webnovel

Bab 80 persetan

di dalam pemandian air panas aku melihat ibuku yg bersandar di pembatas kolam sambil melihat ke arah langit. "nak, ibu bingung hubungan seperti apa yg kita miliki" perlahan mendekati ibuku sambil membelai pahanya. "jika ibu membuka kaki ibu dan membiarkan senjata ku masuk, ibu akan tahu jawabannya." ibu ku perlahan membuka kedua kakinya sambil berkata. "lakukan dengan santai" perlahan aku memasukkan senjata ku dan membawa ibu ku kedalam pelukanku sambil bersandar di pembatas kolam. "ayo ceritakan, kenapa ibu bersedih."

ibu ku merangkul leherku dan mulai menggoyangkan pinggulnya secara perlahan sambil mulai bercerita masalah di rumah. "nak, Reynold sempat menuduh ibu memiliki kekasih gelap. karena dia melihat ibu terlihat semakin cantik dan lebih muda."

"padahal ibu tidak pernah berselingkuh dengan pria lain."

"ibu hanya berkunjung menemui anaknya, apa itu salah"

"tapi ibu tidak bisa bercerita bahwa kamu adalah anak ibu, dia pasti tidak percaya pada ibu" aku perlahan membelai rambut ibu ku sambil mencium bibirnya dengan lembut. "ibu harus bersabar."

"hmmmmfff" tubuh ibu ku mulai mengejang dan dia menekan pantatnya sekuat tenaga. "selama ada kamu anak ku yg tercinta, ibu akan terus bertahan" lalu ibuku mulai mencium bibir ku dengan dengan penuh nafsu sambil mulai menggoyangkan pinggulnya lagi. "aku akan selalu ada untuk ibu"

"hmmmf, apa istrimu yg lain tidak akan melihat kita."

"tenang saja Bu, jika mereka bangun aku akan segera menghentikan waktu."

"nak, ibu sangat nyaman dengan posisi seperti ini" mendengar itu aku segera membuat senjata ku menyusut lalu membesar kembali dengan cepat, tentu saja tubuh dewa gampang untuk di atur. merasakan hal ini ibu ku langsung melebarkan matanya dan dia langsung tersenyum sambil menjilat bibinya. "nak, ini sangat nikmat. hmmmmf ibu menyukainya nak" aku melihat wajah mabuk ibuku yg menempelkan dahinya ke dahi ku dan tubuhnya benar benar gelisah. "nak hmmmmmff, hah hah ibu sudah keluar dua kali. hmmmmff." ibu ku mulai melumat bibirku dan memainkan lidahnya dengan penuh nafsu. kedua tangannya dengan panik meremas rambut kepalaku dan tidak butuh waktu lama tubuh ibuku kembali menegang. dengan nafas terengah engah ibu ku berbisik di telinga ku. " jangan berhenti nak, ibu sangat puas dengan cara ini. hmmmmff" dan ibu ku mulai menghisap leherku seperti vampir dan tanganku juga mulai meremas pantatnya yg montok itu.

"nak ibu mencinta mu nak, jangan pernah tinggalkan ibu"

"tentu saja Bu, aku tidak akan pernah meninggalkan ibu yg begitu nikmat" ibu ku mulai menggigit telinga ku dan menghisapnya kuat kuat.

"nak kamu juga sangat nikmat, hmmmmfff aaahhhhhhhhh"

"nak, ibu benar benar gila. hmmmmff kepala ibu mulai melayang karena terlalu nikmat nak. hmmmmfff huh huh terus nak, jangan berhenti." begitu lah seterusnya sampai ibu ku benar benar tidak tahan dan akhirnya tertidur dalam pelukan ku. aku segera membersihkan tubuhnya dan mengenakan pakaian pada ibu ku lalu membawanya ke kamar kosong lainnya untuk beristirahat.

hingga 3 bulan berlalu begitu capat dan saatnya berpisah dengan Aya. "aku tidak akan menangis karena akan berpisah dengan pria mesum sepertimu." aku tersenyum mendengar perkataan Aya dan perlahan menghapus air matanya yg membasahi pipinya. "aku juga tidak ingin kamu menangis." tapi Aya berkata dengan nada mengejek. "bahh salah satu kata kata manis mu lagi, gigi ku sudah berlubang karena terlalu sering mengunyah kata kata manis mu" aku sedikit terkejut dan hampir tertawa mendengar ejekan Aya. "aku tidak tahu Aya ku yg cantik memiliki sisi yg lucu seperti ini" melihat Aya memalingkan wajahnya, aku segera mengangkat tangannya dan memasukan cincin yg indah ke jari nya.

