webnovel

Siapa Kita?

Hanya mengisahkan bagaimana perjalanan kita, tentang hubungan kita, yang tak jelas akan dibawa kemana.

beelliz · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
2 Chs

1. As Enemy?

Semuanya berawal dari kelas 1 SMA, dimana pada saat itu kita sebagai siswa baru masih menyesuaikan diri.

Gadis itu tetap mempunyai banyak teman walaupun di minggu pertama ia bersekolah.

Teng.. teng..

Bel berbunyi, menandakan semua siswa harus masuk kelas. Baru minggu pertama, tentunya masih banyak yang harus beradaptasi, tak terkecuali Nessa, yah.. walaupun dia sudah mempunyai banyak teman, tak sedikit pula yang masih belum ia kenal.

Termasuk teman laki-laki yang ada di kelasnya.

Wanita berumur 30an yang masih kelihatan fresh dan elegan itu masuk ke dalam kelas, bu Grace selaku wali kelas X MIPA 1 tersebut.

Saat bu Grace masuk kelas, semuanya terdiam.

"Daniel Alexander Riv, ada di kelas?" bu Grace membuka suara.

Sejak hari pertama sekolah, Daniel selalu membuat ulah. Mulai dari bolos MPLS hingga dua hari kemarin ia tidak hadir tanpa keterangan. Bagaimana mungkin siswa baru berani melakukan hal seperti itu?

Nessa tau bahwa Daniel sudah menjadi incaran guru dari hari pertama sekolah, namun ia tak terlalu memikirkannya, karena ia tak mengenal Daniel.

"Keyla Nessa Leova,"

"Hadir, bu"

Seluruh ruangan tertawa, mereka mentertawakan Nessa yang menjawab "Hadir, bu". Semua ini karena Nessa melamun tak jelas tentang anak berandal bernama Daniel itu, ia jadi tak fokus.

"Sial," gumam Nessa.

"Jangan melamun ya, kamu dengar perintah saya tadi?" tanya bu Grace.

Nessa masih kebingungan, bu Grace melepas kacamata minusnya yang masih terlihat elegan itu.

"Panggil Daniel yang sekarang masih menjalankan hukumannya di toilet laki-laki," perintah bu Grace.

Nessa terkejut, mengapa dia? Kenapa harus dia yang berurusan dengan anak berandal itu? Gadis berwajah manis jika tersenyum itu menghembuskam napasnya.

"Sekarang, bu?"

"Kamu kira besok? Ya sekarang lah," ucap bu Grace dengan logat bataknya.

Sharon, teman sebangku Nessa tertawa kecil melihat Nessa diberi perintah konyol itu.

"Ketawa lagi lo," sinis pelan Nessa pada Sharon.

•••

"Daniel? Bagus sih namanya, tapi kelakuannya kek dajjal, masa iya minggu pertama sekolah udah bolos?" Nessa mengomel kecil selama berjalan di koridor menuju toilet laki-laki.

"Gue ga pernah sih terlalu perhatiin tuh anak, udah lupa gimana mukanya, waduh gimana kalo gue beneran lupa trus ga tau gimana rupanya dia," gumam gadis berkucir satu itu.

Sesampainya ia di depan toilet laki-laki, ia berteriak agar suaranya sampai ke dalam toilet.

"Daniel Alexander Riv! Ada di dalam?" teriaknya.

Sementara di sisi lain, Daniel masih membersihkan toilet, merasa ada yang memanggil namanya, ia pun keluar.

Saat keluar, Daniel terkejut melihat Nessa.

"Siapa lo? Ngapain cewek ada di depan toilet cowok? Mesum ya lo?" cerocos Daniel.

"Eh mulut lo sembarangan ya, tuh disuruh wali kelas balik lagi ke kelas," sinis Nessa.

"Males ah, di sini aja gue," kata Daniel sambil mengusap rambutnya yang sedikit basah.

"Ya gue ga peduli sih, tapi masalahnya gue yang disuruh manggil lo, ntar kalo lo ga balik gue yang kena, udah ah ga usah sok kegantengan gitu deh," omel gadis yang tingginya bisa terbilang jauh dari tinggi Daniel itu.

"Ribet banget sih lo, yaudah bolos bareng, nih bantuin gue bersihin toilet," ucap Daniel sambil memberikan kain pel pada Nessa.

"Dih, najis. Letakkin tuh semua, balik ke kelas," ucap Nessa sambil menutup hidungnya.

