Jose melumat lembut bibirku. Rasanya cukup kering, perlahan-lahan membasah. Tanganku sontak mendorong tubuhnya hingga terpental ringan ke posisinya berada. Jose terengah pelan, merundukkan pandangannya sambil menopang tangan di badan setir kemudi.
Sementara aku, hanya dapat merasakan sisa dari lumatan bibirnya. Kali ini yang aku rasakan adalah kenangan tentang lumatan lembutnya. Entah apa yang dilakukan oleh pria ini? Dia seperti arigator yang memangsa sesuka hati.
Reptil yang selalu menyerang dengan gigi paling tajam. Jose mirip dengan tingkah hewan tersebut.
"Kenapa? Kenapa lo selalu mendorong bibir itu ke gue?"
Aku meruntuhkan kepalaku, tidak kuasa yang dihadapiku sekarang. Bukan senang, tapi malah memilukan bagiku. Aku berseru tangis di dalam mobil, menutupi seluruh bagian wajahku dengan telapak tangan.
Airnya tumpah dan lengket di antara jemariku. Tapi aku tidak peduli karena seringkali aku dibuat seperti wanita lugu dan bodoh.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com