Tanpa menunda-nunda kepergian. Aku langsung keluar rumah dengan mobil bersama mbak Mina. Mbak Mina berposisi dudukan di samping kemudi, di sebelahku. Dia banyak celopar jika sudah membahas apa yang menjadi keahliannya.
Mulutnya terus berkomat-kamit tentang pembahasan cara menanam, perawatan, hingga membuat bunga tetap tumbuh dengan subur.
Aku sesekali memperhatikan gerak-gerik tangan mbak Mina, lalu fokus ke depan jalan. Sekali lagi, mbak Mina tidak berhenti bercakapan.
"Yang penting jangan lupa dikasih pupuk secara berkala, Non. Jadi bunganya bisa tambah banyak."
"Oh, iya, ya, Mbak. Sebentar lagi kita bakalan sampe."
"Nah, kita mending masuk lewat sono, Non."
Aku segera mengambil tindakan petunjuk mbak Mina yang ikut memarkirkan mobil di antara banyaknya mobil. Kami berhenti, di antara banyaknya orang-orang. Kerumunan yang bertumpuk membuat diriku jadi merasa cemas.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com