"Ya tuhan…"
Honey bergumam sambil menutup mulutnya. Dia tak tahan melihat adegan yang kini mereka saksikan. Di mana sosok Putri Eliana tengah sekarat menahan kesakitan, saat Justin dengan tanpa perasaan menghisap darahnya.
Namun tak lama, tiba-tiba sebuah tangan lain menghinggapi bahunya. Honey terkejut begitu menyadari kalau Night lebih terguncang daripada dirinya. Mahluk itu memegang bahunya dengan tangan yang menggigil, sementara wajahnya tampak memucat.
"Aku mengingat kejadian ini. Aku…."
Night bahkan tak mampu melanjutkan ucapannya. Ia memejamkan matanya erat seraya berusaha mengendalikan napasnya yang tersengal hebat. Hal itu membuat Larry segera menenangkannya.
"Tenang diri Anda, Yang Mulia. Semua ini adalah kenangan yang telah berlalu."
Kembali ke masa lalu.
"T-Tuanku…."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com