webnovel

Mulut Jahat Tuan Muda Lu

Editor: Wave Literature

Karena telah berenang dua putaran, masing-masing 1.500 meter, He Xinnuo benar-benar ehabisan tenaga. Dengan wajah pucat, ia bernapas terengah-engah dan tubuhnya gemetar tak terkendali. Tentu saja ia tidak ingin berenang lagi. Tapi karena Bos Lei meminta, bagaimana bisa ia menolaknya? Saat itu, ia berharap ada yang menyelamatkannya.

Dengan refleks ia menoleh ke arah Lu Yanchen dengan lemah, sehingga terlihat seperti ia bisa tiba-tiba pingsan. Bahkan kalaupun sekarang ia merasa ada yang salah, ia menolak untuk percaya. Ia masih berpegang teguh pada harapan bahwa Lu Yanchen adalah orang yang menghargai wanita-wanita cantik.

Namun tatapan Lu Yanchen menunduk, wajahnya terlihat tidak tertarik, lalu menuang teh ke cangkirnya. Hanya dengan begitu, harapan terakhir He Xinnuo hancur berkeping-keping, membuatnya menoleh ke arah Wu Xing dengan ekspresi meminta tolong dan mata yang berkaca-kaca.

Merasa sakit hati, Wu Xing dengan cepat menambahkan, "Tuan Muda Lu, He Xinnuo baru saja berenang dalam waktu yang lama. Jika dia harus memberikan hasil terbaik, ia butuh istirahat dan makan terlebih dahulu untuk mengembalikan tenaganya."

Lu Yanchen menyipitkan kedua matanya; bibirnya terkatup rapat. Menoleh ke arah Bos Lei, tatapannya berubah sedingin es. "Tidak bisakah aku menonton pertunjukan ini dengan tenang?"

'Pertunjukan? Sejak kapan semua ini menjadi pertunjukan?'

Semua orang di aula itu tercengang.

Tidak ada yang berani bersuara—hal yang menjadi favorit para orang kaya adalah sesuatu yang tidak akan pernah mereka mengerti.

"Ya, ya, ya! Xinnuo, cepat, berenang lagi," Bos Lei sudah bersimbah keringat. Ia diam-diam menatap Wu Xing dengan suram, mengisyaratkan agar Wu Xing berhenti ikut campur. Mereka sedang berurusan dengan orang yang tidak boleh mereka singgung. Apa maksud perkataan seorang pelatih seperti dia?

Yang harus disalahkan karena tidak tahu tempat adalah He Xinnuo. Usahanya untuk menjilat Tuan Muda Lu sudah keterlaluan hingga akhirnya ia justru menyinggungnya!

Wu Xing sekarang sangat cemas; ia hanya bisa mengertakkan giginya. Meski ia ingin menimpali perkataan Bos Lei, ia tidak berani. Ia hanya bisa melihat ke arah Xinnuo dengan tatapan khawatir. Ia benar-benar mengurus He Xinnuo dengan sangat hati-hati. Tapi tak ada yang bisa ia lakukan ketika melihat He Xinnuo masuk ke dalam kolam sekali lagi. Kalau ia tahu akhirnya akan seperti ini, ia tidak akan mengusulkan He Xinnuo sebagai perenang terbaik di nomor 1.500 meter.

Setelah berpikir beberapa saat, ia berbicara pada Lu Yanchen dengan lembut, "Tuan Muda Lu, sebenarnya masih ada beberapa orang siswa saya yang lainnya, yang juga perenang baik di nomor 1.500 meter."

Sambil menyesap tehnya, Lu Yanchen bersikap seperti tidak mendengar apa-apa. Sedikit ragu, Wu Xing memutuskan untuk lanjut bicara, "Shi Guang juga berenang dengan cepat di nomor 1.500 meter. Apakah Anda ingin melihat renang Shi Guang?"

Ia benar-benar tidak peduli. Jika ini terus berlanjut, He Xinnuo akan habis.

Mudah bagi seseorang untuk terkena cedera otot karena latihan yang terlalu dipaksakan. Kalau tidak pulih dengan benar, mereka mungkin tidak akan bisa berenang selamanya.

Pria tampan namun dingin ini meliriknya selama sepersekian detik. Kedua matanya dalam dan keras, mata yang tidak dapat dibaca. Saat itu juga, jantung Wu Xing tiba-tiba berdegup sangat cepat. Entah kenapa, ia dapat merasakan aura membunuh yang kejam, seperti ada sisi tajam pisau yang keluar dari mata pria ini. Tubuhnya membeku seketika. Saat dapat menggerakkan kembali tubuhnya, Lu Yanchen telah mengalihkan tatapannya ke arah Shi Guang.

'Ia menyetujui saranku!' Jantung Wu Xing nyaris melompat keluar dari mulutnya. Di sisi lain kolam renang, Shi Guang dengan refleks menggigit bibirnya.

Kenapa dia memperhatikan Shi Guang? Tidak mungkin, 'kan, dia berpikir untuk meminta Shi Guang berenang?

Berenang satu atau dua kali sepanjang 1.500 meter tidak masalah bagi Shi Guang. Tapi ia takut Lu Yanchen akan menyuruhnya berenang berkali-kali.

Ia mempersulit He Xinnuo karena ia percaya pada perempuan itu, 'kan? Ia sudah yakin kalau He Xinnuo-lah yang mengirimkan semua pesan itu, 'kan? Kalau begitu... harusnya ia tidak... ya, 'kan?

Bibir Lu Yanchen membentuk senyum mengejek, sebelum ia menoleh ke belakang dengan ekspresi kecewa. "Aku sudah pernah melihatnya. Staminanya bagus, tapi postur tubuhnya saat berenang sungguh jelek."

Shi Guang kehabisan kata-kata. Sejak kapan posturnya jelek? Semua yang pernah melihatnya berenang pasti berkata renangnya menakjubkan!