat karena memori menyedihkan itu kini kembali datang dan memenuhi kepalanya.
Sementara itu Honey juga mulai tak sanggup menahan air matanya. Gadis itu hanya bisa membekap mulutnya. Membendung isakan.
Kembali ke masa lalu.
Seakan tengah ikut berduka, langit yang awalnya cerah tiba-tiba saja menurunkan hujan gerimis. Air-air itu kini tampak menyirami segala hal yang dapat disentuhnya, termasuk dua tubuh yang malam ini tengah dibaluti berduka. Seakan memeluk keduanya dengan membasuh darah ataupun tanah yang mengotori tubuh-tubuh mereka.
Setelah sedikit menguatkan diri Night menatap wajah itu. Membiarkan duka kembali menyinggahi jiwa dan raganya untuk terakhir kalinya. Saat sekilas ia teringat kembali kata-kata Ayahandanya dulu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com