"Gegayaan banget lo, gue bilang ga mau ya ga mau, ngerti ga?"

"Ga,"

Nessa menghembuskan napasnya, kemudian menarik paksa Daniel menuju kelas X MIPA 1.

"Kok bisa anak macem lo masuk IPA," kata Nessa sambil masih menarik Daniel.

"Ngeremehin lo ya, lepasin ah!" Daniel berontak, namun entah kenapa ia tak bisa melepaskan tangannya dari Nessa.

"Diem, nanti kalo gue lepas lo malah kabur lagi," omel Nessa.

Daniel pun pasrah.

Sesampainya mereka di kelas, mereka terkejut karena bu Grace sudah tidak ada lagi di kelas.

"Nipu gue ya lo!" marah Daniel.

Nessa tak menghiraukan Daniel dan bertanya pada Sharon.

"Shar, bu Grace kemana?"

"Barusan pergi, Ness. Ada urusan mendadak," kata Sharon yang masih fokus berkaca.

"Wah, bagus banget lo ya udah pandai nipu orang," Daniel melipat tangannya di depan dada.

"Heh! Siapa juga yang nipu, lo tanya temen-temen yang lain tadi ada bu Grace," cerocos Nessa.

"Ah udahlah!" final Daniel.

Nessa ingin duduk di kursinya, namun ditahan oleh Sharon.

"Lo dipindahin sama bu Grace," ucap Sharon.

"Eh, dipindahin kemana?"

Sharon menunjuk meja paling depan.

"What? Kok paling depan sih?!"

"Biar lo fokus katanya, udah sana lumayan kan duduk sama Daniel," suruh Sharon sambil tersenyum menggoda.

Daniel memang duduk paling depan sejak 3 hari yang lalu karena Daniel sering tertidur di kelas.

"Ngaco ah, ga mau gue," Nessa duduk di atas meja Sharon.

"Bagus banget lo ya dudukin meja suci gue," omel Sharon.

"Biarin,"

Nessa mendecak sebal, kemudian dengan terpaksa menuju meja paling depan yang dimana Daniel masih tertidur di meja.

Nessa menjauhkan mejanya dengan Daniel dengan keras, membuat Daniel terbangun.

"Apa lagi urusan gue sama lo," sinis Daniel.

"Minggir jauh-jauh, jangan salah paham lo ya, gue dipindahin sama bu Grace kesini," ucap Nessa pasrah sambil menggeraikan rambut ikalnya.

"Serah lo,"

Daniel kembali membaringkan kepalanya di atas meja.

"Orang gaje!" celetuk Nessa.

•••

Saat ini Nessa ingin mengutuk dirinya sendiri, tidak di sekolah, tidak di luar sekolah, masih saja berhubungan dengan Daniel.

Karena mereka sedang mengerjakan tugas kelompok bersama di rumah Daniel.

"Lo yang kerjain ya, gue mau nge-game," ucap Daniel sambil berbaring di sofa.

"Enak aja," sinis Nessa.

"Udah bagus-bagus di rumah gue, gue kasi lo password wifi segala macem, tuh ada juga cemilan, masih nolak lo?" jelas Daniel.

"Gue kesini bukan mau ngemis ya," Nessa melemparkan pulpennya ke Daniel.

"Eh temen barunya Niel ya?"

Tiba-tiba suara perempuan paruh baya dengan aura elegan itu datang membawa cemilan lagi untuk Daniel dan Nessa.

Nessa mendadak manis karena ia sangat kaget akan kedatangan wanita itu, Jessica.

"Hai, tante," ramah Nessa.

"Wah, baru pertama kali loh Niel ajak temen kerumah, siapa nama kamu?" ucap Jessica ramah.

"Nessa tante, kita cuman ngerjain tugas kelompok aja kok," jelas Nessa.

"Berdua?"

"Iya, Ma. Soalnya tadi tugasnya untuk temen sebangku," jawab Daniel.

"Jadi kalian sebangku?"

"Bukan gitu sih tante, tadi saya dipindahin wali kelas untuk sebangku sama Daniel," jelas Nessa dengan tujan agar Jessica tak salah paham.

"Biasa, Ma. Anaknya ga pernah dengerin guru makanya dipindahin ke depan," kata Daniel.

Nessa menatap Daniel dengan tajam.

"Yaudah, tante tinggal dulu ya, baik-baik sama temennya, Niel,"

Jessica pun beranjak dari ruang tamu.

"Apa lo! Nih kerjain," sinis Nessa.