"aku tidak akan terharu menerima cincin pernikahan ini" tapi aku melihat air matanya mengalir lebih deras dan aku segera berkata pada Aya. "ini cincin artefak untuk melindungi mu, pikiranmu terlalu jauh" tubuh Aya tiba tiba menegang dan expresi kesal langsung muncul di wajahnya sambil berkata pada ku. "kamu tidak perlu mengatakannya, pura pura saja itu cincin pernikahan" lalu aku berkata lagi. "selain artefak, itu juga merupakan cincin pernikahan. jadi kenapa berpura pura." tubuh Aya kembali menegang dan dengan kesal dia memukul dada ku terus menerus sambil berteriak marah. "kamu selalu saja mempermainkan ku, kamu pria mesum, bajingan, binatang penuh nafsu" aku segera memeluk Aya dan membelai rambutnya untuk menenangkannya. "ok ok, kamu harus segera kembali sebelum dewan benar benar panik. aku tidak mau power rangers di salahkan atas penculikan salah satu lance tercantik di benua ini." Aya segera memeluk ku dengan erat sambil berkata. "hick hick aku tidak menangis seperti varay kan, aku lebih kuat dari pada nya. hick hick." aku hanya bisa tersenyum kecut dan berkata dengan penuh kebohongan. "ya ya kamu tidak menangis, air di pipimu hanya air hujan yg tiba tiba jatuh dari langit." Aya mengangguk dengan sungguh sungguh sambil menghapus air matanya dan kembali memeluk ku dengan erat. "ingat untuk menjemput ku"

aku perlahan membelai punggung dan kepala Aya yg bersandar di bahuku. tapi setelah sekian lama, Aya belum melepaskan pelukannya yg membuatku sedikit curiga. "Aya, apa kamu tertidur." karena tidak ada jawaban aku berusaha melepaskan pelukannya, tapi dia malah mengencangkan pelukannya. "Aya apa yg terjadi dengan mu" setelah beberapa saat hening, aku mendengan Aya mulai menangis. "whuuuu persetan dengan lance, persetan dengan tanggung jawab, whuuuu persetan dengan benua ini, whuuuuu aku hanya ingin bersama mu, selalu bersama mu whuuuuu. aku ingin makan bersama mu, tidur bersama mu, mandi bersama mu, tertawa bersama mu, whuuuuu"

aku merasa telah menciptakan varay kedua, untungnya sekarang aku mempunyai solusi baru. "ehem, bukan kah kamu masih bisa datang ke sini. aku sudah menanamkan rune di telapak punggung tangan mu, cukup alirkan mana mu dan kamu akan muncul di sini. kapan aku bilang kamu tidak bisa datang lagi." tangis Aya langsung berhenti dan dia langsung mencubit pinggang ku dengan kuat sambil berkata dengan kesal. "kamu pasti sengaja mempermainkan ku, kamu sengaja ingin melihat ku menangis seperti varay kan. kamu pasti merekam saat aku menangis dan saat bertemu varay kamu akan menunjukannya pada nya agar kalian bisa menertawai ku bersama." aku benar benar tercengang dengan ide brilian Aya yg bahkan tidak terpikirkan oleh ku. "percayalah aku tidak akan melakukan itu."

tapi Aya segera mencabut kacung bajuku dan menanamkan haki bersenjata pada kancing baju tersebut lalu menghentikan nya ke langit. seketika suara ledakan langsung terdengar dan sebuah drone yg sudah berlubang jatuh dari langit. "aku percaya kamu hantu." mendengar perkataan kesal aya, tubuhku sedikit menegang. "ok ok aku salah, aku berjanji tidak akan melakukan hal itu. sungguh" Aya dengan kesal mendengus. "ayo kirim aku ke istana dewan council" aku dengan cepat mengirim Aya ke istana dewan agar tidak menerima amukan lainya dari Aya lagi.