Yang Sitong merasa kebingungan. Tak hanya dipukuli, ia juga dihina. Ia benar-benar merasa seperti sedang mengalami kesedihan paling dalam di dunia.
Ia membelalak ke arah Shi Guang seperti seorang musuh bebuyutan sembari menjejakkan kaki dan meraung, "Kau hanya bersikap sok kuat karena kau punya Lu Yanchen yang mendukungmu! Kau lebih baik tunggu dan lihat saja—tidak mudah menikah dengan keluarga kaya! Lu Yanchen hanya bermain-main denganmu! Seberapapun hebatnya kau berpura-pura, jati dirimu yang jelek pada akhirnya akan terungkap suatu hari nanti!"
Jati dirimu yang jelek?
Kata-kata itu terasa sangat ironis bagi Shi Guang, dan ia membalas dengan dingin, "Tidak mudah untuk menikah? Itu bagimu. Sedangkan bagiku? Aku sudah menikah dengan Lu Yanchen."
Yang Sitong begitu murka sampai tubuhnya gemetar karena marah—kata-kata itulah yang menusuk tepat ke dalam hatinya, membuatnya meraung dengan tawa terbahak-bahak.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com