Kenangan masa lalu itu terungkap. Mataku mulai memperhatikan seputar bola mata pupil yang bergeming, kendur, lagi menawan. Segala penglihatanku diarahkan ke dalam tatapan itu.
"Benar! Lo pemuda itu. Yang selalu datang buat nguji kesabaran gue."
"Dan lo termasuk gadis yang nggak pernah nyerah dari perlawanan. Gue salut, lo bisa gabung sama klub remaja pas lagi main basket. Seumur begitu mana berani." Jose mencecahku, menghamburkan lamunanku dengan sebuah kibasan tangan.
Aku menjatuhkan segala pandanganku, membungkuk layaknya orang malu.
"Lucu banget tau." Jose dengan cekekehannya.
Kotak itu kembali berpindah ke sisi sebelahnya, bersembunyi di balik punggung samping. Aku melihat dua gelas kosong, dengan botolan minuman dingin, camilan dalam bungkusan tersaji rapi di depan sana.
Jose tidak menunggu aba-aba dariku, dia langsung menuangkan minuman ke dalam gelas kosong. Kemudian, menyodorkannya kepadaku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com