Sorotan mataku begitu dalam, seluruhnya terfokus pada posisi depan. Namun, yang kulihat di depan bukanlah orang lain, melainkan bayangan mereka dalam semu. Tubuhku duduk dengan gagah, tegak, dengan dua tangan saling terjatuh ke atas lutut bersila.
Aku mulai menggerakkan bibir serasi dengan cerita yang kubawakan. Baru saja memulai kalimat tadi, bulu kudukku seakan berdiri tegak, aliran darah seakan terhenti tepat si posisi tekuk kepala.
Alangkah nyali ciut bila diteruskan untuk bercerita. Mereka mulai mengepalkan tangan masing-masing, sambil menekukkan badan membungkuk.
"Mereka tidak terlihat, tidak juga memiliki bayangan. Tapi, mereka bisa dilihat oleh orang dikehendakinya."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com