"Astaga, Kak! Kau cari mati, ya!" Bagian itu adalah salah satu kelemahan Yenny. Hanya colekan saja bisa membuatnya tidak tahan. Segera saja, dia melawan dan langsung menerjang Sinta. Kakak beradik itu bertengkar, seperti di masa lalu. Mereka bahkan saling mencakar.
Tepat pada saat itu, pintu tiba-tiba terbuka.
"Oke, sudah selesai. Nanti saya akan mengirimkan sampel untuk diperiksa! Lalu kalau sudah sesuai, saya akan mengirimkan bayarannya. Besok kami akan mampir dan mengambilnya…." Ketika Andi masuk, dia tercengang melihat perilaku aneh kakak beradik itu. Dia berkata, "Kalian sedang apa?"
"Bukan apa-apa!" Keduanya langsung menggelengkan kepala pada saat yang sama.
"Yang benar? Bukan karena ingin menghindari pertanyaanku?" Tentu saja Andi tidak suka ikut campur ketika istrinya sedang mengobrol. Bahkan sebagai suami. Kedua kakak beradik itu mungkin sedang mengobrol dengan seru, dan akan buruk jika Andi mengganggu mereka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com